Changed : 25

874 104 3
                                    









Sihoon melangkahkan kakinya cepat menuju kelasnya. Koridor sudah mulai sepi. Itu karena bel masuk suda berbunyi 2 menit yang lalu.

Ketika melewati tangga sihoon tak sengaja menabrak seseorang karena dirinya yang terus menunduk sepanjang jalan.

Beruntung seseorang itu menahan belakang tubuhnya. Dan sihoon dapat melihat seseorang itu yang ternyata adalah haknyeon. Teman sebangku nya.

"Sihoon apa kau baik-baik saja? Ada apa dengan mu?" tanya lelaki berkaca mata itu ketika melihat raut wajah sihoon yang terlihat tidak baik.

"A-aku tidak apa-apa haknyeon. Sebaiknya kita ke kelas. Kita sudah terlambat"

Sihoon berjalan mendahului haknyeon.
Haknyeon yang melihat ada yang tak beres dengan gadis itu mengerutkan keningnya bingung kemudian ia segera naik untuk menuju kelasnya.










"Permisi"

Sihoon menyembulkan kepalanya dari balik pintu.
Beruntung ia tak melihat keberadaan guru didepan kelas.

Ia memasuki kelas dengan haknyeon dibelakangnya.

"Astaga sihoon kau terlihat buruk hari ini. Apa kau baik-baik saja?" tanya daehwi ketika sihoon baru saja mendudukan dirinya di kursi.

"T-tentu saja aku baik" sihoon berusaha menyembunyikan raut wajah sedihnya dengan berpura-pura tersenyum didepan daehwi.

"Tapi matamu sembab"

Daehwi menunjuk mata sihoon.

"T-tidak. Semalam aku menonton drama kesukaanku dan sungguh itu sangat menyedihkan kau tahu"
Ucap sihoon bohong.

Daehwi mengamati raut wajah sihoon. Ia merasa ada yang tak beres. Tetapi ia tak mau memusingkan hal itu.

"Kau benar. Aku juga menontonnya semalam. Ketika si pria meninggal karena kecelakaan dan membuat si gadis bersedih sepanjang hari nya. Itu sungguh membuat hatiku ikut menangis. Aku tak bisa membayangkan jika berada di posisi gadis itu"
Daehwi mencoba menceritakan drama yang ditonton nya semalam dengan antusias.

Sihoon hanya tersenyum kecil mendengar cerita dari gadis itu.

Sungguh. Sihoon tak mengerti dengan drama itu. Ia hanya mengarang saja. Dan sihoon bahkan tak suka menonton drama.

Tak lama kemudian pintu kelas terbuka dan terlihat seorang pria dengan pakaian khas guru nya masuk dengan langkah lebar.

Itu guru park.

Dan sihoon tahu itu.
Guru matematika yang dulu sihoon sering bertanya padanya ketika ia tak memahami rumus-rumus yang terlihat membingungkan bagi sihoon.

Sihoon mulai menyimak pembicaraan guru itu didepan kelas.




Namun..





Entah kenapa matanya beralih pada seorang yang tengah menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan.

Itu guanlin.

Sihoon dengan cepat mengalihkan pandangannya kembali pada guru yang tengah berbicara didepan mencoba mengabaikan tatapan dari guanlin.
















To be continued

CHANGED | Panwink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang