BAB 89

31 3 0
                                    

      "Selamat pagi!" terdengar suara dan kecupan kening dari Safira. Aku terbangun dan sedikit terkejut, kemudian aku duduk di sofa.

     "Eh pagi, ya ampun aku kerja pagi." kataku beranjak dari sofa, dan Safira menarik tanganku.

     "Kamu mandi disini aja, udah aku siapin peralatan mandi nya ko." kata Safira sambil memberikan secangkir teh hangat.

Aku duduk kembali dan menyeruput secangkir teh hangat.

     "Maaf aku sampe ketiduran disini." kataku.

     "Iya gak apa-apa, makasih ya semalem kamu udah jagain aku, sarapan udah aku siapin di meja, nanti abis mandi kita sarapan ya." kata Safira. kemudian aku segera mandi, setelah mandi ku lihat Safira sedang berganti baju, aku membalikkan badan seolah tak melihat kemolekan tubuhnya yang indah. Tak berapa lama setelah ia memakai baju aku keluar kamar mandi dan segera menuju ruang makan.

     "Makasih banyak buat sarapannya." kataku sambil menyantap roti bakar dan sosis goreng.

     "Sama-sama, aku juga makasih sama kamu, maaf kalo ngerepotin kamu ya." kata Safira. Setelah sarapan kami langsung berangkat kerja, aku langsung menuju parkiran motor dan pergi menuju tempat kerja.

Sore telah berlalu, aku pulang ke kontrakan, ku buka pintu dan ku masukan motorku ke dalam. Aku segera mencuci baju dan menjemurnya, kemudian aku memasak untuk makan malam. Pintu diketuk, aku membuka pintu ku lihat Fikar masuk ke dalam.

     "Kamu dari mana Fik?" tanyaku.

     "Baru pulang kuliah terus anter Jihan sama Mitha ka." kata Fikar sambil meletakkan laptopnya di kamar.

     "amakan malem sama-sama yuk! aku baru aja masak." kataku.

     "Iya ka, aku mandi dulu ya." kata Fikar.
Aku meletakkan makan malam di ruang depan, ketika Fikar selesai mandi dan berganti baju ia duduk di ruang depan.

     "Kemarin kamu pulang ke rumah?" tanya ku sambil menyantap makan malam.

     "Iya ka, ka Calvin sendirian ya disini?" tanya Fikar.

     "Nggak, semalem aku ke apartemennya Safira." kataku. Kemudian aku menceritakan masalah dan kejadian yang terjadi di apartemen Rania.

     "Tapi ka Calvin gak sampe macem-macem sama Safira kan?" tanya Fikar.

     "Nggak sih, cuma sebagai laki-laki normal ya hampir tergoda, tapi aku tetap tahan ko." kataku sambil tersenyum.

     "Tau gak kak, waktu ka Calvin cerita ketemu Mitha sama Jihan di bioskop? Jihan yang cerita sih kalo katanya, Mitha sedikit cemburu sama ka Safira." kata Fikar.

     "Oh ya?" jawabku penuh penasaran.

     "Iya tapi katanya Mitha sadar kalau ka Calvin belum tentu memilih Mitha." kata Fikar.

     "Hmm kan aku pernah ungkapin waktu kita di kebun binatang, dia bilang belum bisa kasih jawaban, aku juga masih anggep Safira atau Mitha sebagai teman." kataku.

     "Yah namanya wanita ka, kadang suka susah ditebak perasaannya, yah gimana kita bisa peka sama perasaannya sebagai laki-laki ?" kata Fikar.

     "Iya bener, tapi hati kecil aku, selalu keinget Mitha Fik, walau Safira lebih menarik tapi hati aku ga bisa dibohongin. Aku juga gak mau dekat sama Safira hanya karena nafsu sesaat. Aku berusaha menahan." kataku.

     "Iya tapi dari cerita ka Calvin, ka Safira kayanya sedikit agresif banget ya sma ka Calvin." kata Fikar.

     "Banget! haduhh.. entahlah apa dia benar-benar suka sama aku atau hanya pelampiasan karena sering disakitin cowok, aku juga gak tau." kataku.

     "Sekarang jadinya ka Calvin mantap nih sama Mitha?" tanya Fikar. Aku mengangguk dan tersenyum. Setelah makan Fikar mencuci piring dan aku menyapu lantai. kemudian aku dan Fikar menonton televisi dikamar.
Aku mulai mengantuk dan tertidur pulas, kemudian Fikar mematikan lampu dan televisi untuk beristirahat.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang