BAB 86

33 3 0
                                    

     Pagi aku memulai aktivitas seperti biasanya, Fikar pun kuliah pagi. Sampai di tempat kerja aku berganti seragam dan segera bekerja. Saat makan siang aku bertemu Safira di kantin.

     "Ini Vin udah aku copy foto-fotonya. Makasih banyak ya." kata Safira.

     "Iya ya sama-sama." kataku sambil memasukan flasdisk ke kantong celanaku.

     "Nanti pulang kerja kamu mau kemana?" tanya Safira.

     "Paling balik ke kontrakan, kenapa?" tanyaku.

     "Temenin aku nonton yuk, lagi pengen nonton." kata Safira.

     "Oh ya udah nanti kasih tau aja mau nonton di bioskop mana." kataku.
Setelah makan aku segera kembali beraktivitas.

     Jam pulang kerja pun sudah berlalu, aku segera menaiki motorku menuju bioskop. Sampai di bioskop aku menunggu Safira, tak berapa lama ia datang.

     "Lama nunggu ya? maaf ya tadi sedikit macet." kata Safira.

     "Oh nggak ko, mau nonton apa?" tanyaku sambil masuk ke dalam bioskop, saat aku dan Safira membeli tiket, tiba-tiba terdengar suara dari belakang.

     "Ka Calvin!"

Aku menengok kebelakang dan sedikit terkejut, ku lihat Jihan dan Mitha sedang bersama teman-temannya.

     "Eh Jihan, Fikar mana?" tanyaku.

     "Hmmm.. dia gak ikut, soalnya dia anter mamahnya belanja katanya." kata Jihan. Aku melihat Mitha dan tersenyum.

     "Hai Mith, mau nonton apa?" tanyaku.

     "Belum tau ka, hai ka Safira." sapa Mitha dengan senyum manisnya.

     "Hai juga Mith." jawab salam Mitha sambil memberi kecupan salam dan peluk.

     "Kalian mau nonton bareng sama kita? jadi bisa sejajar bangkunya."kataku.

     "Eh nanti aja ka, aku masih nunggu temen kampus aku, kalo ka Calvin sama ka Safira mau duluan ya gak apa-apa." kata Mitha.

Aku memandang Mitha, ia tersenyum dan sedikit menunduk. Tak berapa lama temannya Jihan datang dan memesan bangku sejajar bersamaku dan Safira. kemudian kami masuk ke dalam studio. Di sebelah kanan ku Safira yang sedang memegang popcorn dan memberikan kepada Mitha.

     "Mith, ini popcorn buat kamu sama Jihan sama temen-temen kamu." kata Safira.

     "Ih gak usah ka, ngerepotin." kata Mitha.

     "Jni udah aku beliin, aku beli dua yang gede ko, gak apa-apa." kata Safira. Mitha melihaku dan tersenyum. Aku pun tersenyum mengangguk. Tak berapa lama Film nya segera tayang.  Aku begitu gugup, sebelah kanan Safira yang menyender ke pundakku, dan Mitha disebelah kiri ku duduk dengan posisi tegak lurus.

Setelah tayangan berakhir kami semua keluar studio, kemudian Safira pergi ke tolilet, aku dan Mitha duduk di bangku.

     "Jihan mana?" tanyaku.

     "Oh lagi ke toilet ka, loh ka Safira kemana?" tanya Mitha.

     "Sama dia ke toilet juga." kataku. "ko kita bisa tiba-tiba ketemu disini ya?" tanyaku.

     "Iya ka kebetulan, ini juga gak di planning temen-temen maksa aku suruh ikut." kata Mitha.

     "Iya aku juga, ka Safira minta temenin nonton."kataku.

     "Ka Calvin serasi sama ka Safira deh." kata Mitha.

     "Hah? serasi gimana? kan cuma temen." kataku.

     "Ya kayanya mesra gitu." jawab Mitha.

