BAB 77

32 2 16
                                    

     Pagi itu saat ku terbangun ku lihat Fikar sedang mengerjakan tugas, ku usap rambutnya dan aku keluar kamar untuk ke dapur membuat sarapan.

     "Kamu mau sarapan apa Fik?" tanya ku dari arah dapur, Fikar menghampiriku.

     "Ka Calvin mau bikin apa?" kata Fikar.
Aku terdiam berfikir sambil melihat isi kulkas.

     "Hmm jadi kangen sama Robin, biasanya dia selalu ada ide buat masak sarapan." kataku.

     "Iya ya ka, biasa kalian sama-sama disini." kata Fikar.

     "Bikin pancake aja deh pake es cream, kamu mau gak?" tanyaku.

     "Mauuu!!" jawabnya dengan semangat.

     "Ya udah kamu selesaikan tugas dulu aja biar aku yang masak." kataku sambil menyiapkan bahan.

     "Udah selesai ko ka, sini aku bantu, sekalian belajar bikin adonannya." kata Fikar.
Kemudian kami asik membuat pancake, dan mencuci piring serta mengangkat jemuran.

     "Enak juga ya hidup mandiri." kata Fikar.

     "Yah ada enak sama gak enaknya, lebih enak diurusin sih hahahah!" kataku.

     "Iya bener juga, kaya ka Robin sekarang udah ada yang ngurusin." kata Fikar.

     "Iya, tapi aku yakin karena dia dulu terbiasa mandiri, pasti dia juga rajin." kataku.

     "Oh gitu ya ka?" tanya Fikar. Aku mengangguk. "Nanti malem tante aku pada pulang kerumah, jadi kayanya aku ga bisa nemenin ka Calvin disini." kata Fikar.

     "Ok siap, santai, ya udah kamu jagain mamah ya." kataku.

     "Ka Calvin gak apa-apa sendiri?" tanya Fikar.

     "Gak apa-apa, sudah mulai terbiasa ko, aku makasih banyak sama kamu selalu temanin aku." kataku sambil menyelesaikan masak.

     "iya ka, aku juga makasih, ih udah jadi pancake nya." kata Fikar. Aku mengambil ice cream dan kami sarapan di depan ruangan. Pintu depan ku buka agar sirkulais udara menjadi segar.

     "Wah mendung, semoga nanti gak ujan pas berangkat kerja." kataku.

     "Iya, ka Calvin bawa motor kan?" tanya Fikar sambil menyantap pancake ice cream.

     "Pasti bawa motor, gimana enak pancake nya?" tanyaku.

     "Enak ka, gak kalah sama sama yang kaya di cafe-cafe hehehhe." kata Fikar.

     "Hahahah, bisa aja kamu, kalo mau nambah masih ada tuh, kalo masih laper tambahin nasi hahahaha!" candaku. Kami pun berdua tertawa. Setelah sarapan Fikar membantuku mencuci piring dan aku menyetrika baju. Fikar masuk ke kamar dan berganti baju.

     "Kamu langsung pulang? gak mandi dulu?" tanyaku.

     "Mandi dirumah aja ka." kata Fikar.

     "Baju kamu taro sini aja sebagian, jadi gak bolak - balik kalo nginep." kataku.

     "Iya ka nanti kalo aku kesini lagi bawa baju tidur sama peralatana mandi cadangan, aku pulang dulu ya ka, makasih banyak buat sarapannya." katanya sambil keluar membawa laptop dan meletakkan di dalam mobil.

     "Sama-sama, kamu hati-hati ya, salam buat mamah." jawabku sambil berdiri di depan pintu, setelah mobilnya pergi aku mengunci pintu dan melanjutkan menyetrika.

     Jam menunjukan pukul dua siang aku sudah mempersiapkan diri, kemudian berangkat ke tempat kerja untuk memulai aktivitas.

     Jam menunjukan pukul dua siang aku sudah mempersiapkan diri, kemudian berangkat ke tempat kerja untuk memulai aktivitas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Hanya sebuah ilustrasi gambar.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang