Chapter 4 : One Step Closer

4.8K 330 3
                                    

REGHA

Hari ini kerjaku jadi berantakan! Beberapa kali aku salah meletakkan pesanan pelanggan rumah makan. Koordinasi antara pikiran, pendengaran dan gerak kakiku bener2 gak nyambung. Ada orang pesen air putih aku kasih aer kobokan. Orang pesen es campur, aku kasih kopi pahit. Paling parah ada yg pesen ayam lalapan malah aku kasih tumis kangkung! Semua itu diperparah oleh kehadiran Mas Rizky! Hari ini Bu Indri tidak masuk krn ada keperluan. Jadi Mas Rizky yg ngegantiin beliau jaga kasir. Kehadiran Mas Rizky selalu membuatku gugup.

Putra tunggal Bu Indri itu orang yg pendiam, jarang sekali berbicara. Sosoknya yang tinggi besar membuatnya tampak mengintimidasi. Wajahnya yg selalu datar dan acuh justru membuatnya semakin tampak misterius. Meski sebetulnya dia orang yg menarik. Padahal aku saja yg cowok bisa kasih nilai tinggi pada fisiknya.

Mas Rizky berkulit putih bersih, dg wajah mulus yg sepertinya tak pernah sekalipun berjerawat. Raut mukanya tenang dan sulit ditebak, dg bibir yg herannya, selalu tampak kemerahan basah. Brewok dan kumisnya selalu tercukur dan menyisakan warna kebiruan yg membuatnya terlihat dewasa. Tubuhnya tinggi besar dan tegap. Kelihatan banget rajin nge gym.

Di rumah Bu Indri memang ada bbrp alat olahraga yg sepertinya dia manfaatkan dg maksimal. Ditunjang dg tinggi tubuhnya yg 180 lebih, sosoknya jadi menakjubkan. Gaya berpakaiannya yg rapi cukup bikin aku minder. Baju2 yg dia pakai selalu tampak pas dan apik, seakan-akan memang dibuat khusus untuknya.

Beda banget sama aku. Mati2an buat tampil gaul, jatohnya malah alay gak jelas. Sikapnya yg berwibawa membuat aku kagum dan sering meniru tingkahnya. Kemampuan otaknya pun bikin iri berat. Buktinya dia bisa masuk fakultas kedokteran UGM. Cuman itu tadi! Orangnya irit banget ngomongnya. Bikin segan kalo kita mau berakrab ria. Kita ngomong panjang kaya kereta api express, dia jawabnya sependek bemo. Ngomong seperlunya aja. Aku sendiri lebih memilih menjauh darinya. Lebih senang memperhatikannya dari jauh dan. . .

PRAANGG!!!

Aku terpaku diam ditempatku berdiri. Baki dg dua piring nasi goreng yg kubawa tiba2 saja jatuh dengan suara keras. Isinya berserakan dikakiku. Anehnya, aku hanya diam dengan begonya dan memandang kekacauan yg kubuat dg tatapan kosong tak sadar.

"Regha!" panggilan sedikit keras dari belakangku membuatku terjingkat. Tatapan Mas Rizky yg tajam membuatku seolah-olah ditampar dg tiba2.

"M-MAAF Mas!!" pekikku nyaring dengan suara yg terdengar aneh. Aku celingukan bingung. Tahu kalau aku harus membersihkan makanan dibawahku. Tapi aku tak tahu harus bagaimana memulai atau dengan apa aku melakukannya. Gumaman bbrp pelanggan yg ada disekitarku hampir2 tak kudengar.

"Gha?!" panggil Mas Rizky lagi, kali ini dg nada menegur yg membuatku tanpa sadar menelan ludah! Aku mengangkat wajahku untuk bertemu dg tatapannya.

"Ikut aku! Andy, bisa tolong bereskan? Tita, tolong jaga kasir sebentar!" pinta Mas Rizky pada Andy yg jg hanya mampu diam dibelakangnya. Andy mengangguk cepat dan segera meraih sapu dan peralatan bebersih lainnya. Mas Rizky memberiku isyarat untuk mengikutinya. Mati gue! pikirku melas. Aku tak punya pilihan lain selain mengikutinya kebelakang. Mas Rizky terus melangkah hingga keluar dari pintu belakang rumah makan. Aku jg keluar dengan kepala tertunduk lemas. Setelah aku sampai diluar, Mas Rizky menutup pintu dibelakangku.

"Katakan ada masalah apa?" tanya Mas Rizky langsung.

"Sa-saya nggak sengaja M-mas. Nggak tahu ke-kenapa bisa jatuh dan. . . ."

"Aku sudah perhatikan dari tadi kamu sama sekali nggak konsen kerjanya. Beberapa kali salah bawa pesanan pelanggan. Sampai makanan tadi kamu jatuhkan. Krn itu pasti ada sesuatu yg kamu pikirkan. Katakan ada masalah apa sebenarnya!

Memoirs : The Triangle [ BoyXBoy] [Completed] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang