BAB 96

35 3 4
                                    

     Sampai di apartemen Safira aku perlahan mengetok pintu, ia pun membukanya, aku segera masuk ke dalam, Safira memelukku dengan tiba-tiba, aku hanya terdiam sambil mengusap-usap punggungnya.

     "Udah, kamu tenang dulu ya." kataku sambil mengajaknya duduk di sofa panjang dekat televisi Sambil mengusap air matanya. "kamu gak apa-apa? coba ceritain masalah awalnya gimana?" tanyaku.

     "Tadi cowok brengsek itu datang, ia ngomong katanya memaksaku untuk menerima permintaan maaf nya, aku gak bisa, terus dia marah-marah!" kata Safira sambil menangis.

     "Siapa cowok itu yang kamu maksud? terus kamu gak diapa-apain kan?" tanyaku sedikit terkejut.

     "Mantan aku Vin, dia kasar sama aku, aku gak bisa berhubungan lagi sama dia, terus maksa untuk balikan lagi, dia nyaris mau pukul aku. Dia tuh emosional banget!" kata Safira sambil tetap menangis.

     "Ya udah kamu tenang dulu, trus dia sekarang kemana?" tanyaku.

     "Sudah pulang, aku ancam akan lapor polisi kalau dia sampai memukul aku! terus dia pulang dan aku langsung telfon kamu." kata Safira.

     "Ini udah jam sebelas malam loh, kok kamu masih mau bukain pintunya? kan keliatan di monitor kalo dia dateng? kita lapor polisi ya?" tanyaku sambil melihat monitor kecil di tembok dekat pintu masuk.

     "Aku fikir kejadiannya gak kaya gini.! gak usah Vin.. nanti jadinya dendam! Aku cuma mau malam ini kamu temani aku disini, please..!" kata Safira sambil menangis. aku segera memeluknya dan mengusap rambutnya untuk menenangkan hatinya. Perlahan dia mulai terdiam sambil melihat jam. Aku tetap menenangkan hatinya. kemudian ia segera beranjak menuju dapur.

     "Kamu mau kemana?" tanyaku.

     "Aku mau ke dapur, mau ambil minum." katanya sambil berjalan ke dapur. Kemudian ia memberikan secangkir jus jeruk, aku menerima dan meminumnya.

     "Sebentar ya aku ke kamar dulu." kata Safira. Aku mengangguk, ia masuk ke dalam, entah apa yang ia lakukan. Aku hanya duduk sambil melihat sekeliling ruangan, bagiku seperti tak ada kejadian apapun, semua tetap tersusun rapih, kemudian Safira keluar kamar.

     "Happy birthday Calvin!" katanya sambil tersenyum membawa kue ulang tahun yang terhias dengan beberapa lilin yang sudah menyala. Aku terkejut dan terdiam memandang kue ulang tahunnya. Safira pun tersenyum lebar menatapku.

 Safira pun tersenyum lebar menatapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*Hanya sebuah ilustrasi gambar.

     "Jadi... tadi cuma settingan!??" tanyaku terkejut.

     "Iya, maaf ya surprise!" katanya sambil tertawa. Aku melihat jam menunjukkan pukul duabelas malam, aku baru tersadar kalau hari ini adalah hari ulang tahunku. Aku serasa lemas, tak bisa berkata apa-apa. Safira pun menghampiriku sambil tersenyum.

     "Ayo, make a wish dulu." katanya sambil memegang kue ulang tahun. Setelah aku berdoa aku segera meniup lilinnya, aku pun tersenyum.

     "Dasyat ya acting nya, bikin aku syock." kataku sambil menggelengkan kepala. Safira meletakkan kue ulang tahunnya di meja dam memeluku dengan erat.

     "Iya maafin aku ya buat surprise kaya tadi." kata Safira.

     "Ayo dong dipotong kuenya." kata Safira. Aku segera duduk di sofa dan memotong kuenya, sementara Safira mengambil piring kecil dan garpu di dapur. Aku segera meletakan potongan kue ke piring kecil. Safira pun tersenyum. Aku memotong kue nya dan memberikan pada Safira.

     "Makasih ya buat surprise yang menegangkan ini, berasa di film-film horor tau gak sih!" kataku sambil tertawa.

     "Sama-sama Vin." sambil menyantap kue ulang tahunnya.

     "Kamu tau dari mana ulang tahunku? aku aja bener-bener lupa." kataku yang ikut menyantap potongan kue.

     "Kamu gak inget waktu aku intervew kamu? kan terlihat tanggal lahir kamu." kata Safira.

     "Oh ya hehehehe, ko bisa inget?" tanyaku.

     "Inget dong aku remeinder di handphon sama kalender di kamar." jawabnya tersenyum. Aku mengusap-usap rambutnya, menatap matanya, kami pun terdiam saling menatap, Safira memejamkan mata, nafasku berdetak kencang, ku lihat bibir mungilnya yang cantik, perlahan aku mendekatkan diri ke bibirnya, kemudian ku colek hidungnya dengan cream kue ulang tahunya sambil tertawa.

     "aih rese deh kamu!" kata Safira sambil tertawa, aku pun hanya tersenyum.

     "Makasih ya buat surprise nya." kataku. Ia pun mengangguk. Ku melihat jam sudah menunjukan pukul satu pagi, aku pamit untuk pulang, ia menyuruhku membawa kue untuk ku bawa ke kontrakan, aku menolaknya tapi ia memaksa, akhirnya aku menerima kue yang ia beri sebagai ucapan rasa terimakasih, aku segera pulang ke kontrakan. Sampai di kontrakan aku memasukkan motor dan meletakkan kue ulang tahunnya di dalam kulkas, aku masuk ke kamar melihat Fikar sudah tertidur, kemudian aku segera beristirahat.

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang