*7*

1.9K 144 3
                                    

***

Selama 2 minggu berada di pesantren,nayra merasa kebahagiaan yang datang menghampirinya,teman baru, orang-orang yang begitu ramah dan baik kepadanya, ilmu-ilmu yang mulai ia dapatkan lebih banyak.

Rasa tenang, damai dan tentram kini yang dirasakannya, semua beban yang selama ini dirasakannya seolah lenyap begitu saja,tak ada lagi luka,duka dan sakit hati.

Semua yang pernah dilalui dimasa lalu mulai di lupakan nya,karena percuma saja jika ia terus mengingatnya,hati nya tak akan pernah sembuh jika itu terjadi, ia tak akan merasa setenang ini,ia meyakini hatinya bahwa sudah tak ada lagi dendam yang tersimpan, ia telah ikhlas menerima semuanya.

Kini adalah waktunya ia menggapai ridho ilahi,mendekatkan diri,meningkatkan taqwa,meneguhkan iman,meskipun sulit ia harus mulai merubah segalanya.

Nayra tersenyum menatap langit malam dengan hamburan bintang yang berkelap kelip menemani sang rembulan.

Gadis itu selalu bangun lebih awal dibanding santriwati lainnya,entah kenapa ia ingin menjadi yang pertama berbincang dengan tuhan-nya,mengungkapkan rasa bahagia, rasa sulit dan segalanya, kemudian setelah itu rasa tenang hinggap di dadanya.

Nayra memeluk mukena dan al-qur'an nya dengan erat,ia berjalan menuju mesjid dengan lampu-lampu di samping jalan menerangi langkahnya,tak lupa dengan sinar bulan yang terang diatas sana.

Nayra menundukkan kepalanya, sehingga ia tak fokus dengan apa yang ada didepannya.

Nayra baru saja akan melangkahkan kakinya menaiki tangga mesjid,tiba-tiba..

Bugh..

Seseorang menyenggol bahu nayra,membuat gadis itu sedikit terhuyung tapi tidak sampai terjatuh,dengan perlahan nayra mendongakkan kepalanya kepada orang yang telah menyenggol nya.

Nayra terkejut karena orang tersebut adalah seorang ikhwan.

"Afwan...." ujarnya,nayra tertegun saat orang itu meminta maaf kepadanya seraya menundukkan pandangannya dan berlalu masuk kedalam masjid.

Wajah ikhwan itu tidak terlalu jelas karena keadaan yang gelap,ia hanya melihat bahwa ikhwan itu tersenyum sebelum pergi.

Nayra tak memperdulikan itu,ia memilih menggedigkan bahunya dan melanjutkan langkahnya untuk memasuki mesjid.

..

Rasa tenang mulai menyelinap dalam hatinya, bulir air mata mengalir di pipinya, allah masih menyayanginya dan memberikan kesempatan untuknya.

Setiap cobaan yang selama ini ia terima tidak sebanding dengan nikmat yang ia dapat.

Nayra memperlama menyatukan dahinya dengan tempat sujud,meresapi setiap shalat nya,membayangkan bahwa allah mengusap kepalanya dan mengatakan "aku mencintaimu ,hambaku!"

Setiap shalatnya,setiap do'a nya allah dengar,hati nayra yakin allah selalu menemaninya dalam setiap keadaan.

Setelah mengucap salam ,nayra selalu berucap do'a meminta ampunan atas segala dosanya,meminta agar orang tuanya di haramkan dari api neraka,meminta agar kebahagiaan selalu bersama dengan orang-orang yang disayanginya,dan terakhir mengamini do'a nya, mengusap kan telapak tangannya diwajah.

Nayra mengambil al-qur'an nya untuk melanjutkan hafalannya,baru saja nayra akan mulai memuroja'ah,telinganya mendengar suara merdu seorang laki-laki sedang melantunkan surat ar-rahman,nayra terdiam dengan telinga yang terus meneliti suara yang sangat nyaman di dengarnya.

Suara tersebut berada tepat di depan sana,temit shalat perempuan dan laki-laki memang di beri batas penghalang,nayra tidak tahu siapa pemilik suara tersebut, yang jelas nayra merasakan nyaman dan damai.

Di Penghujung Waktu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang