14.Dara

148 8 1
                                    

Tatapan tajam menyambutku ketika aku keluar kelas. Tatapan itu ulah Dara dan ke 4 temannya.

"Gw mau ngomong sama lu!" Ucapnya tak lupa memberiku tatapan dingin.

"Ada apa?" Tanyaku. Sebenarnya aku sudah tau maksud kedatangannya ke kelas ku, tapi sekedar basa basi biasa.

"Jangan munafik!!" Lontar teman Dara berkulit sawo matang.

"Gw binggung sama lu. Kan udah punya Fathir tapi lu deketin cowok lain," jelasnya membuat ku mengerut kan dahi.

"Jadi cewek jangan murahan!!" Ucap Dara sukses ingin membuat ku hendak menampar nya.

"Gw nggak murahan, lagian mereka aja yang ngedeketin bukan gw!" Belaku.

"Oh ok!" Hanya itu yang terlontar dari mulut Dara.

"Seharusnya lu ngerti. Cowok mana sih yang rela ceweknya jalan sama cowok lain?" Ucap Rina, kalau tidak salah ia menyukai teman sekelas nya itu, Fathir.

"Walaupun Fathir nggak ngomong sama lu. Di hatinya paling dalam dia cemburu!" timpal Anya memandang ku sinis.

"Gini deh langsung ke inti!" Ucap Dara malas.

"Lu kemarin pulang bareng Rio kan?" Tanyanya, Aku hanya menganggukkan kepalaku.

"Dia sekarang di UKS, kesono gih!" Lanjutnya.

"Kenapa nggak lu aja?" Tanyaku menatap nya, sedangkan dia merotasi kan kedua bola mata nya.

"Dia perlu lu! Mau lu disitu! Dan semua itu ulah lu! Lu harus tanggung jawab!!" lanjut Dara,Lalu berlalu pergi dengan teman-temannya.

Aku segera bergegas menuju UKS tempat dimana Rio berada.

"Assalamu'alaikum," Ucapku membuka ruang UKS. Mataku tertuju pada seorang siswa yang tengah memejamkan matanya. Sepertinya ia sedang tertidur nyenyak.

"Waalaikumsalam," Jawab Rio membuka matanya, "Thanks ya udah kesini," Ucapnya sambil tersenyum. Aku lalu beranjak untuk mengambil minum.

"Mau kemana?" Tanyanya mengikuti pergerakan ku lewat pandangan nya.

"Mau ambil minum," Jawabku, setelah terisi penuh aku menyodorkan mug putih kepada Rio.

"Get well soon!" Ucapnya membaca tulisan di mug itu,  "Makasih," Lanjutnya.

"Untuk?" Tanyaku.

"Everything," Jawabnya lalu tersenyum.

Aku duduk dikursi disamping ranjang putih. Ia menatapku.

"Nay, aku nyesel pernah nyia-nyiain kamu. Jujur rasa yang pernah kamu rasakan sekarang aku rasain," Ujarnya. Aku hanya diam tak perduli.

"Karma memang berlaku ya. Sekarang aku ngerasain sakitnya cinta bertepuk sebelah tangan," Lanjut Rio

"Nggak ada yang namanya karma,yo!" Jawabku.

"Terus rasa ini dan sikap acuh kamu itu apa ,Nay?" Tanyanya.

"Kadang bisa aja aku suka kamu tapi--- Untuk beberapa waktu kemudian ketika aku dah capek aku bakal berhenti. Perasaan itu mudah berubah ,yo," Jawabku.

Rio hanya tersenyum.

"Maaf dulu aku salah," Ujarnya.

"Hmmmm, itu emang dah takdir Rio. Thanks kamu pernah ada di hidupku memberikan warna," Ucapku.

"Warna yang membuat kamu terluka?" Tanyanya yang tak sepenuh nya benar dan salah.

"Jangan bahas ya yo. Please," Pintaku.

Hening.

"Kamu tau aku sakit dari Dara ya?" Tanyanya. Aku hanya menganggukkan kepalaku.

"Dara ngomong apa aja tadi?" Tanyanya menatapku intens. Aku hanya mengelenggkan kepala.

"Kamu kenapa?" Tanyanya khawatir

"Nggak papa kok!" Jawabku mencoba tersenyum, senyum palsu tentu nya.

Aku bangkit berdiri ingin ke kelas karena bel istirahat.

"Thanks!" Ucapnya mencekal lenganku lembut. Aku berbalik ke arahnya lalu tersenyum samar.

"Aku tadi dah bilang sama Dara buat berhenti ngarepin aku lagi karena aku sayang nya sama kamu," Aku hanya tersenyum.

"Dari senyummu kamu ragu kan? Nggak papa kok," Lanjutnya.

"Permisi. Assalamualaikum," Ucapku menutup pintu UKS pelan.

"Waalaikumsalam," Lirih Rio tersenyum nanar.

______________________________________

Hai....maafkan aku guys aku jarang up..... Mian

Tadi dah baca kan? ( iyalah aneh).

Makasih buat kalian yang udah mau baca sampai ke chapter 14 ini...

Love readers....

Vote?
Mianhae author bawel banget soal vote soalnya Author nggak mau nasib cerita ini kayak cerita author yang pertama hargai karya orang lain dengan memberi apresiasi

Revisi 14

Be My Love ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang