BAB 83

38 4 4
                                    

     Saat kami selesai menyantap makan malam kami berfoto bersama. Kemudian kami semua pamit pulang, aku bersama Robin mengantar Safira ke apartemen sekalian mengambil motorku, sementara Fikar dan Rania mengantar Jihan dan Mitha pulang. Saat sampai di basement apartemen, aku memarkirkan mobil Safira.

     "Akhirnya sampe juga, eh jangan lupa nanti aku minta foto-fotonya." kata Safira.

     "Siap nanti aku pindahin ke flashdisk dulu ya baru aku kasih pinjem kamu." kata ku. Tiba-tiba Safira mencium pipiku, aku dan Robin terkejut, aku hanya tersenyum dan terdiam.

     "Makasih ya Vin udah buat hari ini bahagia kumpul-kumpul." kata Safira.

     "Iya sama-sama, ya udah kita pamit dulu ya." kataku. Kemudian kami keluar mobil dan mengantarkan Safira ke ruang lift, setelah ia naik lift aku segera berjalan menuju parkiran motor.

     "Ya ampun dia maen nyosor cium pipi lu, untung gak ada Mitha!" kata Robin.

     "Iya gua juga kaget, haduh bingung gua." kataku.

     "Mau ditambah bingung lagi gak? sini gua cium!" canda Robin.

     "Ehhh...GAK BOLEH!!" kataku sambil menjewer pelan Robin. Kami pun tertawa dan pergi untuk pulang ke kontrakan.

     Sampai di kontrakan aku memasukan motor ke dalam, tak berapa lama Fikar dan Rania datang dengan mobilnya. Kami masuk ke dalam kamar.

     "Ih nanti request foto nya ya." kata Rania.

     "Siap, nanti aku pindahin dulu ke flashdisk ya." kataku.

     "Sini kak aku bantuin pindahin." kata Fikar.

     "Seru ya hari ini." kata Rania. Aku, Robin dan Fikar mengangguk.

     "Besok ka Calvin masuk apa? tanya Fikar.

     "Besok masuk pagi Fik, kamu mau nginep sini?" tanyaku.

     "Ia abis anter ka Rania sama ka Robin, malem aku kesini lagi ya." kata Fikar.

     "Wih besok minggu Vin! masih kerja aja." canda Robin.

     "Beda perusahaan sekarang cuy!" candaku sambil tertawa. Kemudian setelah itu Rania dan Robin pamit pulang.

      "Makasih ya Vin buat hari ini! main-main lah ke rumah." kata Rania sambil memelukku.

      "Iya Vin, makasih banyak buat keseruan hari ini, gonna miss you bro!" kata Robin sambil memelukku.

     "Ia nanti gua main kesana salam buat mamah ya, mulai deh teletubies berpelukan." kataku sambil tertawa, Rania dan Fikar pun juga ikut memeluk ku dan Robin. Kami tertawa, setelah itu mereka pergi meninggalkan kontrakan, aku segera mengunci pintu dan mandi.

     Setelah mandi aku menonton televisi, tak berapa lama Fikar mengetuk pintu. Aku membuka pintu dan menyuruhnya masuk ke dalam.

     "Nih kak aku bawa flashdisk aku."kata Fikar.

     "Ya udah kamu copy aja foto-fotonya, jadi nanti Flashdisk aku dipinjem sama Safira." kataku.

     "Eh ka, menurut ka Calvin Mita sama Safira ngobrol apa aja ya waktu mereka berdua di pantai? tanya Fikar.

     "Entahlah, tapi mereka akrab ko sampe pulang tadi, cuma kamu tau gak, pas aku sampe basement apartemennya, tiba-tiba Safira cium pipi aku!" kataku.

     "HAH SERIUS KA?" tanya Fikar. Aku mengangguk.

     "Ka Robin liat?" tanya Fikar.

     "Iya pasti lihat, orang dia di belakang, itu kejadiannya baru aja aku markir mobilnya sebelum turun." kataku.

     "Untung gak keliatan Mitha." kata Fikar.

     "Karna itu, aduh aku jadi bingung." kataku.

     "Ka Calvin suka sama Mitha apa Safira saat ini?" tanya Fikar.

     "Gak tau lah, aku masih berharap sama Mitha, tapi dianya masih mau temenan, terus gimana dong?" tanyaku.

     "Nanti deh kapan-kapan aku sama Jihan tanyain perasaan Mitha ke ka Calvin biar semuanya jelas." kata Fikar. Aku mengangguk.

Setelah itu Fikar mandi dan aku menonton televisi di kamar, pikiranku dilema antara Mitha dan Safira, aku berfikir penuh tanda tanya, bagaimana kelanjutan hubungan ku dengan mereka, aku harus bersikap adil dan tidak mau menyakiti peraasaan wanita.

     Saat Fikar masuk setelah mandi, ia melihatku sedang melamun.

     "Ka Calvin baik-baik aja?" tanya Fikar.

     "Baik ko." jawabku singkat.

     "Nanti aku coba bantuin masalah ka Calvin sama Mitha ya." kata Fikar.

     "Mmm, ga usah deh, biar aku sendiri yang selesaikan masalah ini. Ya udah yuk kita istirahat." kataku.

      "yuk!" jawab Fikar. Ia pun segera mematikan lampu dan televisi, kemudian kami menarik bedcover untuk menghangatkan badan hingga terlelap.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang