BAB 52

44 4 0
                                    

     Pagi itu seperti biasa setelah bangun tidur dan sarapan aku bersama Robin berangkat kerja. Sampai di tempat kerja hingga makan siang aku bertemu Rania, kami saling mengobrol, setelah jam pulang aku mengantarkan Rania pulang dulu, setelah itu aku baru pulang ke kontrakan. sore itu Fikar main ke kontrakanku. kami menonton bersama di kamar sambil ngobrol.

     "Ka Robin mana kok jam segini belum pulang? apa lagi dirumahku ya?" Kata Fikar.

    "Nggak kok, dia lagi pulang kerumahnya buat ngobrol sama bokap sama adiknya juga, besok dia juga balik kesini." kataku.

     "Oh gitu, ka Calvin ga kerumah Mitha?" tanya Fikar.

     "Nggak, takut ganggu." kataku sambil tersenyum.

     "Tapi masih sering komunikasi kan?" tanya Fikar.

     "Masih ko, yah paling bahas masalah foto, dia cerita masalah di kampus, terus masalah keluarganya. Kamu sendiri sama Jihan gimana?" kataku.

     "Ia sama, ketemu di kampus, makan bareng, anterin dia balik, terus kesini deh main." katanya. Tapi aku masih takut ka." lanjutnya.

      "Takut kenapa?" tanyaku sambil memandang Fikar yang sedang duduk di kasur.

     "Takut buat jujur sama dia, kalo dia marah dan ga mau anggep aku lagi gimana?" tanya Fikar.

     "Tenang, kan ada kita, terus ka Rania juga pernah bilang kan mau ngobrol berdua sama Jihan kalo sampe dia emosi atau gimana-gimana." kataku.

     "Iya sih, aku pasrah aja sih. Terus kapan rencana mau ketemu sama ka siapa tuh yang waktu ketemu sama aku juga.?" tanya Fikar.

     "Andre...? Aku juga udah tanya, katanya nanti aja tunggu semuanya sudah beres." kataku.

     "Oh, ka aku ngantuk, tidur bentar ya." kata Fikar.

     "Ya udah kamu tidur aja, nanti maghrib aku bangunin." sambil berdiri dari kasur.

     "Ka Calvin mau kemana?" tanya Fikar.

     "Mau nyuci dulu, udah kamu tidur dulu." kataku. Lalu aku segera kebelakang untuk mencuci baju.

     Fikar terbangun saat menjelang malam saat aku sedang menjemur pakaian. Ia tersenyum melihatku.

    "Hei Fik, udah bangun. Kalo mau minum ambil sendiri di kulkas ya." kataku yang sedang menjemur pakaian.

     "Iya ka, mau di bantuin ga ka?" tanya Fikar.

     "Ga usah, udah selesai nih, oh ya kamu mau makan apa? aku mau masak nasi dulu nih.

     "Ka Calvin laper? apa aku beliin makan terus makan disini?" tanya Fikar.

     "Gak usah masih ada bahan makanan kok di kulkas, makannya kamu mau makan apa?" tanyaku sambil membereskan ember dan mencuci beras untuk di masak.

     "Ka Calvin mau bikin lauk apa? sini aku bantuin masak." kata Fikar sambil berdiri disampingku.

     "Apa yaa, bentar aku lihat bahan di kulkas dulu." Kemudian aku membuka kulkas, ku lihat ada beberapa bahan makan di dalam freezer dan telor di raknya. "Ada nugget nih, ada cake tiramisu juga, sama ada telor dan bawang, sama bumbu dapur, tapi belum belanja lagi sih.

     "Apa aku masak nasi goreng nugget?" Tanya Fikar.

      "Emang kamu bisa masak?" Tanyaku sambil menutup pintu kulkas.

     "Yaaa…. kalo dirumah aku suka eksperimen masak sendiri, terus mamah sama ka Rania ikut cobain deh." kata Fikar sambil tersenyum.

     "Aku sih dari kemaren pengen banget tuh masak ikan goreng tepung, terus sauce nya tinggal kita olah sendiri." kataku.

     "Oh kaya ikan kakap asam manis?" tanya Fikar.

     "Iya bener, Mau kakap apa ikan hiu?" Kataku sambil tersenyum.

     "Lah... kok ikan hiu kak? Hahaha, kakak becanda aja nih! Aku suka banget kalau kakap asam manis. Aku juga bisa masaknya, asal ada bahannya, tinggal kita browsing aja cara buatnya yang simple." jawab Fikar

     "Apa kita belanja dulu di supermarket?" tanyaku sambil melihat Fikar.

     "Ya udah yuk, kita jalan." ajak Fikar.

     "Pake motor aku aja biar cepet, mobil kamu biarin parkir di kontrakan." kataku.

     "Hayuk!" ajak Fikar dengan semangat.

Kemudian aku berganti baju, mengeluarkan motor lalu pergi ke supermarket di temani Fikar.
Sampai di supermarket aku belanja keperluan dapur, sesekali Fikar juga membantu memilihkan produk yang bagus dan baik. Saat selesai berbelanja dan membayar di chasier aku dan Fikar pulang ke kontrakan. Setelah sampai aku dan Fikar mencoba masak dan makan bersama.

     "Wah ga sia-sia hasil masakan kita lumayan." kataku.

     "Iyaa enak kok, kapan-kapan kita masak lagi yuk kak!" kata Fikar.

     "Boleh, tinggal cari menu yang gampang-gampang dimasak, kalo si Robin masak pasta nya enak tuh, kamu pernah cobain kan waktu dia bawain dari sini?" tanyaku.

     "Iya, pernah enak banget, kenapa dia ga jadi Cheff aja ya?" tanya Fikar.

     "Katanya dia sih kemaren cerita-cerita punya rencana pengen buka usaha kuliner dan resign dari tempat kerjanya cuma dia masih nabung. Apalagi kan kayanya dia mau nikah sama ka Rania, jadi harus ekstra kerja giat buat modal berkeluarga." kataku.

    "Ohh gitu, terus ka Calvin kapan nyusul?" tanya Fikar sambil menghabiskan makan malamnya.

    "Belum tau lah, kan masih temenan sama Mitha, bisa jadi dia memang jodoh aku atau bukan. Rahasia hidup hehehe." jawabku sambil melihat Fikar menikmati ikan kakap asam manisnya.

     "Laper? sampe bersih begitu piringnya." candaku.

     "Hehehehe,  iya ka, abis enak banget masakan ka Calvin." katanya sambil tertawa.

     "Kalo mau piringnya di potek celupin di bumbu asam manisnya juga boleh, kriyuk-kriyuk gitu rasanya." kataku sambil tertawa.

     "Kuda lumping dong ka akunya hahahahaha!" jawab Fikar.

Setelah masak aku mencuci piring dibantu Fikar
Waktu sudah menunjukan pukul sembilan malam, Fikar pamit untuk pulang kerumahnya. Aku mengantarkan ke pintu depan dan saat ia pergi aku mengunci pintu dan masuk ke kamar untuk beristirahat.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang