BAB 93

33 3 2
                                    

     Jam menunjukkan pukul tujuh malam, aku ke dapur untuk memasak makan malam. Fikar datang dan menghampiriku.

     "Masak apa ka?" tanya Fikar.

     "Oh ini bikin cumi goreng tepung sama sayur buncis, kamu udah makan?" tanyaku.

     "Oh ini bikin cumi goreng tepung sama sayur buncis, kamu udah makan?" tanyaku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*hanya sebuah ilustrasi gambar

     "Belum ka." jawab Fikar.

     "Ya udah kamu mandi dulu, nanti kita makan sama-sama ya." kataku. Fikar mengangguk, aku menyelesaikan masakan makan malamnya. kemudian aku meletakan di ruang depan, Fikar duduk di depan setelah mandi. Aku memberikan piring kepada Fikar, ia segera mengambil lauk yang sudah aku masak dan menikmati masakanku. Sementara aku memandang makananku dengan tatapan sedikit kosong.

     "Ka Calvin kenapa, ada masalah?" tanya Fikar sambil menatapku.

     "Oh nggak, ayo dimakan, enak gak?" tanyaku sambil menyantap makan malam.

     "Enak ka, makasih ya buat masakannya. Tapi ka Calvin ga bohong kan?" tanya Fikar. Aku hanya terdiam memandang Fikar, aku menceritakan masalah yang ku hadapi saat berbicara bersama Mitha.

     "Ka Calvin yang sabar ya." kata Fikar. Aku mengangguk dan tersenyum.

     "Ya udah abisin makan malamnya, abis itu kita istirahat ya." kataku tersenyum, aku segera menyantap makan malam, Fikar menatap ku dengan rasa iba, ia tau akan kekecewaan yang aku rasakan, namun Fikar tidak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan antara aku dan Mitha.

Setelah makan malam, Fikar membantuku mencuci piring, aku menyapu dan mengepel lantai. Kemudian aku masuk ke kamar untuk menonton televisi disusul Fikar.

     "Kak, are you oke?" tanya Fikar.

     "I'm fine." jawabku sambil tersenyum.
aku segera mengalihkan pandanganku ke televisi, dan kami menonton hingga malam.

     Seminggu telah berlalu, pagi aku dan Fikar sudah siap untuk memulai pekerjaan yang sudah disepakati. Saat tiba di lokasi aku segera memegang kamera, begitupun Fikar yang mempersiapkan diri.
Ketika acara berlangsung aku dan Fikar segera bekerja mengabadikan acara yang meriah, anak-anak yang bermain, bernyanyi, saat berfoto bersama keluarga semua kami abadikan. Selesai acara aku dan Fikar menuju cafe langgannanku.

     "Akhirnya selesai juga, makasih ya ka udah dibantuin." kata Fikar.

     "Sama-sama, gimana seru kan kalo kamu bisa dapet penghasilan tambahan dari keahlian kamu?" tanyaku.

     "Iya ka, lumayan buat aku tabung." kata Fikar.
Kami segera memesan makanan sambil membahas kekurangan dan kelebihan dari acara yang kita terima, mengevaluasi hasil kerja kita sama-sama.

     Setelah selesai makan kami pulang ke kontrakan, aku segera memakirkan mobil Fikar.
Saat di dalam aku segera mandi dan berganti pakaian, aku duduk di kasur sambil membuka laptop, Fikar segera mandi.
Jam menunjukkan pukul tujuh malam, aku dan Fikar masih asik mengedit foto dan video.

     "Fik laper gak?" tanyaku.

     "Belum begitu sih, emang ka Calvin laper?" tanya Fikar.

     "Sama, cuma dari pada nanti kita malem mau tidur kelaperan gimana kalo aku masak?" kataku sambil meletakkan laptop di meja dekat televisi.

     "Ya udah ka, sini aku bantuin." kata Fikar.

     "Eh gak usah, kamu selesaikan aja dulu edit fotonya, biar aku yang masak ya." kataku. Fikar pun mengangguk, kemudian aku memasak membuat makan malam. Ketika selesai aku meletakkan di ruang depan.

     "Fik, udah jadi nih, ayo makan dulu." kataku sambil duduk di lantai. Fikar pun menghampiriku dan duduk bersama.

     "Wah istimewa makan malamnya, makasih kak buat masakannya." kata Fikar.

     "Sama-sama, ya udah kita makan yuk!" kataku.
Aku dan Fikar segera menyantap makan malam yang ku buat sambil membahas pekerjaan. Ketika selesai, Fikar mencuci piring dan aku melanjutkan pekerjaan di laptopku.
Malam semakin larut, saatnya kami beristirahat.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang