BAB 94

27 3 0
                                    

     Pagi itu aku terbangun, kemudian aku segera mencuci baju. Setelah mencuci baju aku membuat sarapan, Fikar terbangun melihatku di dapur.

     "Ka Calvin masuk sore hari ini?" tanya Fikar.

     "Iya nih, kamu ke kampus hari ini?" tanyaku.

     "Iya, nih aku mandi dulu ya ka."

Setelah Fikar mandi aku dan Fikar segera sarapan, kemudian ia pamit untuk berangkat kuliah.
Aku menonton televisi di kamar. Jam setengah dua pun berlalu, aku mempersiapkan diri untuk berangkat kerja. ketika sampai ditempat kerja aku memulai aktivitasku seperti biasa.

Ketika malam tiba aku berganti baju untuk pulang ke kontrakan, setelah sampai aku melihat mobil Fikar sudah terparkir di dekat kontrakan. Aku memasukkan motor dan masuk ke kamar.

     "Kamu dateng dari jam berapa Fik? udah makan?" tanyaku.

     "Jam sembilan malam ka, udah tadi sama Jihan aku makan diluar. Ka Calvin laper?" tanya Fikar.

     "Lumayan, masak dulu ya."
Selesai masak aku dan Fikar duduk di ruang depan.

     "Ka, aku denger cerita dari Jihan katanya Mitha sedih banget tuh." kata Fikar.

     "Hah? sedih kenapa?" tanyaku.

     "Sebenarnya Mitha tuh suka sama ka Calvin tapi karena orang tuanya jadinya dia mengalah." kata Fikar.

     "Iya Fik, mau gimana lagi, aku juga gak mungkin memaksakan kehendak orang tuanya, aku gak mau dia jadi anak durhaka kalo andai aku paksa untuk tetap menjalin hubungan sama dia." kataku.

     "Tapi kan ka, jaman udah berubah, saatnya anak juga punya hak untuk memilih pasangan yang terbaik menurut hidupnya." kata Fikar.

     "Iya tau, tapi biar waktu yang bisa menjawab, semoga calon Mitha nanti bisa membimbing dia dan menjaganya penuh kasih sayang." kataku sambil menyantap makan malam.

     "Terus ka Calvin kedepannya gimana?" tanya Fikar.

     "Gak tau apa aku akan terus menunggu atau aku menjalani hubungan dengan Safira, tapi hati gak bisa dibohongin Fik, aku masih suka dan sayang sama Mitha." kataku.

     "Iya susah juga ya ka kalo hati sudah berbicara, tapi apapun keputusan yang terbaik buat ka Calvin itu baik jalanin aja. Aku dan yang lainnya cuma bisa support." kata Fikar.

     "Makasih ya Fik, udah kasih semangat! hayo habisin makan malamnya, abis itu kita istirahat." jawabku tersenyum. Fikar pun mengangguk tersenyum.

     Pagi ku terbangun, kulihat jam menjukkan pukul sepuluh, aku keluar kamar, ku lihat Fikar sedang mencuci mobilnya di depan. Aku menghampirinya.

     "Pagi banget kamu bangunnya, mau ngampus?" tanyaku.

     "Iya ka, siang aku ada kelas nih." kata Fikar.
Aku segera membuat sarapan, Fikar pun sudah rapih duduk di ruang depan.

     "Nanti malem kayanya aku pulang dulu ke rumah deh ka, aku kangen sama mamah." kata Fikar.

     "Oh ya udah gak apa-apa, salam buat mamah sama ka Rania dan Robin ya." kataku.

     "Iya ka nanti aku salamin. tapi besok atau lusa aku kesini lagi ya." kata Fikar. Aku tersenyum mengangguk. Setelah sarapan Fikar pamit untuk berangkat kuliah, aku segera menyetrika baju. Kemudian setelah itu aku segera mandi untuk kerja di sore hingga malan hari.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang