23.BFF

113 6 0
                                    


"Thanks ya,Thir," Ucapku menatap Fathir

"Hai Nayla?" Sapa Rio yang mendatangiku ketika aku dan Fathir sedang berbincang di taman sekolah

"Hai," Balasku sambil tersenyum singkat.

Fathir hanya terdiam memandang tak suka Rio. Kenapa suasananya menjadi awkward?

"Eh si pelakor lagi diapelin sama 2 cowok nih,Bahagia banget kayaknya," Lontar Dea menatap sinis ke arah ku.

"Eh cabe,ada apa?" Lontar Riva yang saat ini sudah ada di sampingku.

"Ngomong apa lu barusan?!" Tanya Dea tak suka.

"Cabe. C. A. B. E. Kurang jelas?!" Nyiyir Riva.

Dea geram setengah mati. Ia berancang - ancang hendak menampar Riva. Tapi tangan itu segera kutahan.

"Selagi bisa diselesain kenapa harus pake kekerasan?" Tanyaku mencoba setenang mungkin agar tidak terpancing emosi.

"Diem lu pho!?" Bentak Shila menatap tajam ke arahku.

Aku terkejut setahu ku Shila adalah gadis yang lembut,Ia tak pernah berbicara kasar bahkan membentak tapi Shila berubah 180°

"Lu maunya apa?" Tanya Fathir kesal

"Temen lu ups maksudnya pacar lu,Si Nayla itu menderita!!" Jawab Shila memainkan kukunya yang tampak berkilau.

"Bocah banget!" Umpat Rio.

"Tapi gw bakal pastiin si pho itu  menderita!!" Jawab Dea sakartis.

"Kita adain debat aja,Ya sejenis klarifikasi?" Usul Rio.

"Tapi gimana Farrel?" Tanyaku.

"Gw setuju!" Lontar seseorang di belakangku, "Besok pulang sekolah!" Lanjut Farrel.

"Ok gw setuju,Gw bakal bawa anak hitz ter famous di sekolah ini," Lontar Dea tersenyum meremehkan.

"Gw keberatan!" Ucapku tak terima.

"Lu takut, Bitch?!" Tanya Dea tersenyum miring.

"Nggak seharusnya semua orang tau!" Jawabku. Shila tak menjawab ia asik bercermin sambil bedakan.

"Nggak semua orang tau kalau lu tih pelakor? Ck,Dah lah De, cabut kuy. Hawa sini panas banget,Mending meny pedy dulu!" Lontar Shila berlalu pergi.

"Inget bakal ada Dara!" Bisik Shila tepat ditelingaku.

Badanku lemas rasanya mendengar nama itu aku ingin menjauh dari masalah ini,Semua makin runyam. Pandanganku dan Farrel bertemu tatapan bersalah tercetak jelas dari wajah Farrel,Aku membuang muka tak ingin melihat wajahnya,Saat aku ingin menatapnya ia telah pergi.

"Tenang Nay, kita semua ada disini," Lontar Riva,Aku segera memeluknya.

"Iya Nay,be strong!" Lontar Rio,  "Kok gw nggak dipeluk sih? " Tanya Rio tak setuju lalu mengerucutkan bibirnya persis Bebek.

"Najis modus!" Sindir Fathir. "Lu mau dipeluk kan?" Tanya Fathir.

"Mau, Tapi nggak sama lu kan? " Rio balik tanya.

"Dikira gw homo apa?!" Jawab Fathir kesal.

"Terus sama siapa?" Tanya Rio berharap.

"Tuh tembok! Kasian kedinginan," Jawab Fathir lalu berlalu pergi, sedangkan Rio menggerutu kesal.

"Oh ya Nay, aku pergi dulu ya,Bye!" Ucap Rio memberikan wing nya untukku.

"Kok gw geli ya Nay?" Tanya Riva mengusap lengan nya.

Aku hanya tersenyum.

"Cakepan ge oppa Chan yeol kemana-mana,Ditambah senyum Jimin yang seksi nan menggoda," Ucap Riva menutup mata membayangkan kedua bias nya tersebut.

"Maruk lu!"ucapku menoyor kepala nya pelan.

"Biar, Jimin suami gw sedangkan Chan Yeol  selingkuhan gw!" Ucap Riva berlari menjauh memeluk tembok.

"Kelamaan jomblo sih lu!" Ledek ku pergi meninggalkan Riva.

"Naaaayyyyyylllllllllaaaaaa!!!!!!"teriak Riva.

Namamya jga fangirl

Jan lupa vote

Revisi 23

Be My Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang