PROLOGUE

4.3K 325 11
                                    





Teeeet~

Bunyi bel pulang sekolah menggema diseluruh ruangan.

Tak berapa lama murid-murid mulai berhamburan keluar dari dalam kelas.

"Jihoon. Hari ini aku akan pulang bersama mu"

Ucap gadis cantik dengan rambut terurai Indah pada gadis bertubuh tambun disampingnya.

"Bukankah kau akan pulang dengan Samuel?"
Tanyanya.

"Tidak. Aku sudah mengatakan padanya untuk tidak usah menjemputku"

"Daehwi, sudah kukatakan berulang kali padamu. Pulanglah dengannya saja aku bisa pulang sendiri"

Terlihat hembusan nafas dari bibir si gadis cantik tersebut.

"Sejujurnya aku khawatir padamu jihoon. Setiap kau pulang sendirian pasti mereka akan membully mu"

Gadis bertubuh gempal tersenyum manis.

"Kau tak usah mengkhawatirkanku. Lagi pula aku baik-baik saja kok"

"Pokoknya aku akan pulang denganmu!"

Gadis cantik itu menarik tangan si gadis bertubuh tambun.

Tin tin.

Baru beberapa langkah mereka bejalan, sebuah bunyi klakson sukses membuah langkah mereka terhenti.

Seorang pria dengan wajah kebarat-baratan tersenyum tampan kearah mereka.

"Nah pangeranmu sudah datang, naik dan pulanglah dengannya"

"Tidak mau. Aku ingin pulang denganmu"

Gadis bertubuh gempal tersenyum simpul.

"Aku bisa pulang sendiri daehwi. Tidak usah mengkhawatirkanku. Lihat apa kau tega dengannya yang masih Setia menunggumu"

Gadis cantik tersebut menatap pria yang masih duduk di motor nya.
Lalu kembali menatap gadis didepannya dengan tatapan ragu.

"Tidak usah mengkhawatirkanku"
Ucapnya dengan yakin.

Si gadis cantik mengigit bibir nya tanda bimbang.

"B-baiklah tapi ingat. Jika kau terluka lagi aku benar-benar tidak akan memaafkan diriku sendiri".

Gadis bertubuh gempal tersenyum lebar.

Kemudian gadis cantik tersebut mulai melangkahkan kakinya menuju pria itu.

"Jihoon hati-hati"

"Seharus nya aku yang mengatakan itu, hati-hati dijalan. Samuel jaga dia dengan baik"

Pria tersebut mengacungkan jempolnya.

"Itu pasti"

Kemudian mereka mulai meninggal kan halaman sekolah dengan motornya.

Setelah memastikan sahabatnya pulang dengan baik.

Gadis bertubuh tambun tersebut mulai melangkahkan kakinya untuk pulang.

Namun tiga orang gadis menghalangi jalannya.

Air muka gadis bertubuh gempal tersebut berubah ketakutan.

Salah satu gadis diantara mereka memberikan beberapa buku tebal didepan gadis yang tengah ketakutan dengan kasar.

"Kerjakan tugas kita!"
Ucapnya dengan santai.

"T-tapi aku-"
Ucapan gadis bertubuh gempal terpotong karena salah satu dari tiga gadis itu menarik tubuhnya dengan kasar.

Mereka berjalan dengan cepat menuju salah satu kamar mandi.







Brak!




"SUDAH KU KATAKAN JANGAN MELAWANKU!"

Gadis berambut blonde dengan tatapan marah menarik kasar rambut gadis bertubuh tambun didepannya.

Tanpa ampun ia terus menarik secara kasar rambut hitam gadis tersebut.

"M-maaf kan aku a-aku-"
Ucap nya dengan suara bergetar.
Air mulai mengalir dari pelupuk matanya.

"DAN SUDAH KU KATAKAN BEBERAPA KALI PADAMU JANGAN MENDEKATI GUANLIN LAGI! APA KAU TIDAK PUNYA TELINGA HAH?!"

Gadis bertubuh gempal tersebut tidak mampu menjawab dan mulai terisak.

"JAWAB BODOH! APA KAU JUGA BISU?"

gadis lainya mulai menendang tubuh bergetar itu secara bertubi-tubi.

"Oh.. Jadi kau sekarang bisu? Baiklah ayo teman-teman kita tinggal kan orang bisu ini disini tak ada gunanya kita bicara dengan orang bisu seperti dia!"

Gadis berambut blonde tersenyum miring.

"Kau.. "
Ia kemudian menarik dengan kasar dagu gadis bertubuh gempal tersebut.

"..Jika besok tugas kita tidak selesai, siap-siap besok kau akan habis di tangan kita"

Mereka akhirnya pergi dari kamar mandi tersebut dengan angkuhnya meninggalkan seorang dengan tangisan pilu nya.

"Hiks.. "

'Ini benar-benar sakit... '

'Aku sudah tidak kuat lagi.. '

Ia terus terisak tanpa menyadari seseorang tengah berjalan menuju dirinya.

Setelah merasa ada sebuah kaki jenjang didepannya, gadis bertubuh gempal tersebut mendongakkan kepalanya dengan pelan.

Ia menatap manik mata jernih lelaki didepannya.

Kemudian lelaki tersebut berjongkok mensejajarkan dirinya dengan si gadis.

Ia mengulurkan tangannya untuk mengusap jejak air mata yang ada dipipi gadis tersebut.




"Jangan menangis.. Aku akan selalu bersamamu"

Mereka menatap dalam mata masing-masing cukup lama.

Sampai akhirnya lelaki tersebut terlihat mengangkat tubuh gempal gadis tersebut.

Tanpa merasa keberatan, ia berjalan meninggal kan kamar mandi tersebut dengan gadis bertubuh gempal yang masih terisak dalam gendongan si pria.













20 vote for PART 1 🍀

Next or Delete?

CHANGED | Panwink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang