*25*

2.4K 155 14
                                    


****

DEREN...

pria itu sedang termenung di balkon kamarnya,fikiran nya dipenuhi oleh bayangan tentang kebersamaan nya dengan Nayra,di waktu dulu, bahkan kejadian tadi siang.

Dia merutuki dirinya sendiri,karena bingung hars percaya pada siapa,Nayra atau adiknya-Devina.

Deren menarik rambutnya kemudian mengusap wajahnya dengan gusar
"AAAARRGH...aku bingung Nay...aku bingung... Siapa yang harus aku percaya,kamu atau devina?"

Deren menghembuskan nafasnya kasar,berbalik badan dan melangkahkan kakinya masuk kedalam kamar,duduk di tepi ranjang dengan badan sedikit merengkuh menatap lantai,denga tangan bertungkai di atas paha.

Deren masih setia merenung,fikirannya sedang kacau sekarang,bukan hanya tentang Nayra dan Devina,tapi juga tentang perjodohannya dengan Naura.

Dalam hatinya ia masih mencintai Nayra,sangat.

Tapi ia masih merasa kecewa dengan apa yang devina beri,meski ia tidak tahu kebenarannya, ditambah ia tak mungkin menolak apa yang kedua orang tuanya minta,ia merasa dengan cara inilah ia bisa membalas jasa kedua orang tuanya,menerima perjodohan.

Drrrt...ddrrrttt.

Ponsel nya berbunyi.

Deren merogoh ponsel dari alam saku kemejanya,sebuah motif dari perusahaan yang ia kelola.

Deren membukanya,itu adalah pesan pemberitahuan bahwa siang ini ia harus pergi keluar negeri untuk menemui salah stu client nya.

Lagi-lagi pria itu hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar,tapi dibalik itu ia akan memanfaatkan waktu selama beberapa bulan diluar negeri untuk memastikan keputusannya,dan juga menenangkan fikirannya yang kacau.

Tok...tok..tok..

Ketukan di pintu membuat deren kerkejut ia menoleh ke arah pintu saat pintu terbuka dan melihatkan seorang gadis cantik,berjalan kearahnya.

Gadis itu duduk disamping deren"kakak benar mau pergi?,kakak baru aja pulang,eeeeh udah pergi lagi aja!"oceh devina ,pasalnya ia masih merindukan sang kakaknya yang baru pulang 3 hari yang lalu itu.

Deren mengangguk "ini pekerjaan yang nggak bisa di tinggal!" ujar deren.

"Lama gak?" tanya devina.

"Sekitar 6 bulan!"

Devina melongo mendengar jawaban sang kakak"kok lama banget kak?"gadis itu lesu seketika.

Deren terdiam kemudian menoleh"dev?"

"Hem..."

Deren kembali mengalihkan tatapannya ke arah depan"kamu gak bohong kan sama kakak soal Nayra?"

Ucapan itu membuat devina seketika berdiri dan menatap tajam kakaknya.

"Kakak enggak percaya sama dev?" tanya devina dengan nada mulai meninggi.

Deren menatap devina dingin.

"Ini nih yang buat devina jadi makin benci sama tuh cewek,kakak lebih percaya sama Dia di banding dev,adik kakak sendiri?" devina mulai emosi.

Deren ikut berdiri"kakak nggak bermaksud kayak gitu dev!"deren meyakinkan,itu hal yang bukan deren maksud,devina salah paham,deren hanya ingin meyakinkan bahwa apa yang devina lihat itu salah.

Devina semakin tajam menatap kakaknya"AKU BENCI BANGET SAMA DIA KAK,BENCIII BANGET...DIA UDAH BUAT KAKAK KECELAKAAN,BUAT KAKAK TIDUR LAMA DIRUMAH SAKIT,BUAT AKU SAMA MAMA HAMPIR GILA KARENA DENGER KAKAK NGGAK BISA SELAMAT...ITU SEMUA GARA-GARA CEWEK GAK TAHU DIRI ITU... "devina terengah saat mengeluarkan semua rasa tidak sukanya terhadap Nayra.

Di Penghujung Waktu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang