46 - Rencana

75.7K 7.9K 550
                                    

Aldrich dan Almeera update!

Assalamualaikum dan selamat pagi...

Yang rindu mana suaranyaaa?

***

"Hey, I'm sorry, are you okay?"

Aldrich memutuskan tatapan dari Ashley ke pecahan piring di bawah kakinya. Beberapa orang yang tadinya sedang berbincang di sofa ruang tengah menghampirinya dengan tergopoh – gopoh.

"Ada apa Aldrich? Maasyaa Allah..."

Aldrich menatap mereka dengan tak enak hati. Mas Ali bergegas ke dapur untuk mengambil sekop dan kain pel, sementara Chris dan Yusuf menggiring Aldrich menuju sofa diikuti Ashley dan Kyai Muhsin dengan tatapan khawatir di belakangnya.

"Hati – hati itu belingnya..." Kyai Muhsin memperingati.

"Wait, Aldrich, what happen to your hand?" Ashley bertanya begitu mereka sudah duduk diatas sofa. Aldrich langsung meremas tangan kirinya yang tiba – tiba kembali gemetar. Mungkin bagi orang awam hal kecil itu tak terlihat, tapi bagi Ashley yang notabene adalah seorang dokter bisa melihat dengan jelas kalau tangan pria itu sedang tak baik – baik saja.

Christian yang duduk di samping Aldrich langsung menyambar tangan Aldrich dan memperhatikan tangan itu dengan seksama. Raut santainya lantas berubah serius begitu dilihatnya tangan Aldrich yang masih gemetar.

"Hold my hand..." perintahnya.

Aldrich menurut setelah menatap satu persatu orang yang berada disana. Chris menyuruhnya untuk meremas dengan keras, tapi bagi tangan Aldrich yang sedang dalam kondisi lemah, meremas tangan Chris jelas bukan hal yang mudah.

"Ada apa ini?" Axel tiba – tiba datang disusul oleh Almeera dan mbak Shafiyah. Ketiga wanita itu tampak heran begitu melihat Aldrich yang duduk dikelilingi oleh Christian, Yusuf, Pak Kyai dan Ashley.

"Brother, what happen to you? Kenapa lo tiba – tiba diapit begini?"

Aldrich hanya diam, Kyai Muhsin-lah yang menjawab pertanyaan Axel. "Aldrich tadi tiba – tiba menjatuhkan piring, dan tangannya tiba – tiba gemetaran begitu. Itu sedang diperiksa oleh Chris."

"Astaghfirullah...Are you okay?" Axel buru – buru berjongkok di depan kakaknya dengan raut panik. Gadis itu meneliti jemari kakaknya yang tadi digenggam oleh Chris dengan khawatir.

"I'm fine, noisy..." Aldrich menarik tangannya dan terkekeh pelan. Ia melirik sedikit kearah Almeera dan ternyata gadis itu juga sedang menatapnya dengan tatapan menyiratkan kekhawatiran.

"No, you are not fine..." kata Christian. "You should see doctor immadiately, man! I assume you have trouble in your hand or nerve. Do you ever had an accident in the past? Your hand broken or something?"

Aldrich lagi – lagi diam. Ia malah menatap Almeera yang saat ini menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan. Yang jelas Aldrich bisa melihat ada rasa bersalah bercampur kecemasan di bola mata kecoklatannya.

"Yes, yes he is." Axel menjawab pertanyaan Christian dengan cepat. "Dia pernah mengalami kecelakaan dan dioperasi besar – besaran tiga tahun yang lalu. Tapi hasil check up terakhir kali menyatakan bahwa dia sudah sepenuhnya pulih."

"Efek kecelakaan yang luar biasa tak hanya timbul diawal – awal masa pemulihan, Ms. Ada juga yang mengalaminya setelah bertahun – tahun kemudian. Jadi saran saya, Your brother harus cepat – cepat dibawa ke rumah sakit untuk di cek kembali. Seandainya ada masalah bisa ditangani dengan cepat." terang Christian dalam bahasa inggris.

Assalamualaikum Almeera (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang