*24*

2.4K 158 18
                                    

Aku bahagia melihatmu tersenyum dan tertawa, aku terluka melihatmu menangis.

             ***

Seorang wanita paruh baya sedang berbaring di atas ranjang sumah sakit,tampak seorang pemuda menunggunya dengan keadaan khawatir,dan datanglah seorang pria dengan jas berwarna putih.

"Bagaimana keadaan mami saya dok?" tanya nya.

Dokter tersebut mendekat ke arah si pemuda"sepertinya ibu Tiara hanya kelelahan,sebaiknya beliau memperbanyak istirahat,agar keadaannya kembali pulih.."jelas dokter.

Pemuda tersebut mengangguk kemudian menatap maminya yang berbaring seraya menatapnya dengan pertanyaan 'kenapa? '

Pemuda tersebut memicingkan kedua matanya"tuh denger mi,kan di bilangin jangan kerja terus,mami itu udah sedikit berumur,waktunya istirahat..fikri khawatir,sampai dari bandara langsung kesini..!"oceh fikri pada maminya.

Maminya sedikit kesal pada sang putera"kamu mau bilang mami udah tua gituh?..durhaka sekali anda!"kesal maminya.

Fikri mengernyit"emang mami udah tua,fikri durhaka dari mananya coba?"kini fikri mencoba membela diri.

Maminya menatap tajam"sekali-kali buat mamimu ini merasa masih muda,meski udah tua!"jelas beliau.

Fikri menggeleng"no.no.no,fikri nggak mau bohong,dosa mi... Ngajarin anak kok harus bohong!"

Itulah kebiasaan bu Tiara dan Fikri,keluarga yang begitu harmonis.

Bahkan dokter yang masih ada disana pun hanya tersenyum,jarang sekali mendapatkan pasien unik seperti sekarang.

"Terimakasih ya dok!" ucap fikri.

Dokter tersebut mengangguk"sama-sama..."kemudian memberikan selembar kertas"ini obat yang harus bu tiara minum,silahkan di ambil di apotek.."ucapnya kemudian berlalu dari ruangan.

Fikri mengangguk,menatap maminya yang sudah berubah posisi menjadi duduk.

"Pulang yuk!"ajak bu Tiara.

Fikri mendekat dan membantu maminya untuk turun,kemudian mengandung maminya untuk keluar dari ruangan.

Fikri dan bu tiara berjalan di koridor rumah sakit dengan santai,sampai langkah mereka terhenti karena beberapa perawat berlari dengan mendorong brankar,tampak panik.

Fikri terdiam,saat ia melihat sekelebat orang yang ada di atas brankar,seorang wanita berhijab,fikri memikirkan sesuatu,ia seperti mengenalinya,dan kemudian matanya melihat dua orang yang berlari mengikuti para perawat barusan.

Fikri terdiam,ia mengenali keduanya, ada vivia yang tampak menangis,dan seorang dokter muda dengan jas kebanggaan nya, sahabatnya-Andra namanya.

" ayo!"maminya menarik kemejanya,fikri mengangguk meski dengan fikiran kemana-mana.

Fikri mengantarkan maminya sampai masuk ke dalam mobil "mi,fikri nggak ikut pulang sekarang ya,fikri mau tebus obat dulu,mami duluan aja,nanti fikri pulang pake taxi!" jelas fikri,maminya mengangguk.

Fikri beralih pada pria dewasa yang duduk di kemudi"titip mami ya pak!"ucapnya,pria itu mengangguk.

Fikri kembali masuk kedalam rumah sakit,ia masih bertanya-tanya,siap yang dilihatnya tadi,ia tak asing dengan orang tersebut,dan ada hubungan apa vivua,Andra dan pasien barusan.

Fikri mencoba mengingat-ngingat,ia membelalakkan matanya"itu nayra kan?"ucapnya.

Fikri mulai khawatir.

Ia yakin,yang dilihatnya tadi adalah Nayra,gadis yang dicintainya.

Fikri kembali terdiam,soal Andra.

Di Penghujung Waktu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang