13.Hujan

147 7 1
                                    


Disinilah aku berdiri. Di pinggir lapangan futsal seharusnya dari 1 jam yang lalu aku sudah berada di kasur empuk ku.

"Hai cantik?" Goda sesorang. Aku memutar bola mataku malas.

"Apa?!" Jawabku sekenanya nya.

"Judes amat sih neng," Ucapnya mengkritik.

"Bukannya dibales.  Hai juga ganteng,"Lontar nya sedikit mengoda.

"Nungguin Farrel?" Lanjutnya.aku hanya mengangguk.

"Pulang sama aku yuk!" Pintanya.

"Dia pulang sama gw!" Ucap seseorang dibelakangku. Aku hanya menghembuskan nafasku kasar. Bt.

"Lu masih main. Lagian dia pacar GW!" Bela Fathir menekankan kata gw.

"Gw dah diamanahi sama nyokap gw buat anter dia," Lontar Farrel.

Aku lebih memilih membuka aplikasi instagram dibandingkan mendengar percepatan mereka.

"Dia dah nunggu  sejam disini. Terus lu nyuruh dia nunggu lagi?!" Ucap Fathir.

"Tau apa lu?!"Sinis Farrel.

"Gw tau lebih tentang lu dan tentang perasaan lu sama—" Ucapan Fathir terputus. Karena mendapatkan tatapan tajam dari Farrel.

Farrel menarik tanganku paksa hingga ke parkiran.

*

"Turun!" Ucapnya ketika kami baru 1/2 perjalanan.

"TURUN!!" bentaknya kesal.

"Tap—" Farrel sudah berlalu meninggalkanku dipinggir jalan. Aku terdiam sesaat.

Ketika rintik demi rintik air hujan menyentuh kulitku aku tersadar dan segera mencari tempat teduh. Di sebuah kios kosong disana banyak yang sama seperti ku meneduhkan dari derasnya air hujan.

"Hachimmmm," Sudah sekian kalinya aku bersin.

"Hachimm!" Aku masih terus bermain. Aku tipikal orang nggak kuat dingin. Aku akan terus bersin sama seperti saat ini.

"Bersin sekali lagi dapet jaket nih!" Lontar seseorang. Aku menengok kearahnya.

"Hachim!" Aku menutup area hitung dan mulutku dengan kedua telapak tanganku.

"Misi mbak punya tissue nggak?" Tanya Rio kepada seorang wanita yang menggunakan masker.

"Mana tangan lu?" Ucapnya.

Aku menyodorkan kedua telapak tanganku. Membiarkan rio  mengusapkan tissue itu di telapak tanganku dengan lembut.

"Thanks," Lontar ku

Ia melampirkan jaket navy ke bahuku
"Dah mendingan?" Tanyanya.

"Iya," Balas ku mengangguk lemah.

"Pulang yuk!  Hujannya dah reda," Ucapnya mengenggam tanganku lembut. Orang-orang yang sedang meneduhkan menatap kearah kami

'So sweet ya mereka?'

'Masih kecil dah pegangan tangan gimana nanti dah gede,'

'Anak jaman sekarang saya juga binggung,'

'Jomblo mah cuma gigit jari,'

"Yo, kamu nggak pake jaket. Ini dingin banget lho! Apalagi nanti kalau dijalan," Ucapku yang melihat Rio dengan baju putih lengan pendeknya.

"Lagian jaketnya kan dipake lu," Jawabnya lalu menaiki motor milik nya tersebut.

"Lebih baik gw yang ngerasain dingin. Karena gw nggak mau lu kedinginan," Lanjutnya tersenyum kearahku.

"Lu mau tau gimana caranya biar gw nggak kedinginan?" Tanyanya, "Peluk gw!" Lontarnya tersenyum jahil.

"Rio!"

"Bercanda sayang," Ucapnya tersenyum. "Ayo pulang!" Lanjutnya.

______________________________________

Maaf ya para readers kalau kalian menemukan typo typo yang menyebalkan.... Harap di maklumkan

Jangan lupakan vote karena vote itu gratis nggak bayar

Salam hangat author..... Selamat  membaca cerita selanjutnya☺

Revisi 13

Be My Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang