BAB 36

39 3 4
                                    

     Hari libur telah tiba, saat kejutan untuk ulang tahun mamahnya Rania, aku sedang mempersiapkan segala sesuatunya dibantu pramusaji di cafe itu, sementara Fikar baru datang membawa kotak berisi kue ulang tahun.

     "Kak aku nitip kue nya ya, aku mau jemput Jihan dulu" kata Fikar.

     "Oke Fik, hati-hati ya." jawabku. Lalu aku segera merapihkan semua peralatan dibantu pramusajinya, tak lama Robin datang membawa kado.

     "So far so good? ada yang bisa dibantu ga?" katanya sambil meletakkan kado dan menyerahkan kartu ucapan pesananku.

     "Iya, tolong tulisin kartu ucapannya ya terus taro di bucket itu deket chasier, nanti tulis aja nama gua." kataku sambil sibuk menyiapkan menu makanannya.

Kemudian Robin menulis kartu ucapannya dan meletakan di bucket bunga dan menyimpannya di ruangan cashier. Robin segera menghubungi Rania.

     "Gimana? udah siap?" tanyaku.

     "Siap! mereka lagi jalan ke sini naik taxi. Lu bawa kamera kan?" tanya Robin.

     "Ada tuh deket bucket bunga, deketin aja sama kue dan kado lu juga.

     "Duhh tapi si Fikar belum dateng, gimana dong?" tanya Robin.

     "Oh ya, bentar gua telfon Fikar dulu." Kataku lalu aku segera menelfon Fikar, lalu setelah ku berbicara  kumatikan telfon.

     "Gimana, dia udah dijalan?" tanya Robin.

     "Aman, mereka udah on the way kesini ko." jawabku.

Lalu tak berapa lama Rania dan mamahnya datang, lalu pramusaji segera mempersilahkan duduk di bangku yang sudah di siapkan. Aku datang membawa bucket bunga menghampiri mamahnya Rania.

     "Tante, selamat ulang tahun ya, sehat selalu dan bahagia." kataku sambil memberikan bucket bunga.

     "Loh ada Calvin, ya ampun cantik banget bunganya, tante suka banget. Tau aja tante suka bunga, makasih banyak ya Vin." kata mamahnya Rania sambil memeluk ku dengan ramah, dilanjut dengan Robin menghampiri mamahnya Rania sambil membawa kado.

     "Happy birthday Tante sayang, wish you all the best." sambil menyerahkan kado dan memeluk mamahnya Rania.

     "Ya ampun Robin, makasih banyak ya sayang, kalian udah Tante anggap sebagai anak tante sendiri, aduh repot-repot kasih kado segala." kata mamahnya sambil menerima kado dari Robin dan memeluknya dengan hangat. Lalu Robin segera menggandeng Rania.

     "Ayo silahkan duduk Tante, mau makan apa? ini udah disiapin set menu nya, tinggal pilih." kataku. sambil memberikan menu makanan dan dibantu oleh pramusajinya. Lalu aku segera mengambil kamera dan mengabadikan moment kebersamaan mamahnya Rania yang sedang berbahagia.

     "Loh, Fikar mana?" tanya mamahnya dengan wajah sedikit sedih. Rania menatapku dan Robin, aku langsung memberi kode padanya dan tersenyum.

     "Oh, tenang Tante mungkin dia nanti nelfon Tante kali." kataku.

     "Oh dia ga dateng? huh, anak bontot Tante gak dateng deh." kata mamahnya Rania dengan sedih, lalu kami duduk di meja makan. Tak lama Fikar datang memeluk mamahnya dari belakang.

     "Selamat ulang tahun mamah sayang." kata Fikar yang tiba-tiba muncul sambil mencium pipi dan kening mamahnya.

     "Eh anak bontot mamah dateng, makasih ya sayang." kata mamahnya, dilanjutkan dengan Jihan yang datang sambil memeluk mamahnya Rania.

     "Selamat ulang tahun Tante, sehat selau dan bahagia." sambil menyerahkan kado mungil yang terbungkus rapih.

     "Eeehh makasih sayang, sama-sama, aduh repot-repot kasih kado." jawab mamahnya Rania dengan ramah.

     "Oh ya Tante, ini kenalin sahabat aku dan Fikar."kata Jihan.

     "Selamat ulang tahun ya Tante, aku Mitha." katanya sambil memeluk mamahnya dan memberikan kado. Aku menengok ke arah mereka saat mendengar suara Mitha.….

RESEP CINTA UNTUK TIRAMISU -TAMAT- (BAB 1 s/d 100) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang