*Awal!*

2K 149 19
                                    

***

Nayra masih tetap memeluk tubuhnya sendiri.

Merasakan sakit dalam hatinya dan juga perih di pipinya,yang mendapatkan dua kali tamparan ditempat yang sama dari orang yang berbeda.

Rambutnya yang acak-acakan karena jambakan dari devina,semakin membuat kepala nya bertambah sakit.

Nayra menarik nafasnya,berharap cara itu bisa membuatnya tenang walau hanya sebentar.

"Kuatkan nay yaa allah!" gumam nya dalam hati.

Nayra bangkit dengan tertatih-tatih, hari sudah menjelang sore.

Nayra melewati lorong kelas yang mulai tampak sepi,karena memang 1 jam yang lalu,sekolah sudah bubar.

Gadis itu berjalan dengan tubuh yang lemas,allah dan juga sakit.

Kini bukan hanya batinnya,tapi juga jiwa nya.

Nayra menghela nafasnya saat melihat gerbang sekolah sudah terkunci.

Bagaimana ia keluar sekarang ?

Nayra terdiam sejenak kemudian berjalan ke sebuah tembok tinggi.

Ia menatap tembok di depannya, mungkin itulah cara agar nayra keluar dari sekolah,memanjat tembok.

Meski tubuhnya sudah terasa remuk,tapi bagaimana lagi,ia harus segera pulang,sebelum orang tuanya mencarinya.

Mengingat kata orang tua.

Nayra hanya tersenyum miris,berfikir,masihkah orangtuanya ingat akan dirinya.

Nayra mengambil ancang-acang,kemudian meloncat sekuat tenaga untuk menggapai ujung tembok diatas sana agar memudahkannya naik.

Dengan susah payah nayra naik,dan akhirnya berhasil, yang harus dilakukannya sekarang adalah loncat dari atas sana.

Nayra menatap kebawah tembok,cukup tinggi.

Nayra meneguk mudahnya susah payah,ia meyakinkan dirinya,kalau dia pasti bisa.

"Bismillaahirrahmaanirrahiim" ucap nayra,kemudian memberanikan sir meloncat.

BRAK...

dan hasilnya, Nayra mendarat dengan sempurna.

Nayra tersenyum"alhamdulillah! "

Gadis itu menatap jam yang bertengger di tangannya,waktu sudah semakin sore,ia harus bergegas pulang, jika tak ingin orang rumah kembali memarahinya.

Ada sedikit sakit dipergelangan kakinya akibat meloncat dari tembok yang tinggi,tapi berusaha ia tahan.

Ia berjalan perlahan, jalanan masih tetap ramai,meski waktu sudah mulai petang.

Nayra berhenti menatap jalanan,haruskah ia naik taxi saja agar cepat sampai?

Nayra mengangguk, ia harus pesan taxi.

Nayra mengambil ponsel untuk memesan taxi online,kemudian memasukkan kembali ponsel tersebut kedalam tas nya.

Nayra menunggu.

Sampai pandangannya mengarah pada seorang anak kecil yang berjalan ke tengah jalan tanpa dampingan orang dewasa.

Nayra celingak-celinguk, ia harap anak itu bersama orang tuanya, tapi nihil,nayra tak menemukan siapapun.

Nayra melangkah ka kakinya untuk mendekati anak itu, tapi saat nayra melintasi jalan,gadis itu melihat mobil yang mengebut,dan arah laju mobil itu sejajar dengan anak kecil tadi.

Di Penghujung Waktu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang