BAB 6

96 2 0
                                    

     Pagi itu sudah menunjukan jam sembilan pagi, Aku terbangun, melihat jam lalu keluar kamar, ku lihat Robin sedang memasak. Sesaat ku lihat di luar jendela hujan turun deras. Aku segera merapihkan kasur dan mengambil handuk untuk mandi, setelah mandi aku berganti baju lalu sarapan di depan sambil menikmati hujan turun.

     "Hari minggu, malah ujan, ga bisa jalan deh." kata Robin. sambil menyantap makanan buatannya.

     "Emang mau kemana sih?" tanyaku sambil mengambil piring dan nasi.

     "Mau ke supermarket survey kulkas."

     "Hah? kulkas? emang butuh banget?" tanyaku sambil menyantap sarapan.

     "ya butuh pastinya, buat simpen kebutuhan dapur, sekali-sekali pengen masak daging atau punya ayam nugget gitu." katanya.

     "Oh, ya udah nanti kalo uda reda ujannya gua anterin. Emang mau masak apa sih sama daging?"

     "Yah belajar bikin rendang kek, atau apalah yang berhubungan sama daging atau ayam potong." katanya.

     "Oh mau kembangin bakat masak ya? sambil liat bahannya browsing di internet?" kataku.

     "Iya, kan lumayan buat kalo kita punya lauk gak harus tiap hari beli di warteg atau ke mall. Belajar ngirit. Lagipula kan bisa buat dibawa makan siang di kantor." katanya sambil menghabiskan sarapan.

     "Bener juga sih, kita harus belajar lebih hemat lagi. Wah ide lu boleh juga, yang penting cari kulkasnya yang gak terlalu makan listrik banyak. Agak mahal sih." Ujarku.

     "Iya bayar lebih di awal biar hemat listrik buat selanjutnya." Jawab Robin.

     "Iya sama kaya AC kamar, awalnya agak mahal tapi hemat listrik. Apa mau patungan lagi kita belinya?" tanyaku.

     "Boleh, tapi mesin cuci ga usah ya? ga cukup tempatnya."

     "iya kan kita masih bisa kucek-kucek pake tangan, takutnya listrik nya ga kuat." Jawabku.

     "Iya bener, untung bayar listrik pas awal bulan jadi kita bisa patungan juga." katanya sambil membawa piring kotor ke dapur.

     "Iya, bener, udah nanti gua aja yang cuci piringnya." kataku sambil menghabiskan sarapan. Setelah habis aku segera membawa peralatan makan yang kotor ke dapur dan mencucinya, sementara Robin menyapu lantai. Setelah selesai mencuci piring dan Robin telah selesai menyapu, aku segera mengepel lantai dan Robin masuk ke kamar untuk menonton televisi.

     Hujan masih turun dengan deras, ku lihat Robin sedang tertidur pulas, jam sudah menunjukan pukul satu siang, aku masih asik menonton televisi, tiba-tiba telfon dari seseorang berbunyi di handphon Robin, namun setelah itu deringan terhenti, ku lihat Robin masih tertidur lelap. Aku kembali menonton televisi, lagi-lagi telfon berdering, tiba-tiba Robin terbangun dan langsung meraih handphon nya. Saat melihat di layar ia langsung mematikan telfonnya.

     "Ko di matiin?" tanyaku heran.

     "Ia dari si Andre." jawabnya sambil memejamkan mata.

     "Mau ngapain lagi dia?"

     "Gak ngerti deh." jawab Robin males. Lalu ia bangun untuk ke kamar mandi, aku masih asik menonton televisi.

     "Udah reda tuh ujannya, mau jalan sekarang ga?" tanya Robin sambil duduk di kasur menonton televisi.

     "Ya udah yuk!" kataku lalu kami siap-siap untuk berganti baju dan aku segera mengeluarkan motor sambil memanasi mesin motor, aku sambil mengambil potongan kardus diletakkan di lantai dalam.

     "Buat apaan potongan kardusnya?" tanya Robin heran.

     "kan abis ujan, nanti pulang takutnya kotor ban nya. makannya gua alasin lantainya pake kardus." jawabku.
Robin hanya mengangguk, lalu ia menatikan AC, mematikan lampu kamar dan menutup tirai depan dan menutup pintu dan menguncinya. Kemudian kami jalan menuju supermarket besar.

     Sampai di supermarket kami langsung ke gerai elektronik sambil melihat barang-barang yang di tata rapih, dari televisi hingga ke area bumbu dapur. Lalu kami melihat kulkas dan berdiskusi. Selesai melihat kami langsung mencari tempat makan, untuk makan siang, setelah makan siang kami langsung pulang ke kontrakan, beruntung cuaca hanya mendung, sampai dikontrakan aku memasukan motor dan mandi sore.

Malam itu aku sedang memindahkan foto-foto Rania ke flashdisk sambil sesekali mengedit fotonya. Sementara Robin sedang menonton televisi, tiba-tiba telfon berdering, Robin segera mengangkat telfon, dan berbicara dengan nada kecil. Aku masih sibuk mengedit foto-foto. Setelah itu Robin mematikan telfon dan kembali menonton televisi.

     "Gua heran deh, masa si Andre maksa banget mau ketemu gua!" kata Robin.

     "Kayanya dia agresif banget ya? tapi lu ga ada urusan apa-apa kan sama dia?" tanya ku sambil tetap melihat layar laptop.

     "Eeeh…., nggak sih, cuma risih aja."

     "Ya udah kalo lu ga nyaman berteman sama dia diemin aja." kataku. Robin hanya terdiam.

     "Apa jangan-jangan...!" kataku sambil menoleh melihat Robin.

     "Jangan-jangan apa?" tegas Robin.

     "Jangan-jangan dia suka lagi sama lu." candaku.

     "Idih apaan sih! kagak lah." jawab Robin sambil tetap menonton televisi.

Saat ku lihat jam sudah pukul sepuluh malam, aku segera menyelesaikan edit foto, aku mematikan laptop dan merebahkan diri ke kasur, lalu Robin mematikan lampu dan televisi dan kami pun tidur.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang