Aku menatap diriku lewat pantulan cermin besar,Gaun navy selutut berpadu dengan sneakers putih terlihat sangat cocok di tambah rambut panjangku yang dibiarkan tergerai."Nayla ayo nak!" Panggil bunda dari lantai bawah.
"Iya bu!" Jawabku mengambil sling bag simple berwarna hitam.
"Tuan putri cantik banget," Puji ibu.
"Ayah mana bun?" Tanyaku meng alihkan topik pernytaaan bunda,karena sejujur nya aku malu dipuji.
"Ayah dari kantor langsung ke restaurant,Ayo!" Ajak bunda menarik lenganku menuju mobil.
*
"Tuan putri?" Ucap ayah tersenyum ke arahku dan ibu.
Ayah tak sendiri disana ada keluarga Farrel yang tengah menatapku juga. Aku mencium punggung ayah, dan orang tua Farrel,lalu memeluk hangat kak Intan.
Aku duduk disamping Farrel,Karena hanya itu kursi yang tersisa.
"Baik semua kan dah ngumpul kita mulai ya!" Ucap Om Pian.
"Kamu ini Pian, kita kan nggak lagi rapat,Gagal move on dari meeting ya" Goda Ayah tertawa pelan.
Semua tertawa kecuali aku, Farrel dan si kecil Rava.
"Jadi gini Farrel, papah sama Om Iky pengen kalian lebih deket lagi," Aku yang mendengar itu tersedak.
"Minum dulu ,sayang," Lontar ibu memberiku air putih.
"Maksudnya sejenis dijodohin gitu?" Tanyaku.
"Tadinya kita ada niatan gitu ya kan, Ky?" Tanya om Pian menatap ayah.
"Iya,kan lucu aja gitu kita besanan. Tapi saya pikir-pikir lagi ini bukan zaman siti Nurbaya, lagi pula jodoh ditangan Tuhan bukan?" Jawab ayah.
Canggung, Berada di dekat Farrel. Anehnya Farrel hanya diam dan terlihat santai,Seolah kejadian barusan tak terjadi apa-apa.
"Tapi kalau kalian mau pacaran boleh,Apalagi setau saya Farrel jomblo,Kamu juga kan?" Tanya mama Vina.
"Uhuk!" Kali ini Farrel yang tersedak.
"Minum dek!" Lontar kak Intan, Farrel memasang muka datar.
"Orang gw keselek air malah suruh minum!" Jawab Farrel ketus.
"Gimana?" Tanya mama Vina mengabaikan perdebatan kedua anak nya.
"Maaf Bu'le Nayla dah nyaman kayak gini," Jawabku, "Bukannya Nayla mau nolak," Aku menggengam kedua tangan ku erat.
"Berarti kamu suka kan sama si Farrel? Kebetulan Farrel juga,Setiap dia tidur, ngelamun pasti nyebutnya nama kamu," Lontar kak Intan dengan enteng nya.
Hening.
"Ehm, Nayla izin ke toilet dulu, Permisi," Ucapku lalu berjalan menuju toilet, Alasan yang ku buat supaya bisa menjauh sungguh kejadian itu sangat sangat awkward.
Entah sudah seperti apa wajahku, Mungkin merah seperti tomat, Aku malu terus di Pojokkan seperti itu.
______________________________________
Mian.... Bila kalian menemukan typo yang bertebaran....
Sayang readers💕
Jangan lupakan tombol bintang ⭐
Revisi 20
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Love ✅
RomanceC O M P L E T E D untukmu sang pemikat hati..... sebuah perasaan memang harus diungkapkan... maaf aku hanyalah wanita yang ditakdirkan untuk menunggu..... menunggu sebuah kepastian dirimu.... menyatakan bukan hakku.... hingga sebuah perasaan it...