BAB 73

50 3 8
                                    

     Pagi itu seperti biasa setelah mengantar Robin kerja aku langsung menuju tempat kerjaku. Setelah sampai aku berganti baju seragam dan memulai aktivitas. Saat jam makan siang aku bertemu Safira yang sedang makan di meja.

     "Hei Fir, gimana kerjaan kamu, lancar?" tanyaku dengan senyum.

     "Hai Vin, lancar, ditempat kerja kamu gimana lancar?" tanya Safira.

     "Lancar, semangat ya hari ini." kataku sambil tersenyum. Safira pun mengangguk. Setelah makan siang, aku kembali bekerja.

     Jam sudah menunjukan jam setengah lima sore, aku segera berjalan menuju parkiran motor dan pulang ke kontrakan. Sampai dikontrakan aku segera mandi dan berganti baju, kemudian aku masak untuk makan malam.

     Berbulan-bulan telah berlalu, aktivitas seperti biasa ku lalui, Robin dan keluarganya pun sudah bertemu dengan mamahnya Rania. Hubungan pertemanan kami semakin akrab.

     Saatnya telah tiba saat kebahagiaan Robin dan Rania sebentar lagi akan bersanding dan mengikrarkan janji setia sehidup semati. Aku berdiri di gedung yang penuh dengan para tamu undangan, saat ku lihat iring-iringan kedua mempelai mulai memasuki ruangan. Aku melihat Robin dan Rania seperti Raja dan Ratu sehari, wajah mereka berseri, jejeran sajian makanan catering yang berbagai macam sudah tersedia tersusun rapih berkat bantuan Wedding Orginizer. Rasa haru, bahagia bercampur aduk. Saat acara berlangsung aku naik ke atas panggung bersama Mitha dan orang tuanya, aku bersalaman dengan kedua orang tua mereka. Ketika aku menghampiri Robin, ia tersenyum lebar menyambutku.

Tak lupa aku mengucapkan selamat kepada Robin dan Rania yang sudah sah menjadi pasangan suami istri. Setelah itu aku turun ke panggung dan mencicipi hidangan yang sudah tersedia bersama Fikar, Jihan, dan Mitha. Sebelum pulang kami berfoto bersama sungguh moment yang membahagiakan.

     Setelah acara selesai, aku duduk di sisi gedung sebelah kiri, Mitha dan orang tuanya berpamitan kepadaku, disusul Jihan yang pulang bersama Mitha. Saat para tamu undangan sudah sibuk untuk segera pulang aku menghampiri Robin dan Rania.

     "Yeyyy finally!! bangga sama kalian." kataku. sambil memeluk mereka berdua. Fikar pun datang menghampiri untuk bergabung.

     "Makasih ya Vin udah dateng." kata Robin.

     "Sama-sama Rob, selamat menempuh hidup baru ya, inget janji suci nya sama istri ya." kataku.

     "Iya janji Vin, gua harap suatu saat lu juga segera menyusul." katanya.

     "Amin, doain aja ya. Lu langsung pulang kerumah Rania ya?" kataku.

     "Iya, kan baju-baju gua udah disana, nitip kontrakan ya Vin!"  katanya.

     "Siap-siap." Jawabku tersenyum.

     "Tenang, nanti aku yang jagain ka Calvin ko, besok ka Calvin masuk apa?" kata Fikar.

     "Bener ya? aku besok libur, dateng ya ke kontrakan." kataku sambil tertawa. Setelah selesai kami pulang.

Sampai di kontrakan aku memasukan motor ke dalam, lalu mengunci pintu depan. Aku melihat foto-foto saat kebersamaanku dan Robin, aku tersenyum, kemudian aku masuk ke kamar, ku lihat sekeliling hanya terlihat bantal dan guling yang biasa Robin gunakan, sambil berganti baju aku duduk di depan televisi.

Aku merasa sedikit kehilangan sahabatku, terbiasa saat bersama dengan nya. Dari masalah yang dihadapi, becanda bareng, namun aku tau ia sekarang telah memiliki keluarga yang baru bersama istrinya. Aku melihat foto tiramisu yang ia cetak dan pajang di dinding, Aku menarik nafas panjang dan tersenyum. Aku juga harus memulai belajar menikmati kesendirian di kontrakan, saat ini, namun bukan berarti kita berpisah, kita hanya meneruskan kehidupan yang lebih baik. ku baringkan tubuhku ke kasur, tak terasa air mataku terjatuh, aku berusaha tegar dan tetap berbahagia atas pilihan hidupnya Robin dengan seseorang yang dulu pernah ku sukai, Rania akan selalu ada di hatiku selamanya.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang