BAB 80

40 2 0
                                    

        "Oh jadi kita kita gak usah bawa motor?" kata Robin. Aku mengangguk.

     "Safira siapa? kok aku ketinggalan berita?" tanta Rania.

     "Safira itu temen kerja aku, dia yang nawarin di tempat kerjaku sekarang." kataku.

     "Oh ya udah ajak aja biar tambah seru." kata Rania.

     "Tapi ka? gak apa-apa nanti ketemu Mitha?"tanya Fikar.

     "Hah? emang ada apa sama Mitha?" tanya Rania bingung.

     "Eehh nggak sih, ga ada apa-apa sayang." jawab Robin sambil tersenyum. Aku menatap Fikar dan Robin.

     "Ih kok aku jadi gak up to date gini sih! coba jujur sama aku Calvin!?" tanya Rania sambil memandangku dan memegang garpu mengarahkan padaku.

     "Ih Rob, ini istri lu abis nikah sangar ya kaya preman pengkolan hahahahhaha!" candaku. Kami pun tertawa.

     "Jadi gini Ran, jujur ya, aku suka sama Mitha, cuma kata Mitha belum bisa kasih keputusan untuk jalanin hubungan, dia masih trauma. Yah akhirnya kita tetap temenan." kataku.

     "Terus?" tanya Rania. Aku menarik nafas panjang sambil menatap Rania.

     "Nah ka Safira, itu suka sama ka Calvin!" kata Fikar.

     "Ko kamu tau?" tanya Rania sambil melotot memandang Fikar.

     "Ya kan antar cerita cowok aja sayang, aku sama Fikar udah tau kok." jawab Robin sambil membelai rambut Rania.

     "Oh gitu, terus kamu sendiri suka gak sama Safira?" tanya Rania kepadaku.

     "Belum sih, aku masih anggap temen." kataku.

     "Emang tau dari mana kalo Safira suka sama kamu Vin?" tanya Rania penasaran.
Aku menceritakan masalah yang terjadi sewaktu di apartemennya Safira.

     "Oh, gitu, paham-paham, terus gimana dong?" tanya Rania.

     "Yah kan masih dalam hubungan pertemanan, aku udah jelasin ke mereka berdua." kataku.

     "Iya sih tapi hati mana ada yang tau ka." Kata Fikar.

     "Tenang, kalo ada apa-apa kita yang bantu kamu! Atau biar mengalir apa adanya." jawab Rania.

     "Makasih ya, gua sih gak mau berharap dan kasih harapan lebih diantara mereka, bener kata Fikar hati siapa yang tau." kataku.

     "Trus hati lu sendiri saat ini lebih yakin sama Mitha atau Safira?" tanya Robin.

     "Entah, Mitha masih dalam bayangan trauma aku menghormati keputusannya, sementara Safira kalian tau dia udah banyak bantu gua, jadi ga enak aja." kataku.

     "Kan awalnya temen bisa jadi demen ka?" kata Fikar.

     "Hahahahah, entahlah biar waktu yang jawab." kataku dengan tersenyum.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang