BAB 95

32 3 0
                                    

     Satu hari telah berlalu, ketika jam pulang aku menuju parkiran untuk pulang ke kontrakan. Ketika sampai di kontrakan aku memasak untuk makan malam dan mandi.

Malam itu aku sedang menonton televisi, tiba-tiba pesan masuk di handphonku berbunyi, aku segera membuka dan membacanya, ternyata pesan dari Safira, aku membalasnya, ia mengajaknya untuk menemani di apartemennya, namun aku menolak dengan halus. Kemudian aku segera mematikan lampu dan televisi untuk beristirahat.

     Pagi itu aku terbangun, aku segera membuat sarapan dan duduk di ruang depan, pintu ku buka udara pagi itu begitu sejuk, setelah sarapan aku mencuci baju dan mandi, setelah itu aku mempersiapkan diri setelah jam menunjukkan pukul dua siang.

Setibanya di tempat kerja aku lanngsung memulai aktivitas seperti biasa. Ketika malam aku bersiap untuk pulang ke kontrakan, segera ku arahkan motorku pulang ke kontrakan. Sampai di kontrakan aku melihat Fikar sedang menonton televisi di kamar.

     "Hai Fik, dari mana?" tanyaku sambil meletakkan tas dan jaket.

     "Dari rumah, terus ke kampus, pulang anter Jihan. Ka, tadi aku lihat Mitha dijemput seseorang loh." kata Fikar. Aku duduk di kasur sambil menatapnya.

     "Oh ya? terus kamu panggil gak?" tanyaku.

     "Iya, aku panggil Mitha nya, tapi sikap cowo itu cuma senyum aja." kata Fikar.

     "Mungkin itu temannnya kali." kataku.

     "Kayanya bukan deh, soalnya dia bukain pintu mobil pas Mitha mau masuk ke dalam mobil." kata Fikar.

     "Oh, berarti cowok itu sopan sama Mitha." kataku.

     "Iya, tapi ka Calvin ga cemburu?"

     "Nggak lah, aku udah tau kayak nya siapa cowo itu, lagi pula aku udah cerita kan waktu itu sama kamu." Jawabku.

     "Oh dia mungkin ya? cowok yang jodohin sama orang tuanya." kata Fikar.

     "Iya mungkin, semoga aja itu pilihan yang terbaik dan bisa membahagiakan Mitha." kataku sambil tersenyum. Kemudian aku ke kamar mandi untuk mencuci muka dan memasak makan malam. Fikar pun menghampiriku sambil membuat secangkir teh hangat.

     "Tapi menurut aku dari penampilan lebih keren ka Calvin deh." kata Fikar.

     "Ish, jangan begitu. Semua ada kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Kamu mau sekalian makan gak? aku buatin ya?" tanyaku sambil tersenyum. Fikar pun mengangguk.
Ketika kami duduk di ruang depan Fikar pun menyantap makan malam yang ku buat.

     "Mudah-mudahan dia bisa bahagiain Mitha ya ka " kata Fikar.

     "Amin, semoga aja." jawabku sambil tersenyum.

     "Terus sekarang ka Calvin gimana? mau jalanin hubungan sama ka Safira?" tanya Fikar.

     "Belum tau Fik, aku masih ragu aja. Jujur masih kepikiran sama Mitha, aku masih nunggu Mitha." kataku.

     "Sampe kapan ka?" tanya Fikar.

     "Gak tau, mungkin sampe hati aku pudar dan belajar ikhlas." jawabku tersenyum.
Fikar pun mengangguk tersenyum memandangku.

     "Sabar ya ka, semua pasti akan indah pada waktunya." kata Fikar.

     "Amin." jawabku tersenyum.

     Pagi aku terbangun, schedule hari ini adalah hari libur ku, aku segera ke dapur membuatkan sarapan. Fikar pun terbangun dan segera mandi. Ketika sarapan telah jadi aku duduk di ruang depan, kubuka pintu dan melihat cuaca begitu cerah. Fikar pun datang menghampiriku.

     "Ka Calvin masuk sore hari ini?" tanya Fikar.

     "Aku libur Fik, kamu kuliah?" tanyaku.

     "Aku gak kuliah ka, terus kita mau kemana nih?" tanya Fikar sambil menyantap sarapan.

     "Kemana ya" jawabku sambil memikirkan.

     "Jangan lupa loh minggu ini kamu ada job lagi kan?" tanyaku.

     "Iya, ka Calvin masuk pagi kan? soalnya acaranya kan malem" kata Fikar.

     "Bisa ko, ya udah abisin dulu sarapannya, nanti kalo ada ide baru kita jalan." kataku tersenyum.
Fikar pun mengangguk segera menghabiskan sarapan yang ku buat. Setelah itu ia membantuku mencuci piring, aku segera merendam baju.
Sore itu aku terbangun kemudian mencuci baju dan menjemurnya, Fikar menghampriku.

     "Lumayan tadi abis sarapan eh kita ketiduran lagi hahaha!" kata Fikar tertawa.

     "Iya nih, cuacanya bikin mager." kataku sambil membuka kulkas.

     "Ka Calvin mau masak apa? sini aku bantuin." kata Fikar. Aku masih melihat bahan-bahan yang ada di kulkas.

     "Kayanya udah pada mau habis, belanja dulu yuk!" kataku.

     "Hayuk!" jawab Fikar.

Kemudian aku dan Fikar mempersiapkan diri dan pergi ke supermarket. Setelah sampai Fikar membawa keranjang dorong sambil berjalan mengikuti langkahku. Aku pun segera mengambil beberapa kebutuhan dapur dan kebutuhan mandi. Setelah membayar aku dan Fikar membawa belanjaan ke mobil, kami segera pulang ke kontrakan. Sampai di kontrakan aku merapihkan belanjaan dibantu Fikar.

     "Jadi mau masak apa nih ka?" tanya Fikar.

     "Kayanya masakan bento seru nih, tadi aku juga udah beli bahannya." kataku.

     "Wih sini aku bantuin buat beef teriyaki nya." kata Fikar. Aku dan Fikar segera membuat makanan jenis bento, mengiris bawang bombay, wortel, dan bahan-bahan lainnya, aku juga menggoreng udang tempura yang siap di goreng. Terdengar suara rintik hujan diluar.

     "Wah pas banget makan yang anget-anget makan bento." kata Fikar. Kami pun tertawa dan terus melanjutkan masak. Ketika semua selesai segera membawanya ke ruangan depan, pintu pun ku buka, kami segera menyantap masakan yang kita buat.

     "Gimana rasanya?" tanyaku.

     "Wah mantab kak! yah beda tipis sama yang di restoran cepat saji sih, cuma kan kita bikin sendiri hahaha." jawab Fikar sambil mengambil gorengan udang tempura menggunakan sumpit.

     "Puas kalo masak sendiri, masih ada sisa bahan buat besok pagi kita sarapan atau makan siang." kataku. Fikar pun mengangguk sambil menyantap bento.

 Fikar pun mengangguk sambil menyantap bento

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*hanya sebuah ilustrasi gambar

Setelah makan Fikar mencuci piring dan aku menyapu lantai, kemudian kami duduk di ruang depan menikmati teh hangat sambil melihat hujan yang sejuk. Telfonku berdering, aku segera mengangkatnya. Fikar hanya menatapku dan menikmati secangkir teh hangat. Setelah percakapanku berakhir aku segera berganti baju.

     "Ka mau kemana?" tanya Fikar.

     "mau ke apartemennya Safira." kataku sambil mengambil jaket dan kunci motor.

     "Hah? emang ada masalah apa?" tanya Fikar.
     "Nanti aku ceritain, maaf aku jalan dulu ya, titip kontrakan." kataku. Aku segera pergi menggunakan motor saat rintik hujan, Fikar hanya melihatku dan menutup pintu.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang