BAB 2

175 13 0
                                    

Ketika pagi kami sibuk dengan kegiatan masing-masing, kita berangkat bareng namun setelah aku mengantar Robin barulah aku bergegas menuju tempat kerja.

Sampai di tempat kerja aku memakai seragam dan merapihkan semua peralatan di restoran, mengangkat piring kotor dan membawa pesanan omelette kepada tamu yang memesan, mempersilahkan mereka duduk dan menawarkan secangkir kopi atau teh yang hangat. Hari ini benar-benar sibuk karena tamu yang datang cukup banyak. setelah jam menjelang istirahat aku turun ke kantin yang sudah disiapkan. Aku dan teman-teman kerja pun makan bersama, tak berapa lama datanglah Rania, dia anak marketing hotel yang selalu ramah. karena semua meja sudah penuh akhirnya Rania duduk di depan ku yang saat itu temanku sudah selesai makan.

"Hai Calvin, apa kabarnya? gabung disini ya!" katanya dengan senyum manis yang ramah sementara pria-pria yang lain menatapku tersenyum kecil, memang Rania adalah gadis yang cantik ditempat kerjaku, banyak sekali pria-pria dari teman-teman ku yang ingin berkenalan dengannya.

"Oh ya, silahkan." jawabku sambil tersenyum.

"Gimana hari ini, tamu-tamu rame ya?"

"Ia rame hari ini." jawabku kalem dan tetap menikmati makan siang, namun perasaan ku sedikit deg-degan, aku hanya tertunduk sesekali melihat handphone ku.

"Oh ya, katanya kamu jago foto ya?"
aku sedikit terkejut mendengar pertanyaan nya, tertegun melihat tatapan mata dan senyumnya yang manis.

"Hey Vin, aku tanya!" sambil melambaikan tangan ke arah wajahku, aku terkejut.

"Eeh kenapa tadi?" jawabku gugup.

"Kata anak-anak pastry kamu jago foto ya?" sambil senyum menatapku.

"Ah gak ko, masih banyak belajar." jawabku tersipu malu.

"Kan biasanya kamu yang suka disuruh foto menu makanan dari kitchen atau pastry, aku udah liat hasilnya ko di menu restoran."

"Iaa sih biasanya Cheff suruh aku foto kalo setap ada menu baru."

"Bagus loh hasil fotonya, kamu berarti juga bisa buat foto portfolio atau dokumentasi acara-acara outing ya?" tanya Rania.

"Makasih, yah kadang-kadang sih, kalo foto buat menu makanan, aku emang suka dikasih kerjaan itu, tapi kalo outing tergantung schedule kerja." jawabku.

"Oh gitu, kapan-kapan fotoin aku ya, mau kan?" tanya Rania. Aku menatapnya namun sedikit terkejut mendengar ucapannya.

"Oh, bo.. boleh. mau foto dimana? thema nya apa? tapi aku ga punya studio foto." kataku.

"Yah kita hunting lokasi aja yuk! outdor gitu, di museum, atau cari lokasi yang tempatnya punya nilai sejarah yang bagus." katanya sambil mengambil minum. "oh ya nomor kamu berapa sih vin? biar aku save." pintanya. Aku memberikan nomor telfonku padanya. Setelah itu ia pamit untuk ke locker merapihkan diri, sementara aku tersenyum kecil lalu kembali masuk kerja.

Waktu sudah menunjukan pukul setengah lima sore, aku sudah berganti baju dan segera pulang, tiba-tiba handphon ku berdering ku angkat telfon ternyata Robin yang menelfonku. Tak lama aku menuju parkiran motor lalu menjemput Robin. Ternyata Robin sudah menunggu di depan kantornya. Robin segera memakai helm dan kami melanjutkan perjalanan menuju mall di sekitar dekat kantor Robin. Setelah sampai di parkiran motor aku dan Robin masuk ke dalam mall.

Suasana di mall begitu ramai dan dingin dengan ornamen dan lampu yang tertata rapih, dekorasi yang menjadi daya tarik bagi pengunjung. kami menaiki lift, setelah sampai aku dan Robin sudah berada di bioskop.
Ku melihat antrian di tiket sudah sedikit penuh.

"Emang mau nonton apa?" tanyaku pada Robin.

"Film horor aja yuk." ajaknya sambil tersenyum.

"Emang berani nonton horor?"

"Kan ada lu, hahahahha!" jawab nya cengengesan. Kami sudah berada di depan tiket dan memilih bangku, setelah itu kulihat jam sebentar lagi waktu tayang akan segera mulai, sementara Robin membeli popcorn dan minum.

Kemudian kami masuk ke dalam studio, dan saat pertunjukan dimulai suasana penonton menjadi hening, gelap dan dingin, hanya sorotan dari layar yang besar.

Setelah beberapa jam akhirnya filmnya selesai, perlahan kami keluar dalam studio bergantian dengan penonton yang lain. Setelah itu kita menuju fastfood yang letaknya di bawah lantai bioskop dan memesan makan.

"Oh ya tadi di tempat kerja, ada temen gua, dia cewek minta foto outdor gitu."

"Cantik gak? Satu kerjaan sama lu juga?" tanya Robin penasaran.

"Cantik sih, baik anaknya, dia kerja di marketing gitu." jawabku sambil menyantap fastfood.

"Wah ya udah foto in aja. Masih single apa udah punya pacar?" tanya Robin.

"Yee, mana gua tau!, kalo dikerjaan cuma sebatas ketemu, nyapa udah gitu doang." jawabku.

"Emang kapan mau fotonya? udah ketemu lokasinya?" tanya Robin.

"Belum sih, nanti bakal gua bahas lagi sama dia."
Kemudian kami segera menyantap makanan fastfood yang kami pesan. Setelah selesai kami beranjak untuk pulang ke kontrakan.

Setelah sampai kontrakan aku memasukan motor ke dalam, dan mengambil handuk untuk mandi, sementara Robin mencuci piring, setelah aku mandi baru lah ia mandi, dan aku berganti baju dan tiduran dikasur sambil menonton televisi, tak lama Robin selesai mandi lalu memakai baju dan menuju kasur untuk menonton tv.

"Rob, tolong pijitin gua dong, kayak nya badan gua pegel banget." kataku merayu.

"Badan apa kaki?" tanya Robin sambil tetap melihat handphon nya.

"Punggung aja ko, pegel banget, kalo mau sekalian kaki juga boleh hahahha!" rayu ku sambil membalikan badan di kasur. Kemudian Robin mulai memijiti punggung ku, benar-benar nyaman rasa pegel bisa terobati hingga akhirnya aku terlelap.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang