Chapter 31 : The News

3.6K 221 3
                                    

ZAKI

Aku menutup layar laptopku dengan sedikit keras dan mengumpat pelan. DAMN!!!! Why can't I take him away from my head?! Kenapa aku harus selalu teringat dia setiap saat?!! Aku bahkan hampir bisa mengingat bagaimana dia bergerak di ruang kerja rumahku ini. Suaranya terdengar seperti sebuah gema dari masa lalu yang terus terngiang. Aku mungkin bisa menyebutkan dengan pasti, benda apa saja yang pernah dia pegang dalam ruangan ini. How sick is that?!

Aku memejamkan mataku dengan kesal. God!!! Aku bisa melihat sosoknya saat terakhir kali kami bertemu di kantin. Bagaimana aku bisa melihat bentuk tubuhnya yang terbungkus kaos tipis sialan waktu itu. Bagaimana puting dadanya yang tampak membayang. Bagaimana pikiran berkelebat cepat, membayangkan bagaimana aku bisa dengan pasti meraba ataupun mengulumnya dibalik pembungkus yang nyaris transparan itu.

WHAT THE.............!!!!!

Mataku sontan terbuka nyalang! Aku mungkin akan benar-benar membutuhkan psikiater kalau aku membiarkan hal ini berlanjut! pikirku kesal. Aku harus bisa mengenyahkan dia dan kembali berkonsentrasi pada pekerjaanku yang lebih penting. Hari minggu besok ulang tahun Pak Liem Hwa. hampir semua persiapan telah selesai. Tapi aku masih belum menerima kabar dari Regha. Aku meraih ponselku dan mencari nomornya.

"Aku menghubunginya karena pekerjaan. Tak ada hubungannya dengan masalah pribadi. It's work! Just about work!!" gumamku

Aku mendesah. Great!! Now I'm talking to myself like a loony! batinku dan cepat-cepat menekan tombol dial. Ingin segera mengakhiri keresahanku.

"Ya, haloo?" sapa Regha dari seberang. Aku bisa mendengar suara berisik yang jadi latar. Dan seperti ada suara kendaraan besar. Aku mengerutkan dahi.

"It's me," kataku singkat, "I just........."

"Ki, sudah siap? I am hungry," cetus Anna yang tiba-tiba muncul didepan pintu. Aku mengangkat tanganku untuk menahannya.

"Bagaimana semuanya?" tanyaku langsung.

"APAAA?!! SORRY, GA DENGER!" kata Regha agak berteriak.

"BAGAIMANA SEMUANYAA?!!!" ganti aku yang sedikit mengeraskan suara.

"HAMPIR!!! EH ITU HAMPIR JATOOHH!!!"

Terdengar suara berisik. Campuran antara teriakan beberapa orang dan kendaraan. Sekilas kudengar suara Regha yang memanggil Regi. Lalu kembali teriakan dan kata-kata samar yang tak bisa kutangkap.

"Halo? Zaki?!"

Aku mengerutkan dahi saat mendengar suara Regi yang menyapaku, "Regi?"

"Regha lagi bantuin angkut parcel ke truk," jelasnya singkat.

"Semua sudah beres?" tanyaku.

"Eeeuuuhh............ Honestly? Kurang 20 parcel lagi yang belu kami selesaikan. Tapi jangan khawatir," tukasnya cepat,
"Semua orang membantu disini. Ada Kak Alvian, Mas Rizky, Ari dan juga teman-teman kost Regha yang lain. Kami pasti akan..."

"Rizky?!!" potongku sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, "He's there?"

Dia diam sejenak dan tak langsung menjawabnya, "Eeuuhh........."

"Regi?!!" tegurku..

"Eerr...... Yes. He's here. Tap.."

Aku sudah menutup ponselku dan menoleh ke arah Anna, "Would it be okay if we're a little bit late? Aku harus segera ke tempat Regha. Ada sesuatu yang harus ku urus," kataku dan langsung melangkah melewatinya.

"Huh? Yeah. Sure," jawabnya dan segera mengikutiku meski terlihat bingung.

DAMN!! Apa. yang dilakukan Rizky disana? Apa Regha yang memanggilnya? Karena kalau memang benar, akan kupastikan dia segera kembali ke rumahnya. I don't need him to do shit for me! GOSH!!! Hanya dengan memikirkannya saja aku sudah kesal. Sebaiknya Regha memiliki alasan yang bagus saat ku tanya nanti.

Memoirs : The Triangle [ BoyXBoy] [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang