44.Perpisahan dan sebuah Gift

89 2 0
                                    


"Wid, lu nanti jangan lupain kita ya,jangan sombong lu! Awas aja nanti kalau sombong!" Pinta Amel lebih tepatnya mengancam.

"Widya.. Thanks for everything," Lirih ku memeluknya.

Kami saling tersenyum menikmati hari terakhir bersama dengan mereka.

"Gw jadi terhura kan,tanggung jawab lu!" Lontar Widya menghapus air matanya.

"Biarin lah,nikmatin guys!" Jawab Amel, "Kalian berdua lanjut mana?" Tanya Widya.

"Gw sih sekolah kakak gw dulu," Jawabku.

"Di sekolah SMA 1 Bakti bangsa? Lu Mel? " Tanya Widya.

"Sama. Abis nya gw juga binggung. Sekalian gw nemenin si shireen, kasian masih jomblo," Jawab Amel yang membuatku kesal.

"Bodo!" Lontar ku berlalu pergi, "Yah ngambek kan!" Lirih Widya.

*

Bruuk..

"Eh sorry aku nggak sengaja," Lirih seorang laki-laki se angkatan ku. Ia dia adalah anak baru yang konon katanya idola siswi SMP ku.

"I'm okay," Jawabku sambil membersihkan bajuku yang Basah terkena jus jeruk.

"Pake ini Reen," Ucapan seorang wanita memberikanku sebuah tissue, "Thanks Lisa."

"Kamu yang namanya Shireen?" Tanya cowok yang selalu bersama Lisa dimanapun berada kecuali, toilet wanita.

"Iya,ada apa ya?" Tanyaku, "Nggak ada apa-apa kok. Kenalin nama aku Artharva,Panggil aja Artha," Jawabnya sambil menyodorkan tangan.

"Gw Widya!" Bukan aku yang membalas sodoran tangan Artha. Melainkan Widya, "Gw Amel."

"Kalian ngapain ke sini?" Tanyaku ketus.

"Biarin."

"Lagipula lu juga nggak perlu ngenalin diri Shireen, Artha kan dah tau nama lu,ya kan?" Tanya amel ke Artha, laki-laki itu hanya mengangguk.

"Lisa?" Panggil seseorang, "Eh ada pak ketos. Pagi pak!" Ucap Widya tersenyum lebar.

"Ini dah siang Widya,Aneh lu!" Lontar Rafi, "Yeuh lawak dikit boleh kali!" Ucap Amel ketus.

"Oh ya kalian mau pada lanjut mana?" Tanya Lisa mengubah atmosfer yang mulai memanas, dasar Amel.

"Gw mau ke Bandung. Sekalian ngurus perkebunan stroberi," Jawab Widya.

"Lu punya kebon stroberi Wid?" Tanya Amel heboh, "Wagelaseh lu dah punya perternakan, perkebunan juga lagi. Salut gw,ntar lu gede jadi petani ok!" Lanjut Amel asal.

"Ya nggak jadi petani juga kali Mel,Aneh lu!" Lontar Widya kesal.

"Kalau gw sama Shireen sih ke SMA 1 bakti bangsa. Yah semoga aja kita jadi famous,secara kan kak Vano mantam kapten tim basket yang tampan tiada tara," Ucap Amel mendramatisir.

"Pansos lu!" Jawab ku.

"Nggak kakak,nggak adek tuh mulut tajem banget sering diamplas apa mbak?" Lontar Amel,semua tertawa kecuali aku.

"Oh ya kalau kalian?" Tanyaku.

"Kalau aku sama Artha bakalan sekolah di Garuda Bangsa Nasional High School," Jawab Lisa, sekolah itu, sekolah elite depan SMP ku.

"Rafi?" Tak ada jawaban lelaki itu ia hanya tersenyum.

"Gw duluan ya. Bye!" Ucapnya lalu berlalu pergi.

Hening.

I can make it right... Allright

Aku segera mengambil handphone ku. Bunda menelfon. Ah aku tahu besok kakak harus pergi. Baiklah.

"Siapa Reen?" Tanya Lisa, "Bunda."

"Salam buat Āyí Kinar ya!" Ucap Lisa.

"Ok!" Jawabku

Setelah pamit undur diri,aku menghampiri Bunda yang tengah tersenyum ke arahku sambil merentangkan tangannya.

"Bunda,Shireen kan bukan anak tk lagi!" Lontar ku kesal.

"Iya deh Bunda minta maaf ya,tapi bener nggak mau dipeluk bunda?" Tanya bunda mengoda.

"Mianhae Bunda," Aku berhamburan ke pelukan Bunda.

"Bunda tadi Lisa titip salam buat Bunda," Ucapku

"Iya Walaikumsalam. Oh ya sayang besok kita hadir ke pernikahan Yímā
Alice. Mau ikutt?" Tanya Bunda menatap ku.

"Yímā Alice mau nikah lagi sama paman Ryan?" Tanyaku,Bunda mengangguk.

"Memangnya wài dan wàigōng setuju?" Tanyaku lagi.

"Awalnya memang sulit tapi mereka akhirnya menyetujuinya."

"Shireen nggak mau ikut deh Bunda, Kak Vano nggak ikut," Lontar ku lesu.

"Kata siapa?Kakak perginya masih lama. Waktu kamu mau masuk SMA lagipula kakak juga dokumen nya udah diurusin sama temen kakak," Ucap kak Vano menampakkan diri dari dalam mobil.

"Kak Vano!" Ucapku memeluk tubuh lelaki itu.

"Adik kakak,udah lulus SMP aja nih!" Ledek kak Vano

"Nyebelin!"

"Biarin nanti juga kak Vano ngangenin," Jawabnya, "Bunda.. " Lirih ku.

"Kebiasaan lu ngadu nggak jelas!" Jawab kak Vano menahan kesal.

"Ekhem, Garing kriuk krees, K*be" Lontar seseorang,aku tersenyum.

"Ayah... Mana kadonya?" Tagih ku, "Yah maaf sayang, Papah nggak bawa " Aku mengerucutkan bibir ku ,kesal.

"Bercanda kok. Lusa kita ke london, "Lanjut Ayah membuatku mengerutkan kening, "Ngapain?" Tanyaku binggung.

"Nonton konser lah," Jawab kak Vano.

"Konser?"

"BTS!" Seru Ayah, Bunda dan kak Vano.

"Beneran? Shireen seneng banget, Shireen mimpikan?Bangun! Yeay, ketemu bias,Yeay!!!" Aku langsung memeluk Ayah, Bunda dan kakak.

"Makasih ya,Shireen seneng banget!" Lontar ku.

"Yes... Ketemu pacar yuhuuuu."

"Tapi nggak cuma nonton konser 14 hari setelahnya kita balik lagi ke Busan," Lontar Bunda.

"Ngapain lagi?" Tanyaku binggung.

"Fanmeeting. 2 minggu nanti kita jalan-jalan sayang di Korea," Jelas Bunda.

Aku meloncat loncat kegirangan, "Shireen seneng banget,Makasih ya Allah. Doa Shireen terkabul," Lontarku sambil terus tersenyum kegirangan.

______________________________________

Ada yang iri nggak sama Shireen? Author yang bikin aja iri. Boro-boro nonton konser. Apa daya author yang army modal kuota. Hhhhh mmmm

Sedih akutuh. Lupakan

Tinggal 1 part lagi yuu uhh huuu....

Maaf bila banyak typo bertebaran.

Salam hangat author

Vote?
Revisi 44

Be My Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang