BAB 50

43 2 10
                                    

     Terlihat sebuat sebuah cincin berlian bermata satu yang ada di dalam kotaknya. Rania terdiam dan hanya menatap Robin. Fikar pun terkejut sambil tersenyum kepadaku.

     "Sayang, mau kah kamu menikah menjadi pendamping hidupku?" Kata Robin sambil duduk tersenyum.

Tak kuasa Rania meneteskan air mata dan tertegun. segera ia mengangguk dan memeluk Robin dengan erat sambil menangis. Aku dan Fikar bertepuk tangan sambil melihat momet yang sangat indah.

     "Iya aku mau." jawab Rania sambil terus menangis dan memeluk Robin dengan erat.

     "Yeyyy nikah, nikah....!" sorak Fikar Kemudian Fikar dan aku memeluk erat mereka di kamar.

     "Teletubies berpelukan." candaku dan semua tertawa.

Setelah moment yang indah itu, aku dan Fikar duduk di ruangan depan. Rania masih berbicara dengan Robin sambil menyuapkan bubur.

      "Ka, nanti kalau andai ka Robin nikah sama ka Rania, ka Calvin gimana?" tanya Fikar.

    "Gimana apanya?" tanyaku.

    "Kak Calvin kan jadi tinggal sendiri disini., ga punya temen." kata Fikar.

     "Ya ga apa-apa, kamu boleh ko nginep sini, asal ga bobo berdua sama Jihan ya di sini" kataku sambil tersenyum.

     "Hehehe, ia dong ka, aku selalu ingat pesan kaka ko. Pasti aku sering temenin ka Calvin disini kalo ga keberatan." jawab Fikar. Lalu ia memandang foto-foto yang ada di dinding.

     "Aku juga mau di pajang ah kaya gitu di kamar, sama foto tiramisunya hehehe." katanya sambil tertawa.

Tak berapa lama Rania keluar kamar, ditemani Robin.

    "Dek, pulang yuk, kasian mamah sedirian dirumah." kata Rania. Kemudian mereka berpamitan untuk pulang kerumah. Setelah mobil mereka pergi, aku mengunci pintu depan dan masuk ke kamar.

    "Gimana? udah lega sekarang?" tanyaku.

    "Lega dan bahagia banget Vin! makasih banyak ya Vin." kata Robin, aku sambil membuka pelastik berisi buah dan memakannya bersama Robin.

     "Kapan beli cincinya?" tanya ku.

     "Udah kemaren-kemaren sih sebelum ada masalah ini." kata Robin sambil memakan buah jeruk.

     "Terus lu udah siap ngomong sama mamahnya Rania dan keluarga lu?" tanya ku.

     "Iya siap Vin, nanti Rania gua kenalin sama keluarga gua juga."kata Robin.

     "Terus kalau udah nikah kalian tinggal dimana?" tanyaku.

     "Gua bilang, tadinya gua mau cicil rumah, cuma kata Rania sementara tinggal dirumah dia dulu, soalnya dia gak mau jauh dari mamahnya." kata Robin.

     "Ohh gitu, yah semoga semua berjalan lancar ya Rob." kataku.

     "Terus lu sendiri mau tinggal dimana?" tanya Robin.

     "Yaa gua juga mau nyicil rumah tapi sementara gua masih tinggal disini dulu. Masih jauh perjalanan cinta gua Rob, baru awal kenal, belum tau juga jodoh gua siapa."kataku.

     "Kayanya gua bakal buka usaha toko kue deh, jadi saat nanti semua sudah jalan, gua bakal resingn dari kerjaan." kata Robin.

     "Iya, difikir mateng-mateng dulu, konsultasi sama temen kantor lu juga." kataku.

     "Iya sementara kan gua masih nerusin kerjaaan gua yang sekarang." kata Robin.

     "Trus barang-barang kita gimana? mau kita jual terus bagi dua uangnya?" tanyaku.

     "Gak usah Vin, hasil patungan kita kaya kulkas, televisi sama AC buat lu aja. Kalo penghangat nasi, kompor, toaster, peralatan makan dan masak sih lu pake aja. Anggap aja itu kenangan dari gua." kata Robin.

     "Hah serius? lu ga butuh?" tanyaku.

     "Kalo ada rezeki bisa beli lagi ko. Doain gua suatu saat nanti punya usaha bisa sukses." kata Robin.

     "Amin, pasti Rob, gua juga sambil cari-cari peluang kerja yang penghasilannya bisa buat nabung." kataku.

     "Ga nyangka yah cerita hidup kita dari pahit, sampai manis." kata Robin.

     "Hhahah kaya apa?" tanyaku.

     "TIRAMISU!" jawab Robin lantang.

     "Kenceng suara lu sekarang, udah penuh batrenya?" candaku.

     "Aduuhhh masih sakit, pahit mulutnya, pusing." kata Robin dengan nanda memelas.

     "JUAL DERITAAAA.…!" kataku sambil melempar bantal ke badannya. Robin pun tertawa. Kemudian aku segera keluar kamar, untuk membersihkan diri, mencuci piring dan mematikan lampu kamar dan televisi untuk beristirahat disusul oleh Robin.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang