BAB 37

40 3 4
                                    

     Tatapan ku tak berkutik, melihat kehadiran Mitha,
aku terkejut saat aku sedang membantu pramusaji menyiapkan kue ulang tahun, Mitha datang ke acara ulang tahun mamahnya Rania. Seketika aku melihat Fikar dan Jihan, mereka hanya tersenyum sambil menaikkan alis memberi tanda kepadaku dan tersenyum.

Aku pun membalas senyum mereka. Kemudian semua duduk di meja sambil berbincang-bincang. Aku segera mengabadikan moment itu dengan kameraku, tak sengaja aku melihat Mitha dan ia melihatku sambil tersenyum. Aku hanya terdiam dan terkesima dengan wajah cantik alaminya dan pesonanya yang membuat jantungku berdetak cepat.

     "Calvin, sini dong, duduk samping gua." kata Robin. Aku segera duduk disamping Robin menghadap Mitha.

     "Asssalamualaikum ka Calvin." salam Mitha.

     "Waalaikumsalam Wr. Wb. Mitha." jawabku sambil tertegun dan tersenyum menatap matanya yang indah.

Tak lama pramusaji membawakan kue ulang tahun yang sudah di hiasi dengan lilin yang menyala dan meletakkan di tengah meja. Aku terkejut saat ku lihat kue nya.

    "Wahh kue tiramisu, makasih banyak." kata mamahnya Rania, aku lantas memandang kue ulang tahun yang begitu indah dengan hiasan cokelat kering yang membentuk seperti hati, lalu aku menoleh ke Robin. Sementara Robin hanya tersenyum.

     "Kue sejarah kita semua." katanya sambil berbisik.

Aku hanya mengangguk tersenyum dan melihat semuanya yang asik mengobrol bersama.

     "Tiramisu ini yang buat si Robin loh mah." kata Rania.

     "Oh ya? wahhh ini enak pastinya, mamah suka karena ada biskuitnya dan kreasi dari si Robin" kata mamahnya.

Lalu saat mamahnya meniup lilin dan membagikan kue tiramisu nya kita semua makan. Sementara Mitha hanya tersenyum melihat tiramisu nya.

    "Ayo Mitha di makan, ini yang buat ka Robin loh, dan bahannya aman kok." kata Rania sambil melihat Mitha, lalu ia mencoba potongan kue tiramisu nya.

Sementara aku sambil sibuk mengabadikan dengan kameraku, kami makan bersama sambil bercanda.
Sungguh pemandangan dan suasana yang penuh kekeluargaan, aku sempat berfikir flashback dari awal cerita satu-persatu hingga akhirnya aku melihat Sosok Mitha di hadapanku yang begitu cantik dan penuh kelembutan.

     Setelah makan bersama, kami semua foto-foto, hingga saatnya pamit pulang. Rania segera ke chasier untuk membayar hidangan dan minumannya ditemani Robin. Sementara Jihan dan Fikar membantu merapihkan kado beserta bunga untuk mamahnya Rania kedalam mobilnya. Aku dan Mitha juga membantu membawa seikat bunga dan hanya saling memandang tersenyum.

     "Makasih ya Mitha, kamu udah dateng ngeramein acaranya." kataku dengan wajah berseri.

     "Sama-sama ka Calvin, aku juga seneng bisa kumpul silahturahim sama semuanya, saling mendoakan dan berbahagia." jawab Mitha.

     "Kamu mau pulang sama siapa?" tanyaku memberanikan diri.

     "Aku dianterin sama Fikar sama Jihan juga ka, kaka sendiri sama siapa pulangnya?" tanya Mitha.

     "Aku pulang sendiri, tapi aku ke rumah Fikar dulu kok soalnya Robin sama Rania mengantarkan mamahnya, kan Robin temen satu kontrakanku jadi nanti pulangnya bareng."  jawabku. "oh ya, aku boleh minta nomor telfon kamu?" tanyaku dengan sedikit gugup.

     "Boleh kak." Lalu Mitha segera memberikan nomor tellfonnya dan menyimpan nomor telfonku juga. Hatiku benar-benar bahagia, melihat senyum manisnya, kelembutan hatinya, dan wajahnya yang segar dan berseri. Lalu setelah semua selesai kami meninggalkan cafe yang menjadi tempat sejarah bagi cerita hidupku dan semuanya.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang