Satu

40.2K 1.8K 274
                                    

Tak perlu risau, semua akan ada waktunya untuk bahagia.

Happy Reading ❤️


Seorang lelaki yang sedang asik tertidur dan masih menikmati mimpi indahnya dikejutkan dengan teriakan seorang gadis yang tak asing baginya, siapa lagi kalo bukan, Reina Agnesia Kamila.

Sahabat terkampret bagi lelaki itu.

Walaupun kampret tapi dia sayang eaa😁

"Farel bangun cepetan!" Teriak Reina sambil mendorong-dorong tubuh Farel namun walaupun begitu Farel sama sekali tidak bergerak untuk bangun.

"Farelllll! Kebo banget sih!" Teriak Reina lagi ia sangat geram pada lelaki yang masih asik tertidur walaupun sejak tadi sudah diteriaki.

Emang dasar kebo!

"Berisik Rein, gue masih ngantuk lagian ini hari libur !" Balas Farel sambil menenggelamkan kepalanya mengunakan bantal.

"Ayo ish bangun, Farel udah janji kemaren mau temenin Reina jogging, ayo buruan."

"Janji nya gue batalin. Minggu depan aja ya." Ucapnya dibawah bantal.

"Gak janji harus ditepati!"

"Yaudah iya, nanti jam 8 aja ya."

Seketika Reina ngegas, "INI UDAH JAM 8! YAALLAH KUATKAN HAMBAMU YANG SUDAH TIDAK TAHAN MELADENI MANUSIA KEBO INI. UBAHLAH DIA KALO PERLU BERIKANLAH DIA AZ-" Ucapannya tidak ia lanjutkan.

"Eh astaghfirullah Reina gak boleh gitu." Ucapnya sendiri.

"Ish buru bangun Farel!" Ucapnya lagi namun lelaki itu masih tertidur sekalipun mendengar suara cempreng Reina.

"Arggg tanteee ommm Farel nya nih, om tante..." Teriak Reina.

Datanglah pasangan suami istri yang tak lain adalah Mami dan Papi nya Farel, Bimo & Laras.

"Yaampun sayang kamu kenapa kok teriak- teriak?" Tanya Laras maminya Farel.

"Tante.." Reina merengek sambil memeluk Laras. Memang, Reina sudah sangat akrab dengan keluarga Farel begitupun sebaliknya. Bahkan, kedua orang tua Farel menyayangi Reina seperti anak nya sendiri.

"Farel, hey bangun."

Mendengar maminya yang membangunkan Farel langsung membukakan matanya.

"Farel kenapa Reina nangis kaya gini?" Tanya Bimo papi nya Farel.

"Pi, Farel ngantuk Reina ganggu Farel tidur." Sahut Farel yang sudah membuka bantal yang ada di kepalanya.

"Aku gak ganggu kok om tante, aku cuma nagih janji nya Farel katanya hari ini mau nemenin Reina jogging." Adu Reina.

"Heh Rein jangan ngadu yang enggak-enggak ya. Lo ganggu gue tidur, lagian gue udah bilang jogging nya jam 8."

"Tapi ini udah jam 8!"

"Mana! Baru jam setengah 8 juga." Farel melihat jam yang terpasang di dinding sebelah kanan kamarnya.

"2 menit lagi jam 8!"

"Berarti belum jam 8."

"Tapi sebentar lagi jam 8."

"Iya tapi kan belum jam 8."

"Tau ah Farel nyebelin!"

"Biarin."

"Wle." Reina menjulurkan lidahnya ke arah Farel dan Farel membalasnya, "Wleee."

Seperti ini lah Farel dan Reina, dari mereka kecil selalu beradu mulut dan berakhir dengan menjulurkan lidahnya masing-masing.

Melihat kelakuan Farel dan Reina yang masih seperti anak kecil sedang bertengkar, Bimo dan Laras hanya bisa menggelengkan kepalanya dan terkekeh geli.

"Sudah sudah jangan bertengkar lagi, kalian ini masih aja kaya anak kecil."

"Tau nih. Kamu juga Farel! Kamu udah janji buat nemenin Reina, sekarang cepet mandi dan temenin Reina."

"Tapi mi..."

"Gaada tapi-tapian cepet bangun kalo engga uang jajan kamu mami potong!" Ancam maminya Farel.

"Ck, yaudah iya Farel bangun." Ucap Farel dengan terpaksa. Karena jika berurusan dengan uang jajan Farel pasti menyerah. Apalagi maminya mengancam uang jajan Farel akan dipotong!! Ia tidak mungkin melawan wkwk.

Farel pun beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas menuju kamar mandi. Sedangkan Reina, ia bersama kedua orang tua Farel mengobrol sambil menonton Upin-Ipin di televisi dan ditemani dengan beberapa cemilan yang disediakan oleh maminya Farel.

"Duh Farel lama banget sih." Reina sudah sangat kesal menunggu Farel mandi, bagaimana tidak? Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 08.20. bukankah biasanya laki-laki kalo mandi itu tidak selama ini? Namun mengapa Farel lama? Apa mungkin ia berdandan terlebih dahulu?

Ah, tidak mungkin.

"Tau nih, anak itu mandi aja sampe selama ini." Ujar maminya Farel.

"Biasa Rein, Farel kayanya dandan dulu supaya bisa tampil cool didepan kamu, jadi sabar aja ya."

"Si papi dikira Farel perempuan apa, walaupun dia dandan dulu pasti gak selama ini. Emang dasar anaknya aja yang lelet." Bukan Reina yang menjawab namun maminya Farel yang sudah greget dengan anaknya itu.

Tak lama kemudian Farel datang. Ia mengenakan kaos putih berlengan pendek, celana olahraga, jam tangan berwarna hitam, dan tak lup ia selalu mengenakan topi jika sedang berolahraga.

Memang dasarnya cogan, menggunakan apapun pasti selalu terlihat ganteng.

Wkwk.

"Ayo Rein, berangkat."

"Aduh, ini anak mami ganteng banget sih. Pantesan lama dandan dulu nih pasti. Kalo bukan anak mami sendiri udah naksir kali mami sama kamu nak."

"Apaan sih mi, inget umur." Ujar Farel.

"Tau sih si mami. Farel ganteng juga turunan dari papinya. Otomatis papinya lebih ganteng daripada anaknya, jadi mami harusnya bersyukur bisa dapetin suami kaya papi yang gantengnya tiada tara." Ucap papi Farel dengan pedenya.

Mami Farel tersenyum dan mencubit pipi suaminya, "Iya iya mami bersyukur punya suami sama anak yang ganteng-ganteng."

Farel dan Reina hanya terkekeh mendengar tuturan orang tua yang sedang pamer kemesraan.

"Ah udah ah Farel sama Reina mau berangkat. Mami sama papi silahkan lanjutkan bermesraannya."

"Haha.... Yaudah sana jalan. Cepet jadian yaa. Mami greget deh sama kalian berdua kapan coba jadiannya."

"Mami, udah Farel bilang beberapa kali, kalo Farel sama Reina selamanya akan terus jadi sahabat. Dan gak mungkin buat jadian, Farel aja udah anggap Reina kaya adik Farel sendiri." Ujar Farel sambil mengacak-acak rambut Reina yang terurai.

Sahabat? Adik? Farel cuma anggap Reina itu? Reina kira setelah kita bersama dari dulu Farel punya perasaan yang sama seperti apa yang Reina rasain. Tapi ternyata enggak. Ah Reina, jangan berharap lebih. Karena selamanya Farel akan seperti itu.

Gumam Reina dalam hati.




- To Be Continue-


Hallo terima kasih yang sudah mau membaca cerita absurd karangan aku❤️

Kalo suka

Jangan lupa vote+komen❤️

Friend Zone [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang