BAB 21

44 5 2
                                    

     Sampai di kontrakan aku segera memasukan motor, lalu menyapu dan mengepel lantai. Kemudian aku lanjutkan mencuci baju, setelah selesai aku membuka kulkas karena ingin mengambil sebotol air dingin, ku lihat masih terlihat potongan tiramisu.

     Aku hanya terdiam, aku segera mengambil botol air mineral dan kembali menutup kulkas. Setelah itu aku menjemur pakaian dan mandi. Setelah mandi ku lihat jam sudah menunjukan pukul setengah delapan malam. Aku segera keluar untuk mencari makan malam, setelah pulang aku menonton televisi. Jam menunjukan pukul sepuluh malam, ku dengar pintu depan terbuka dan ku lihat Robin membawa beberapa bungkusan ke dapur untuk sebagian dimasukan ke dalam kulkas. Lalu ia segera mandi. Setelah mandi ia duduk menonton televisi bersamaku.

     "Sabtu besok gua mau ke rumah Rania bikin kue, lu ikut kan?" tanya Robin.

     "Maaf Rob ga bisa, gua mau service motor, tapi nanti lu gua anterin kerumah Rania ko." kataku.

     "Yah padahal hari itu Fikar sama cewenya juga dateng kumpul makan sama-sama."

     "Gua udah bilang sama Rania ko kalo ga bisa ikut gabung." kataku. Robin menatapku.

     "Lu ga marah kan sama gua?" tanya Robin.

     "Marah? marah kenapa?" jawabku tenang.

     "Ya akhir-akhir ini gua deket sama Rania, jalan sama Rania, jemput dia pulang." kata Robin.

     "Nggak ko tenang aja, enjoy your life Rob." jawabku sambil tetap melihat televisi.

     "Gua ngerasa gak enak sama lu, seolah gua udah ngerebut orang yang udah lu suka dan sayangi, lu udah berkorban demi gua, maafin gua ya Vin, tapi ini semua kan saran lu juga." kata Robin dengan sedikit menunduk. Aku menarik nafas panjang dan duduk melihat tatapan mata Robin.

     "Asal lu dan Rania bahagia, gua ikhlas ko Rob." jawabku dengan senyum. Kemudian aku segera keluar kamar dan membuka kulkas dan mengambil potongan tiramisu nya di piring kecil.

     "Nih gua makan kue bikinan kalian. Berarti gua merestui hubungan kalian." jawabku sambil melahap potongan tiramisu nya. Sementara Robin hanya tersenyum kecil memandangku dan berbaring di kasur untut tidur. Sementara aku hanya menatap televisi dengan tatapan kosong sambil menghabiskan tiramisu nya yang dingin.

     Hari libur telah tiba, setelah aku mandi aku segera mengeluarkan motor dan memanasi mesin motor ku dan melihat Robin membuatkan sarapan dan  membawanya ke depan, lalu kami sarapan. Setelah sarapan kami segera berangkat kerumah Rania untuk mengantarkan Robin terlebih dahulu, lalu Robin turun dari motor dan memberikan helm kepadaku.

     "Lu ga mau ikut masuk dulu?" tanya Robin.

     "Nggak deh Rob, takut ngantri di bengkelnya, salam aja buat mamahnya Rania, Fikar dan Rania." jawabku sambil tersenyum menatap Robin.

     "Ya udah lu take care ya, nanti pulang ga usah jemput gua, nanti gua balik sendiri aja." kata Robin sambil menatapku. Aku hanya tersenyum dan mengangguk. Aku segera meninggalkan Robin dan ia masuk kerumah Rania.

     Setelah sampai di bengkel aku menunggu giliran untuk di service motor ku, sambil ku menunggu di warung kecil dekat bengkel dan memesan teh hangat. Setelah beberapa jam akhirnya motorku selesai di service. Aku membayar dan segera pulang ke kontrakan.

Sampai dikontrakan kumasukkan motor dan mengunci pintu, aku segera menyapu dan mengepel lantai. Setelah itu aku mandi sore. Selesai mandi aku membuat makan malam dan menyantapnya sambil menonton televisi dikamar. Jam sudah menunjukan pukul sembilan malam, kudengar Robin membuka pintu depan dan masuk ke dalam. Lalu ia segera masuk ke kamar membawa kotak makanan.

     "Hei Vin, cobain nih red velvet buatan gua sama Rania." kata Robin sambil membuka kotak makannya, lalu ia ke dapur dan mengambil garpu lalu kembali ke kamar. Aku duduk di kasur dan mencoba kue bikinan mereka.

     "Gimana rasanya?" tanya Robin.

     "Enak kok. Manisnya pas! cake nya juga lembut." kataku sambil menikmti red velvetnya.

     "Tadi lu dapet salam dari mamahnya Rania, Fikar sama Rania juga." kata Robin.

     "Oh ya?" sambil terus menikmati cake nya.

      "Terus tau gak, gua coba ungkapin perasaan gua ke Rania." kata Robin. Aku terdiam dan hanya menatap Robin.

     "Terus?" tanyaku penasaran.

     "Yah dia kaget sih, terus katanya, tunggu jawabannya minggu depan."

     "Oh." jawabku singkat sambil tersenyum.

     "Gua deg-degan pas ungkapin perasaan gua ke Rania. Tapi...."

     "Tapi kenapa?" tanyaku memotong pembicaraan Robin.

     "Sumpah gua gak enak sama lu vin." jawab Robin.

     "Ya ampun ga enak kenapa lagi sih? santai aja lagi, semoga kalian jadian ya." kataku sambil memberi semangat dan kembali memotong red velvet nya.

     "Makasih ya Vin, lu emang sahabat terbaik gua." kata Robin.

      "Sama-sama. Ya udah sana gih mandi, tuh cucian lu udah gua rendem, tinggal dicuci aja." kataku. sambil tersenyum dan memakan kuenya. Robin segera ke belakang untuk mencuci baju dan mandi. Sesaat setelah Robin meninggalkan kamar aku kembali terdiam. Perasaanku sedikit sedih tapi aku harus kuat, ku menarik nafas panjang. Aku segera membawa sisa kue nya dan memasukan ke dalam kulkas.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang