Changed : 20

990 115 5
                                        













Guanlin menyeret kakinya masuk kedalam dengan langkah gontai. Ia baru saja mengantar ibunya ke bandara untuk kembali ke china, dan malam hari ia baru saja sampai di apartemen nya.

Setelah melepas sepatunya, ia berjalan menuju ke dapur mengambil sesuatu untuk sekedar menghilangkan rasa haus nya.
Guanlin mengambil satu botol minuman dingin tetapi ia tak melihat sesuatu yang lainnya di lemari pendingin itu padahal ia juga tengah kelaparan saat ini

Guanlin menghembuskan nafas nya kasar. Tak butuh waktu lama, ia menenggak habis minuman itu kedalam kerongkongan nya lalu ia kembali berjalan keluar apartemen untuk menghilangkan rasa lapar diperutnya.

Jarak dari apartemen nya dan kedai makanan ditempuhnya dalam waktu sekitar 10 menitan, ia pun segera memasuki kedai makanan yang terlihat cukup ramai oleh pelanggan itu.

"Bibi. Kupesan 1 ramen pedas untuk dibawa pulang"

"Baik"

Sembari menunggu pesanan nya dibuat, guanlin menundukan dirinya disalah satu kursi yang kosong seraya memainkan ponselnya.
Ia berniat menelepon ibunya.

"Hallo ibu"
Ucap guanlin ketika dirasa ponselnya telah tersambung dengan ibunya.

"Hallo sayang"
Sahut ibu guanlin dari seberang telepon.

"Ibu. Apa pesawat nya sudah lepas landas?"

"Belum sayang. Delay penerbangan kali ini cukup lama tapi tenang, ibu sudah memasuki pesawat. Dan beberapa menit lagi pesawat akan segera lepas landas"

"Harusnya aku masih menemani ibu disana"

"Tidak sayang. besok kau masuk sekolah dan ibu tak mau kau nantinya terlambat"

Sedang nyamannya ia berbincang dengan ibunya ditelepon, Mata guanlin menangkap seorang yang tidak terasa asing baginya.
Ia mengamati dengan lekat seseorang itu berharap ia tak salah mengira.
Tetapi benar.

Itu sihoon.

Dan..

Daniel.

Ia mengerutkan keningnya bingung.

"Sayang. Apa kau baik disana?"

Suara ibunya dari seberang telepon mengembalikan atensinya.

"Ah i-iya ibu aku baik. Oh iya lain kali aku telepon lagi, jaga kesehatanmu selamat malam"

"Baiklah. Jaga kesehatanmu juga. Ibu tak mau kau sakit. Selamat malam ibu menyayangimu"

Telepon dimatikan sepihak oleh guanlin. Kemudian ia kembali mengalihkan perhatiannya pada dua orang yang terlihat tengah bercanda itu.

'Mereka terlihat begitu akrab'

'Apa mereka saling berhubungan?'

Beberapa pertanyaan itu seketika berputar-putar dalam otaknya.

Tak berapa lama seorang wanita menghampiri guanlin dengan satu kantong makanan di tangannya.

"Ini nak pesananmu"

"Eh iya bibi terimakasih"
Guanlin menerima kantong makanan itu seraya memberikan beberapa lembar uang pada bibi itu.

Guanlin masih duduk terdiam cukup lama di kedai itu dengan masih mengamati dua orang yang terlihat tengah memakan ramen.
Entah kenapa ia begitu penasaran dengan mereka sampai rasa lapar diperutnya seketika menghilang.


















'Sebenarnya.. Siapa sihoon? Dan siapa Daniel?'

















To be continued

CHANGED | Panwink [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang