***
"Mau gue anterin?" tawar Fikri yang berdiri di samping Nayra. Pemuda itu menunggui Nayra sedari tadi sampai gadis itu selesai bekerja.
Nayra melirik Fikri "enggak usah, makasih. Aku bisa pulang sendiri!" jawab Nayra ramah sambil tersenyum.
Fikri terpaku dengan sikap Nayra saat ini, ia berhenti melangkah, membuat Nayra yang menyadari tidak ada Fikri di sampingnya kebingungan.
Nayra berbalik melihat Fikri ada dibelakangnya dengan tubuh yang terdiam.
"Fikri?" Nayra menatap Fikri heran, gadis itu memiringkan kepalanya.
Sedangkan Fikri merasakan jantungnya kini meronta seolah ingin keluar, berdegup begitu cepat dengan rasa panas menjalar dalam tubuhnya .
"Aku?" ucap Fikri dengan mata menatap ke arah Nayra.
Nayra tersenyum "ini aku, kamu yang mau tahu kan?..dan ini yang sebenarnya!" balas Nayra tenang.
Fikri tersenyum senang, kemudian menunduk salting.
"Kalau bukan karena enggak mahram, udah gue peluk!" ucap Fikri pelan dengan tangan menggaruk tengkuk.
Nayra mengernyitkan dahi "kamu ngomong apa?" tanya Nayra.
"Ah enggak...enggak ngomong apa-apa!" jawab Fikri gelagapan.
"Ya udah yuk, aku anter cari taxi buat kamu!" ajak Fikri dan diangguki oleh Nayra.
Nayra berjalan di belakang Fikri dengan senyum mengembang, ia tersenyum karena panggilan mereka kini berganti dengan aku-kamu.
Mereka berhenti di pinggir jalan dengan Fikri yang melambaikan tangannya menghentikan sebuah taxi.
Nayra masih mengembangkan senyumnya dengan kepala tertunduk, ia merasakan hal aneh .
"Taxi nya udah ada, hati-hati di jalan ya Nay!" kata Fikri.
Nayra mengangguk "terimakasih "
"Aku pulang, Assalamualaikum?" Nayra masuk ke dalam taxi setelah berucap salam.
"Waalaikumussalam" jawab Fikri seraya melambaikan tangannya melihat kepergian taxi yang mulai menjauh.
Fikri memasukkan tangannya ke dalam saku celana. Dia tersenyum teringat kala Nayra memanggil dengan aku-kamu. Menurutnya panggilan itu sudah sangat spesial, Nayra yang barusan sangatlah berbeda dari Nayra yang sebelumnya ia kenal.
Sekarang apa kabar dengan hatinya yang malah semakin menjadi.
-
-
-
Nayra menatap keluar jendela, senyum masih tercetak jelas di bibirnya.
Drrttt...ddrrrttt..
Getaran di ponselnya membuatnya berjengit kecil.
" Via?" Nayra menatap layar ponselnya yang memperlihatkan nama Via di sana.
Sebuah pesan.
Nayra membukanya cepat.
Via
Kapan pulang?...bosen nih
Nayra menarik bibirnya, Via memang sahabat satu-satunya yang sudah ia anggap sebagai adiknya.
Dia yang selalu ada disampingnya, bahkan karena dirinya, sahabatnya itu rela kehilangan sahabatnya yang lain .
Nayra mengetik untuk membalas pesan dari Via.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Waktu (End)
Spiritual.. " kenapa hidup ini seakan tak pernah adil?...kenapa harus seperti ini?...bahkan aku dipaksa untuk bisa menjadi orang lain?..aku tak bisa,aku tetaplah aku,jangan paksa aku untuk jadi orang lain!"-(NAYRA) ***** Jangan lupa vote,coment,sama follow...