     "Oh nggak ko, biasa aja." jawab ku gugup. "kamu nanti pulang gimana? sama siapa?" tanyaku.

     "Sama Jihan, dia dijemput sama papahnya, aku paling ikut Jihan pulang." kata Mitha.

     "Fak mau aku anterin pulang?" tanyaku.

     "Kan ka Calvin sama ka Safira." jawab Mitha tersenyum. Aku terdiam "eh aku bawa motor kok, ka Safira bawa mobil sendiri." kataku menjelaskan.

     "Maaf, lain kali aja ka gak apa-apa kok." jawab Mitha.

Kemudian saat kami sudah berkumpul di loby bioskop aku dan Safira diperkenalkan kepada beberapa teman kuliah Jihan.

     "Kalian abis ini mau kemana?" tanya Safira.

     "Paling pulang ka, soalnya papah aku mau jemput sebentar lagi." kata Jihan.

     "Yah, tadinya mau ngajak kalian makan malem bareng, tapi ya udah kalau mau pulang kita tungguin sampe di jemput ya." jawab Safira. Mereka pun mengangguk, setelah papahnya Jihan memberi kabar Mitha, Jihan dan temannya berpamitan. Aku hanya melihat Mitha hingga naik ke mobil.

     "Makan malem yuk!" ajak Safira.

     "Mau makan dimana?"

     "Kemana ya?" tanya Safira sambil berfikir.

     "Di cafe langganan aku aja, kan deket sama apartemen kamu." kataku.

     "Ok deh, kamu hati-hati ya." kata Safira. Setelah aku mengantarkannya ke mobil aku segera ke parkiran motor dan pergi menuju cafe.

Sampai disana, aku dan Safira memesan makan malam. Setelah itu kita berpisah untuk pamit pulang.
Sampai di kontrakan ku lihat mobil Fikar sudah terparkir. Aku memasukkan motor ke dalam.

     "Tumben kak malem pulangnya?" tanya Fikar.

     "Iya, tadi aku abis temenin Safira nonton, kamu udah makan?" tanyaku.

     "Belum makan malem kak, nanti aja." kata Fikar.

     "Ya udah aku masakin makakan ya." kataku
Saat selesai memasak aku duduk di ruang depan menemani Fikar makan malam.

     "Kamu tadi anter mamah belanja ya?" tanyaku.

     "Iya, ka Calvin ko tau?"

     "Iya tadi ketemu Jihan, Mitha sama temen-temen kuliahnya, emang kamu gak dikasih tau?" tanyaku.

     "Dia bilang sih mau nonton, tapi dia belum cerita kalo ketemu ka Calvin." kata Fikar.

     "Iya sama temen-temen cewenya kok, terus pulangnya papahnya yang jemput." kataku.

     "Eh, tunggu deh, ka Calvin nonton sama ka Safira ketemu Mitha juga kan? terus gimana sikap dia?"

     "Hmm... dia sih biasa aja, tapi aku yang gugup, udah gitu kita satu studio, Safira duduk di sebelah kanan aku, nah Mitha duduk di samping kiri aku." kataku.

     "Nah loh terus gimana?" tanya Fikar.

     "Aku yang kebingungan, aku sih sempet tawarin anterin pulang Mitha pas Safira ke toilet." kataku.

     "Trus dia bilang apa?" tanya Fikar penasaran.

     "Dia bilang ga usah, karena mau pulang sama Jihan."

     "Sikap dia?" tanya Fikar.

     "Mitha sih santai, cuma akunya yang gugup, aku ga tau deh Fik, kepikirian sama perasaan dia aja." kataku.

     "Hmm besok aku coba tanya sama Jihan ya, kali aja dia curhat." kata Fikar.

     "Ga usah deh, yang penting lihat dia aja aku udah seneng."

Fikar pun mengangguk, setelah makan ia mencuci piring dan aku masuk ke kamar untuk menonton televisi, Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam, kami segera beristirahat.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang