Berita tentang kepulangan Axel dari Amerika hari ini benar - benar membuat Eyang dan Papa heboh. Kedua pria beda generasi itu tak sabar untuk bertemu dengan princess tersayang keluarga mereka. Papa sampai menelpon Axel berkali - kali untuk mengkonfirmasi berita itu. Sementara Eyang sampai menunda perjalanan bisnisnya ke Dubai karena kepulangan cucunya itu. Tapi euforia itu tak berlaku bagi Aldrich. Kepulangan adiknya itu lebih tepatnya menjadi 'nightmare' bagi pria itu.
Kenapa? Bukannya dia menyayangi Axel melebihi siapapun didunia ini?
Benar! Tapi karena itu jugalah ia merasa frustasi setiap kali berhadapan dengan adiknya itu. ia sangat menyayangi Axel, hanya saja adiknya itu punya tabiat yang lebih kurang sama dengan Eyangnya, keras kepala dan tak mau kalah. Dia harus siap - siap untuk sakit kepala menghadapi Axel!
Hampir satu jam Aldrich menunggu Axel di International Arrival bandara Soekarno Hatta. Para penumpang yang dijadwalkan tiba dari Amerika sudah keluar sejak tadi, tapi bayangan adiknya itu tak tampak sama sekali. Aldrich mulai ragu Axel memang benar - benar pulang hari ini. Jangan - jangan gadis nakal itu hanya mengerjainya. Who knows? It's Axel, ok?
Baru saja ia merogoh ponsel dari saku untuk menelpon Papanya, tiba - tiba matanya menangkap sesosok gadis mendorong troli barang bawaannya keluar dari pintu arrival dengan gaya elegan berjalan kearahnya. Gadis itu mengenakan kaos putih bertuliskan WIDE WORLD dipadukan dengan blazer chanel selutut berwarna abu - abu. Juga skinny jeans warna hitam dan boots stiletto merk Zara yang terpasang di kakinya dengan pas. Handbag Gucci yang tersampir dibahunya senada dengan scarf biru muda yang membalut wajahnya.
Aldrich memicingkan matanya. Sekilas perempuan itu tampak seperti Axel-nya. Tingginya, cara berjalannya, kulit putihnya... Tapi Axel-nya tidak berhijab. Dan ia tak bisa memastikan karena wajah perempuan itu ditutupi oleh kacamata hitam. Bisa saja itu hanya seseorang yang mirip dengan Axel.
Gadis itu menghentikan langkahnya kemudian mengitari pandangannya ke arah orang - orang yang menjemput penumpang sepertinya. Begitu matanya bertemu dengan orang yang dicarinya, gadis itu langsung tersenyum lebar dan kembali melangkah dengan semangat.
"Hi brother... " Sapanya begitu sampai didepan Aldrich.
Aldrich mengangkat alis. Jadi benar yang didepannya ini benar - benar Axel?
"It's me, your Axelia Gianna Adyastha..." Axel membuka kacamata hitam yang membingkai wajahnya dengan dramatis kemudian menubruk tubuh Aldrich dengan keras sampai pria itu terhuyung dan terbatuk beberapa kali. Rindu sekali rasanya pada kakaknya yang dingin ini. Sudah hampir dua tahun dia tak pulang. Biasanya Papa, Eyang atau kakaknya lah yang mengunjunginya ke Amerika.
"Huh... Glad to be back! I miss you..." Kata Axel begitu pelukan mereka terlepas.
Aldrich masih termangu ditempatnya.
"What?"
"You look... " Aldrich menggeleng seraya menggerakkan kedua tangannya didepan tubuh Axel. Berusaha mencari kata yang sesuai melihat perubahan adiknya itu.
"Beautiful, I know..." Kata Axel santai.
Gadis itu mengibaskan jilbabnya didepan wajah Aldrich, kemudian terkikik geli meninggalkan pria itu bersama troli barangnya yang menggunung.
Aldrich menggeleng - gelengkan kepalanya. Adiknya itu tak pernah berubah dari dulu. Cerewet dan bossy. Jangan lupa dengan percaya dirinya yang selangit!
***
Selama perjalanan menuju rumah, Axel masih saja sibuk bercerita. Gadis itu seakan tak kelelahan setelah naik pesawat selama belasan jam dari benua Paman Sam, membuat Aldrich pusing sendiri melayani ocehannya. Apa jetlag versi Axel berbeda dengan kebanyakan orang lainnya?
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Almeera (SELESAI)
SpiritualBagi Aldrich Adyastha yang memiliki segalanya, memenangkan pertaruhan dengan ketiga sahabatnya untuk mendapatkan seorang Azkayra Almeera tentu bukanlah perkara sulit. Cukup petik jari, sudah dipastikan gadis itu bertekuk lutut di bawah kakinya. Seti...