Sepuluh

16.8K 686 54
                                    

Happy Reading ❤️


"Bagaimana keadaan anak saya dok?" Ucap bunda Renata.

"Begini bu, anak ibu mengalami pendarahan karena benturan di kepalanya sangat keras. Dan ada ranting kayu yang masuk dikepala Reina sangat dalam sehingga darah yang dikeluarkannya juga sangat banyak. Anak ibu kekurangan darah, oleh karena itu anak ibu membutuhkan pendonor darah."

"Biar saya dok yang mendonorkan darah untuk Reina," Ucap Papahnya Reina yang langsung menanggapi. Ia sudah sangat khawatir dengan anak kesayangannya itu.

"Apa bapak punya riwayat penyakit?"

"Punya dok. Diabetes."

"Maaf pak jika seperti itu. Bapak tidak bisa mendonorkan darah untuk puteri bapak."

"Stok darah dirumah sakit juga sedang habis untuk golongan AB-. Karena golongan darah anak ibu sangat jarang."

"Pah gimana ini? Bunda takut Reina kenapa-napa. Yaallah......" Bunda Renata tak henti-hentinya menangis.

"Papah juga gak tau bun."

"Maaf bu, pak. Anak ibu harus segera mendapat pendonor darah hari ini juga, karena jika tidak dapat membahayakan nyawa pasien."

"Shit!!"

"Gimana ini."

"Biar Farel aja bun, om. Yang donorin darah untuk Reina, darah Reina sama Farel kebetulan sama. AB-" jawab Farel.

"Yaampun nak? Apa tidak apa-apa?" Tanya bundanya Reina.

"Gapapa bun. Apapun Farel lakuin yang penting Reina sembuh."

Bunda Renata memegangi kedua tangan Farel, "Makasih nak, kamu sudah peduli dengan kondisi Reina."

"Pasti bun. Farel sayang sama Reina." Bunda Renata menggangguk.

"Ya sudah mari ikut saya untuk transfusi darah." Ajak dokter kepada Farel.

"Baik dok."

Setelah satu jam lamanya, Farel mendonorkan darahnya untuk Reina.

Dokter bilang kondisi Reina sudah lebih baik dibanding sebelumnya. Tinggal saja menunggu Reina sadar.

Sekarang Farel sedang berada diruangan Reina, lebih tepatnya dia duduk ditepi ranjang Reina sembari mengelus tangan Reina menggunakan kedua tangannya.

Sedangkan bunda, papah, dan abangnya Reina, mereka pulang terlebih dahulu ke rumahnya, setelah mendengar kata dokter bahwa kondisi Reina sudah lebih baik mereka merasa sedikit lebih tenang untuk pulang mengambil pakaian untuk Reina, dan teman-teman yang lain sudah pulang karena hari sudah tengah malam.

"Rein maafin gue udah ninggalin lo tadi, kalo aja pas udah pentas gue terus sama lo dan kita buka hadiah bareng pasti kejadiannya gak akan kaya gini. Dan begonya gue malah ninggalin lo dan malah ladenin cewek-cewek centil yang minta foto sama gue." Ujar Farel sembari memegangi tangan kanan Reina.

Reina tampak tenang dengan matanya  yang terpejam. Hidungnya dipasang alat pembantu nafas, kepalanya yang diperban, pipi dan wajahnya terlihat sedikit memar. Sangat terlihat bahwa gadis itu telah ditampar.

Friend Zone [Completed✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang