BAB 22

46 4 0
                                    

     Hari minggu saat ku terbangun aku segera merapihkan kasur dan keluar kamar, ku lihat Robin sedang memasak. Aku hanya melihat yang ia masak lalu mandi. Setelah mandi aku berganti baju dan mengeluarkan motor untuk memanasi mesin motor. Sementara Robin menyiapkan sarapan dan membawa bungusan dalam plastik.

     "Itu apa Rob yang di plastik?" tanyaku sambil menikmati sarapan.

     "Ini gua bikin pasta buat Rania, lu mau pergi ya?" katanya.

     "Iya mau hunting foto, oh ya udah nanti sekalian gua anter ke rumah Rania." jawabku.

     "Makasih Vin, oh ya, pasta nya masih ada di kulkas kalo nanti malem lu mau makan abisin aja, udah gua siapin buat lu kok. Atau lu mau hangatin juga biasa." kata Robin sambil memakan sarapan.

     "Ok siap, makasih ya." kataku.

Setelah sarapan aku segera ke kamar membawa kamera dan keluar, sementara Robin segera menutup tirai jendela dan mengunci pintu depan. Kami pergi untuk mengantarkan Robin ke rumah Rania. Sampai dirumah Rania aku bertemu dengan Fikar yang sedang mencuci mobil. Kemudian Robin turun dan bersalaman dengan Fikar.

     "Hai ka Robin, bawa apa tuh? Eh ka Calvin, apa kabarnya?" kata Fikar.

     "Hai Fik, rajin pagi-pagi cuci mobil." kataku sambil tersenyum.

     "Ini dek, aku bawa pasta, nanti kita makan bareng ya, oh ya ka Rania ada di dalam?" tanya Robin.

     "Wow pasta asik!, ada ko, masuk aja." kata Fikar.

     "Lu ga mau mampir dulu Vin?" tanya Robin.

     "Nggak, makasih, gua mau langsung cabut aja." jawabku.

     "Oh ya udah, makasih ya Vin udah dianterin, gua masuk duluan ya, yuk Fik aku masuk duluan." kata Robin langsung masuk ke dalam rumah Rania. Sementara aku mengangguk  tersenyum dan Fikar melihatku dan tersenyum.

     "Kak Calvin mau kemana?" tanya Fikar.

     "Biasa, cari hiburan hunting foto, oh ya selamat ya katanya kamu udah punya cewek." sambil menjabat tangan Fikar, lalu disambut jabat tangan yang ramah dari Fikar.

     "Ia makasih kak, ia aku udah punya pacar sekarang, temen kampus aku, kaka sendiri gimana?" tanya Fikar.

     "Yah masih menikmati kesendirian aja nih Fik. Inget jangan disakiti pasangannya, di jaga baik-baik hubungannya ya." kataku sambil tersenyum.

     "Siap kak Calvin, makasih udah dinasehatin, oh ya kaka yakin ga apa-apa dengan hubungan ka Robin dan ka Rania?" tanya Fikar.

     "Gak apa-apa ko, aku baik-baik aja." jawabku tersenyum.

     "Kaka gak sedih?" tanya Fikar. Aku hanya menggelengkan kepala dan tersenyum.

     "Aku jadi kasian sama ka Calvin." kata Robin dengan wajah sedikit sedih.

     "Kenapa harus kasian Fik? santai aja ko." kataku sambil mengusap pundaknya perlahan.

     "Pengorbanan ka Calvin luar biasa." kata Fikar.

     "Demi Kebaikan semuanya kan Fik. Nanti juga kalo kaka bisa menemukan jodoh yang lain" jawabku senyum.

     "Ia kak, aku harap begitu." jawab Fikar.

     "Tapi kamu seneng ga liat kedekatan ka Robin sama ka Rania?" tanyaku.

     "Seneng ko ka, aku udah gak memikirkan ka Robin lagi, karena aku lebih menyayangi cewek aku yang sekarang." katanya sambil tersenyum.

     "Bagus itu, ya udah terus langgeng ya, jangan lupa jagain mamah sama ka Rania." kataku.

     "Ia ka, keluarga nomor satu. Ka Calvin juga semoga dapat jodoh yang lebih baik lagi." kata Robin
Aku mengangguk dan tersenyum.

     "Ya udah, kaka jalan dulu ya, salam buat mamah dan kaka." kataku.

     "Ia ka, nanti aku salamin. Take care ya" jawab Fikar. Aku segera pergi meninggalkan Fikar dan ia kembali mencuci mobilnya.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang