*36*

2.5K 151 25
                                    

"Hati seketika lemah saat tahu kau tak lagi hadir"

  ****

Setelah acara fiting baju,mereka memilih untuk makan siang bersama di salah satu cafe yang tak jauh dari butik sebelumnya.

Nayra duduk di samping naura,yang sedari tadi terdiam tidak ada pembicaraan sama sekali,dengan dirinya maupun deren,begitu pun dengan deren.

Apa yang sebenarnya terjadi,hingga naura dan deren tiba-tiba diam seperti sekarang.

"Aku ke toilet dulu!" ijin naura,berdiri kemudian beranjak pergi meninggalkan nayra dan deren di sana.

Nayra sedikit canggung jika harus duduk berdua dengan deren seperti itu,mungkin dulu ia senang saat duduk berdua dengan deren,tapi sekarang bahkan ia tak ingin dalam situasi ini kembali terulang,ia sudah lelah.

Hingga seseorang memanggilnya pelan"nay!"

Nayra mendongakkan kepalanya melihat ke asal suara"ya? "

Terdiam sejenak,kemudian"maaf...!"ujar pria itu.

Nayra mengernyit tak mengerti.

"Untuk?"

Deren menatap nayra,sedikit memajukan duduknya ke arah nayra,wanita itu mulai merasa tak nyaman dengan pergerakan deren.

"A-aku tahu nay,aku salah...tapi soal pernikahan dan kehamilanmu,katakan kalau kamu bohong..." ujar deren membuat nayra seketika membelalakkan matanya.

"Maksud kakak apa?" tanya nayra dengan nada yang sedikit meninggi,detik kemudian nayra berusaha menahan emosinya.

Pertanyaan macam apa itu,deren memang gila!.

"Aku tahu kamu marah sama aku nay,aku tahu kamu pasti cemburu soal pernikahanku kan?...katakan kalau kamu bohong tentang kedua hal itu,aku janji akan membatalkan pernikahan nya!"

Ntah apa yng dikatakan deren,nayra benar-benar tidak mengerti sama sekali,dengan bodohnya deren berfikir akan membatalkan pernikahannya,naura pasti akan sangat terluka jika mendengarnya.

"Kamu fikir aku bohong?...aku sedang hamil,kamu bisa lihat itu...dan aku hamil karena aku sudah punya suami,aku sudah menikah,perlu kamu tahu itu...."nayra mulai tak mampu mengontrol emosinya lagi,deren sudah kelewatan.

" tapi aku gak suka nay!"

"Aku tidak pernah menyuruh mu untuk menyukainya!" tegas nayra.

Deren terdiam.

"Kembali padaku nay,kumohon...aku sangat mencintai..." pinta deren yang kini memilih untuk meluruh di depan nayra,laki-laki itu berjongkok dengan wajah mendongak menatap nayra.

Nayra terkejut dengan perlakuan deren yang tiba-tiba, nayra malu,apalagi semua pengunjung cafe sedang menatapnya,dengan pandangan menunggu hal berikutnya yang akan dilakukan deren.

Nayra geram.

"Aku juga mencintaimu..." ucap nayra menatap deren dalam.

Seketika itu pula deren tersenyum.

"Aku sudah menduganya,kamu...." belum sempat berlanjut,nayra kembali berbicara.

"..tapi itu dulu kak,sebelum aku mendapat pengkhianatan dan hinaan yang telah kamu ucapkan padaku..."

"Dan sekarang tak ada sedikit pun rasa untuk mu kak,aku mencintai suamiku,laki-laki yang tak pernah ingkar janji,dan tak pernah berkata kasar.." emosi nayra semakin memuncak,ia kesal dengan deren yang tak mau mengerti,haruskah dia berteriak sekencang mungkin, menampar deren agar pria itu tak kelewatan.

Di Penghujung Waktu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang