"Jika sudah terlambat, kamu gak berhak memaksakan kehendak"****
Seorang pemuda tampan berjalan memasuki rumah dengan wajah penuh seri,mengendap bak maling,berniat ingin memberikan kejutan kepada keluarganya,bahwa ia baru pulang dari pekerjaannya yang cukup lama.
Pria itu celingak-celinguk mencari keberadaan orangtuanya,tapi nihil, matanya tak sedikit pun mendapatkan keberadaan orang tuanya di dalam rumah.
"Masa iya gak pada di rumah?" monolog nya.
"KAKAAAAAAAAK" teriak seorang perempuan cantik menuruni tangga, berlari menghampirinya,memeluk Deren tanpa aba-aba sampai laki-laki itu hampir terjungkal ke belakang hingga harus menahan tubuhnya agar adik tersayangnya tak ikut terjatuh nantinya.
Laki-laki itu tersenyum hangat,membalas pelukan adik satu-satunya.
"Dev kangen tahu kak!" ucapnya.
Deren semakin tersenyum"kangen juga jangan nih?"
Devina,sang adik yang sudah tumbuh menjadi mahasiswi itu melepaskan pelukannya,mendelik tajam ke arah sang kakak"baru juga pulang,udah mau ngajak ribut aja!"
Deren terkekeh, mencubit pipi adiknya gemas"mama sama papa mana?"tanyanya.
Devina menggedigkan bahunya "mana aku tahu, nggak ada yg bilang mau pergi soalnya, tahu-tahu udah sepi aja!" memberengut kesal,sambil melipatkan tangannya depan dada.
Deren mengangguk-angguk pelan,melangkah mendekati sofa dan kemudian duduk di sana,melihat kakaknya terlihat lelah,devina mendekat dan ikut duduk di samping kakaknya.
"Kak?"panggil devina.
" hem"Deren hanya bergumam,laki-laki itu sudah nyaman bersandar ,menutup matanya mencoba melepas penat setelah ia melipat lengan bajunya sampai siku.
Tanpa menoleh sedikit pun,deren hanya menghembuskan nafasnya.
Devina sedikit melirik kearah kakaknya itu,menghelas nafasnya"bentar lagi kakak nikah lho,aku sendirian dong!"ujarnya seolah merajuk.
Deren yang awalnya tenang menutup matanya,kini mendadak membuka matanya dan menegakkan tubuhnya,menatap adiknya seolah tak percaya.
"Mama sama papa masih kekeh mau lanjutin?" tanyanya membuat devina seolah tertohok,bukannya kakaknya itu sudah menyetujui bahwa perjodohan itu akan tetap berlanjut hingga pernikahan.
Devina menatap sinis kakaknya itu "bukannya kakak sendiri yang udah setuju ya?...kok ngomongnya gitu?"
Laki-laki itu seolah tercekat,terdiam tanpa mau menjawab.ia bukan lupa atau apapun,tapi ia pulang karena selama bekerja ia terus-terusan kepikiran dengan Nayra,penyesalan selalu bersamanya,
Dan selama 2 bulan itu,tak ada sedikit pun ia ingat dengan calon istrinya .
"Jangan bilang,kalau kakak masih mengharapkan Nayra?" tebak devina membuat deren langsung mendelik kaget.
Apa yang harus di jawabnya,bahwa tebakan sang adik benar adanya.
"Kakak masih gak percaya sama omongan aku,kalau Nayra itu bukan perempuan baik-baik?"
"Kakak itu udah melamar wanita lain ya kak,jangan ngancurin dan bikin rumit gini dong,cuman gara-gara cewek itu!" tegas Devina,Deren langsung mengepalkan tangannya tak suka mendengar adiknya selalu saja menjelekkan wanita yang selalu di cintai nya.
Deren berdiri setengah kesal"stop mengatakan Nayra bukan perempuan baik-baik dek,kamu belum tahu dia..."deren memang tidak menaikan suaranya,tapi deren menunjukkan ketidak sukaannya,hingga pria itu beranjak memilih pergi untuk masuk kedalam kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Waktu (End)
Spiritual.. " kenapa hidup ini seakan tak pernah adil?...kenapa harus seperti ini?...bahkan aku dipaksa untuk bisa menjadi orang lain?..aku tak bisa,aku tetaplah aku,jangan paksa aku untuk jadi orang lain!"-(NAYRA) ***** Jangan lupa vote,coment,sama follow...