7.Khawatir?

184 10 2
                                    


Up lagi nih ☺☺.
Ok sampai chapter ini belum juga ada yang baca tapi its okay. Karena aku yakin bakalan ada yang baca.

______________________________________

"Kamu apa-apa an sih Rel?!" Ucapku berusaha melepaskan cekalaan tanganku darinya.

"Lu tau kan Rio bukan cowok baik-baik!" Bentak Farrel.

"Dia bukan Rio yang kemarin, lagian dia juga udah minta maaf kok," Ujarku. Tanganku masih ditarik olehnya hingga sampai ke parkiran mall.

"Segampang itu? Harga diri lu tuh hampir jatuh gara-gara dia!!" Bentaknya.

Aku hanya menghembuskan nafasku berat aku sudah biasa dengan sikap Farrel yang ketus

"Iya aku salah. Tapi, nggak ada salahnya kan maafin dia?" Ucapku sambil menerima helm darinya.

"Lu tuh dah dibutain sama cinta!" Ucapnya menaiki motor. Aku masih tetap berdiri di tempat.

"Aku nggak suka sama dia," Ucapku. Ia malah menatapku datar, "Perasaan itu dah lama hilang. Lagian aku sikapnya sama Fa—" Farrel menaikkan satu alisnya.

"Fathir," Jawabku sambil menunduk dan mengigit bibir bawah ku.

"Shila pulang sama siapa?" Tanyaku sambil memakai helm.

"Sama Dhea. Keselamatan lu lebih penting. Naik!"jawabnya.

Aku merasakan sesuatu yang berbeda kenyamanan itu datang lagi, saat aku bersama Farrel. Farrel memang sepupuku. Tapi, aku tak bisa menampik bahwa rasa itu masih sama seperti yang dulu. Rasa dimana aku bisa tersenyum lagi, tertawa, kesal, marah atas sikapnya yang sulit ditebak dan berubah-ubah dalam satu hari.

Farrel mirip bunglon. Dia memang biasa saja. Tapi, ada daya tarik tersendiri dari Farrel.

Aku tersadar akan lamunanku. Farrel milik Shila selamanya akan seperti itu.

*

Ruangan bergaya monokrom mendominasi mataku. Bernuansa EXO. Semuanya komplit, aku yakin dia EXO-L sejati.

"Nayla kamu kalau capek tidur aja," Ucap seseorang yang duduk bersandar di kepala kasur sambil membuka laptopnya.

Aku hanya menggangukkan kepala kepada seseorang dengan kemeja kotak-kotak merahnya.

"Kakak, izin nyetel lagu EXO ya?" Tanyanya.

"Kok kakak nanya gitu? itukan hak kakak," Jawabku.

"Kali aja kamu nggak suka k-pop," Ucapnya. Lalu lagu growl milik EXO terdengar.

"Suka kok!" Jawabku lalu membuka handphone lebih tepatnya room chat antara aku dan Shila.

"BTS? Army?" Tanyanya. Aku. Menganggukkan kepalaku dengan semangat.

Aku menutup room chat aku dengan Shila setelah aku mengirimkan beberapa pesan kepadanya.

"Andai aku bisa kayak kakak," Lontar ku, "Punya kamar yang kayak gini nunjukkin kalau kita tuh fans sejati mereka," Lanjutku.

"Fans memang kayak gitu untuk idolanya. Tapi, lalu kita nggak bisa jangan dipaksa. Usaha boleh tapi jangan nyiksa diri," Kak Intan tersenyum kearah ku.

"Fans sejati itu, nggak harus kok ngoleksi barang-barang idolanya walaupun rasanya janggal. Cukup kita naruh nama mereka dihati kita pasti mereka dah seneng. Dan jangan membangun sesuatu dari fisik tapi dari prestasi, sifat dan sikap," Lanjut kak Intan

"Makasih kak!" Aku Memeluknya kak Intan sangat jauh berbeda dengan Farrel.

"Kak, Farrel mana?" Tanyaku melepas pelukan.

"Futsal," Jawab kak Intan memutar lagu love shoot EXO.





Mianhae kalau menemukan typo bertebaran

Revisi 7

Be My Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang