*Apa?*

1.9K 119 1
                                    

-kalian tak perlu tahu apa yang aku lakukan...

***

Semua teman-teman nya sudah berkumpul di sebuah cafe,dan nayra baru saja sampai, membuka pintu cafe itu sehingga lonceng disana bersuara.

Semua mata para sahabatnya berbinar bahagia saat kedatangannya, tapi nayra hanya bersikap biasa saja.

Nia melambaikan tangannya kearah nayra,gadis itu hanya tersenyum simpul sambil berjalan ke arah mereka.

"Kok lama?" tanya raya.

"Macet,udah kayak jakarta aja.." ujar nayra yang kemudian mengambil tempat duduk disamping vivia,sahabatnya yang sedang fokus memainkan permainan yang ada di ponselnya.

"Main apa vi?" tanya nayra sembari mengintip.

"Permainan" jawab via tanda menoleh sedikit pun.

Nayra mendelikkan matanya malas"gue tahu,maksud gue,permainan apa?..mobile legend kah?..atau apa?"tanya nayra.

" main si pou!"jawab via.

Semuanya menghembuskan nafas kesal, karena mereka berfikir via sedang memainkan permainan yang menantang hingga fokusnya tak dapat teralihkan sedikit pun,tapi nyatanya dia malah memainkan permainan ecek-ecek untuk anak kecil.

"Hihihi..gue fikir main permana yang menantang,eh,ternyata permainan anak kecil..hahaah" kekeh Nia membuat kedua teman yang lain tertawa.

Yang merasa ditertawakan lagsng mendongakkan kepalanya,menatap mereka satu persatu dengan wajah kesal nya.

Sampai tatapan bingung ia berikan untuk nayra"laaah...kapan lo datang?"tanya via polos.

Semuanya menepuk jidat,tak menyangka bahwa via tak menyadari bahwa yang tadi bertanya adalah nayra.

"Yang tadi nanya itu gue vi,se seru apa sih sampai fokus banget sama permainan?"

Via menyengir "maaf,tadi lagi seru-seru nya si pou naik mobil,takut nabrak,jadi enggak nyadar kalau yang nanya itu lo...heheheh...sorry deh!" balas via dengan tangan yang menggaruk tengkuknya tak jelas.

"Ini masih belum ada yang mesen?" tanya via ketika melihat meja yang masih tetap kosong.

Semuanya menggelengkan kepala secara bersamaan.

"Kenapa?"

"Nunggu lo selesai main dulu,kita makan bareng!" jawab nayra.

Via malah mengernyitkan dahinya"kenapa enggak bilang dari tadi,kan gue bisa nyimpen hp gue dulu..payah kalian!"ucap via dengan santai nya.

Semuanya menatap via kesal"diiih,ni anak enggak nyadar banget,udah di tunggu in malah ngomel! "Ujar raya.

Disisi lain,nayra tersenyum melihat kebahagiaan sahabatnya, meski dengan cara sederhana,itulah yang selama ini ia pertahankan dalam persahabatan nya.

Jika tanpa mereka,entah akan menjadi apa kehidupan nayra,mungkin akan terasa sangat sepi dan hampa.

" dari pada ribut, langsung mesen aja..!"ujar nayra menghentikan percekcokan antara sahabatnya.

Dan semuanya kembali pada suasana normal.

Membicarakan banyak hal,sampai lupa akan adanya waktu yang sudah menjelang maghrib.

Raya menatap lingkaran jam yang bertengger manis di tangan kirinya "udah mau maghrib aja,pulang yu...nanti dimarahin  emak sama bapak kita!"

Nia,via dan nayra mengangguk.

Mereka pergi bersama setelah membayar makanan dan minuman yang tadi mereka pesan.

Nia dan raya membawa motor milik mereka,nayra dan via yang tadi datang nya menggunakan taxi,pada akhirnya mereka harus pulang dengan berboncengan.

Menjalankan motor mereka dengan sangat hati-hati,waktu yang sudah mulai malam,mengharuskan mereka berhenti di suatu mesjid terdekat untuk melaksanakan shalat maghrib.

Inilah yang membuat hati nayra begitu tenang memiliki sahabat yang masih ingat akan tuhan.

Meskipun mereka disekolah seolah tak perduli,tapi pada kenyataannya mereka takut untuk meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim.

"Kita shalat dulu aja ya,kalau lanjut takut enggak keburu!"ajak Nia pada ketiga temannya,dan anggukan kepala sebagai jawaban mereka menyetujuinya.

Turun dai motor dan melangkah menuju mesjid" ayo nay,kita shalat dulu!"ajak via saat melihat nayra hanya diam sambil duduk di jok motor milik raya dengan santai nya.

"Lo tahu gue kan?" ucap nayra.

Via menatap nayra"enggak seharusnya lo kayak gitu nay,lo masih hidup aja udah untung,mana tanda syukur lo?..shalat itu kewajiban nay..."ujar via sebelum benar-benar meninggalkan gadis itu sendirian.

Setelah merasa para sahabatnya sudah masuk kedalam,kini waktunya nayra yang masuk, tanpa sepengetahuan para sahabatnya, nayra pergi berwudlu dan melaksanakan shalat sebagaimana mestinya,dan memilih tempat yang lebih berjarak bersama sahabatnya.

Itulah hal yang tak pernah diketahui banyak orang,menyembunyikan identitas aslinya,dan nampak lah nayra yang memang lupa akan tuhan, tapi nyatanya itu tidak terjadi.

Nayra menyembunyikan segalanya,bahkan ibadah pun harus tanpa sepengetahuan orang yang ia tahu,orangtuanya dan keluarganya pun berfikir bahwa ia sudah meninggalkan semua itu.

Dan lagi-lagi nayra mendo'akan mereka dalam setiap ibadah nya,dalam diamnya.

Kenapa ia seolah berpetak umpat?

Yang nayra mau adalah,semua kata-kata yang telah diucapkan oleh banyak orang akan jadi motivasi bagi dirinya,bahwa hidup tak semudah yang di bayangkan.

Ia tak ingin jika dirinya harus dibeda-bedakan dengan naura,meski nyatanya memang berbeda.

Ia ingin menjadi dirinya,bukan orang lain.

Dan dengan inilah caranya,walau semua ini adalah jalan yang salah.

...

Beberapa menit berlalu..

Raya ,via, dan Nia sudah berada di parkiran dekat mesjid,mereka kebingungan untuk mencari nayra kemana,karena setelah mereka selesai melaksanakan shalat,nayra sudah tidak ada ditempat.

Mereka khawatir.

Tapi smuanya itu hilang saat nayra kembali menampakkan batang hidungnya.

Semua sahabatnya berkacak pinggang dengan wajah marah nya.

Dan dengan santai nya nayra berkata"Apa?"...

"Lo bilang apa?...lo kemana aja?..kita nyariin lo..kita khawatir nayra!" omel via kepada nayra.

Dialah via,selalu mengkhawatirkan keadaannya disaat orang lain tak perduli dengan kehadiran dirinya.

Nayra tersenyum"gue dari toilet,kebelet,lagian masa ia gue harus terus diem disini, kalian kan lama,mending bersih-bersih dulu!"alasan nayra.

Kau berbohong nay.

Selalu seperti itu.

Semua temannya bernafas lega.

"Syukur deh,tapi lo gak papa kan?" tanya raya.

Nayra mengangguk dan merentangkan tangannya,memberi ijin agar para sahabatnya melihat keadaan tubuhnya yang baik-baik saja tanpa ada cacat sedikit pun.

"Ya udah,keburu malem,kita lanjut pulang aja yuk!" ajak Nia.

....

*****

Di Penghujung Waktu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang