BAB 98

37 3 0
                                    

     Hari sabtu setelah aku pulang kerja aku langsung ke tempat acara, aku bertemu Fikar ia datang membawa kameraku.

     "Udah siap semuanya?" kataku.

     "Udah ka." jawab Fikar.

Ini adalah pekerjaan yang ke tiga kalinya dari Fikar, aku membantu untuk bekerja sama, acara dimulai malam hari, kami segera mempersiapkan diri di restauran tempat acara berlangsung. Kami duduk di sudut ruangan lengkap dengan dekorasi yang sudah disiapkan dari pihak penyelenggara. Kemudian para tamu undangan ingin berfoto dan mengabadikan momen kebersamaan. Fikar sibuk memotret dan aku sibuk langsung mencetak hasil fotonya.

Sampai acara selesai kami mendapatkan konsumsi dari panitya acara. Kami beristirahat sambil menyantap hidangan yang sudah di siapkan. Setelah semua selesai kami segera pulang ke kontrakan. Aku membawa laptop dan kamera, sementara Fikar membawa masuk printer beserta kertas foto ke dalam kamar.

     "Akhirnya selesai juga acaranya. Makasih ya ka bantuannya." kata Fikar.

     "Sama-sama, yang penting mereka puas hasil kerja kita." kataku.

     "Itu property nya masih ada di bagasi mobil." kata Fikar.

     "Iya gak apa-apa kamu simpen rapih-rapih." jawabku.

     "Iya ka, aku udah transfer ya ka pembayarannya." kata Fikar.

     "Iyaa makasih banyak ya Fik, ya udah aku mandi dulu."

Setelah mandi aku menonton televisi, Fikar pun juga mandi dan berganti baju.

     "Besok ka Calvin libur kan?" tanya Fikar.

     "Iya, kenapa Fik?" kataku.

     "Ya gak apa-apa jadi aku ada temennya disini." jawab Fikar. Aku tersenyum, kemudian kami menonton televisi sama-sama, malam semakin larut saatnya aku dan Fikar beristirahat.

     Pagi menunjukan pukul Sepuluh, aku masih menikati hawa dingin di dalam kamar, terdengar rintikan hujan yang turun menambah rasa nyamannya di kasur, ku membuka mata dan ku lihat Fikar melihatku sambil terbalut bedcover yang hangat.

      "Pagi Fik!" kataku sambil mengangkat kedua tangan ku dan menguap, ku peluk guling dan bedcover.

     "Pagi ka Calvin!" jawab Fikar yang asik menggaruk-garukkan kepalanya dan memeluk guling.

     "Nyenyak banget ya tidurnya?" tanyaku.

     "Iya ka, apa karena suara hujan di luar jadi bikin nyaman dan tenang di hati?" kata Fikar sambil melihat ke arah jam dinding.

     "Mungkin, semalem kita kan abis kerja, jadi saatnya badan butuh recovery, kamu gak kangen sama mamah?" tanyaku.

     "Kangen dong kak, tapi biasanya sebelum ke kampus aku kan pulang dulu, pasti ketemu mamah." kata Fikar. Aku mengangguk dan tersenyum.

     "Ka, ko ka Calvin gak pernah cerita masalah keluarganya sih?" tanya Fikar. Aku hanya tersenyum.

     "Kamu mau dengerin cerita keluargaku?" tanyaku sambil tetap memeluk guling.

     "Iya, kan bisa share sama aku, ka Calvin udah kenal sama keluargaku, masa aku gak kenal sama keluarga ka Calvin? kalo ka Robin udah kenal juga sama keluarga ka Calvin?" tanya Fikar.

     "Yah pernah aku kenalin waktu mamahku dateng ke sekolah, tapi gak pernah main ke rumah. Justru aku yang pernah main ke rumah ka Robin." kataku.

     "Oh gitu, terus ka mau sarapan apa kita hari ini?" tanyaku.

     "Apa ya? kamu mau apa?" kataku.

     "Hmm paling roti bakar, olesin mentega sama taburan gula, kopi susu sama omellet aja kali ya." kata Fikar.

     "iya ada sosis tuh di kulkas kalo kamu mau. Kamu laper?" tanyaku.

     "Belum terlalu sih, ka Calvin hari ini mau kemana?" tanya Fikar.

     "Belum ada planning sih, ujan di luar." kataku.

     "Iya sama aku juga." kata Fikar.

     "Emang kamu gak ke rumah Jihan?" tanyaku sambil duduk di kasur dan menyalakan televisi.

     "Nanti kali ka, dia juga pasti lagi bantu ibunya masak sama beres-beres rumah." kataku.

     "Tapi nanti malem aku mau pulang ke rumah mamah." kata Fikar.

     "Oh ya udah, temenin mamah ya?" tanyaku. Fikar mengangguk. Aku segera beranjak dari kasur.

     "Ka Calvin mau kemana?" tanya Fikar.

     "Mau ke toilet, mau ikut? candaku. Fikar pun hanya tertawa sambil menonton televisi.
Saat ku buka pintu depan dan meletakkan sarapan yang telah ku buat aku segera memanggil Fikar. Ia pun keluar kamar dan duduk di ruang depan menikmati suasana hujan dengan secangkir kopi susu yang hangat dan manis. Hawa sejuk dan percikan air hujan yang membasahi jalan membuat kami terlena untuk menikmati kesejukan pagi itu.

    "Ayo di makan sarapannya." kataku sambil menyantap setangkup roti bakar yang gurih dan renyah. Fikar pun menikmati sarapannya.

     Setelah mandi air hangat aku berganti baju dan menyetrika. Fikar pun mencuci piring dan mandi. Setelah mandi ia berganti baju dan duduk di kasur sambil mempersiapkan diri.

     "Kamu mau kemana?" tanya ku.

     "Mau pulang dulu akunya, ini simpen printer, sama property acara kemarin malam ka." kata Fikar.

     "Masih hujan diluar, nanti aja kalo udah reda, kan printer kamu basah loh pas dibawa keluar." kataku. Fikar pun mengangguk kemudian ia tiduran di kasur sambil bermain game di handphonnya.

Siang itu hujan sudah reda, ku lihat Fikar tertidur, aku segera menyapu dan mengepel lantai, kemudian aku segera memasak nasi dan lauk untuk makan siang. Fikar pun terbangun setelah masakan telah siap tersaji. Aku duduk di ruang depan, aku memanggil Fikar untuk makan siang bersama.

Setelah makan siang Fikar pamit untuk pulang, aku segera menutup pintu dan mencucu piring. Telfonku berbunyi, aku segera mengangkat telfon dan berbicara, kemudian aku mempersiapkan diri untuk pergi. Ketika sampai aku mengetuk pintu, tak berapa lama pintu dibuka.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang