***
2 orang gadis cantik berkerudung sedang berdiri di depan pintu rumah seseorang,1 orang dari mereka memegang tas.
"Aku tak yakin vi!" ujar nayra yang menunduk takut.
Via menggenggam tangan nayra,memberikan ketenangan dan kekuatan pada sahabatnya itu.
"Kamu jangan takut nay,mereka keluargamu..!" ujar via.
Nayra masih menunduk,sedang via mengetuk pintu rumah itu sampai beberapa kali.
Tok..Tok.. Tok..
Kreket...
Pintu terbuka pelan,dan kemudian menunjukkan wanita paruh baya dengan gamis yang menutupi tubuhnya menampakkan kecantikkanya,meski sudah berumur.
Wanita paruh baya itu menatap 2 gadis didepannya ramah,sampai kemudian beliau membelalakkan matanya saat tahu bahkan kenapa salah sau dari mereka.
Mata beliau berkaca-kaca,rasa rindu yang membuncah kini bisa tersalurkan.
"Nayra...sayang!" ujar wanita paruh baya itu sendu.
Nayra mendongakkan kepalanya,air matanya sudah mengalir membasahi pipi,tangisnya pecah saat wanita yang dirindukannya tiba-tiba memeluknya erat,tas yang dipegang nayra jatuh,nayra membalas pelukan itu.
Nayra merindukan uminya,umi Aminah.
"Umi rindu kamu sayang..kenapa baru pulang?" ucap umi,nayra tak menjawab,hanya isak tangis yang terdengar,dan pelukan yang semakin erat dari nayra.
Nayra tak bisa berucap apapun,rindu nya sulit dijelaskan.
Umi aminah melepas pelukannya,menatap nayra kemudian menghapus air mata Nayra ,umi aminah memandang nayra dari ujung kepala sampai ujung kaki,ada perubahan dari puteri bungsunya"sayang...kenapa kamu jadi kurus begini?"tanya beliau.
Nayra terdiam,bahkan via yang ada disampingnya pun terdiam,mereka tak bisa menjelaskan apapun,mereka sudah sepakat tak boleh ada yang tahu kalau nayra sakit.
"Puteri tante itu sedang dilanda tekanan batin karena keacuhan kalian,apalagi dia sedang sakit parah..." ingin rasanya via mengatakan itu kepada wanita paruh baya dihadapannya,tapi ia suah janji pada nayra untuk tidak mengatakannya kepada siapapun.
"Ya sudah,ayo masuk,kalian pasti lelah kan.." ajak umi aminah kepada ke duanya.
"Ah,terimakasih tante!" tolak via"lagi pula saya hanya mengantar nayra,saya sedang ada urusan...saya permisi tante,assalamualaikum!"lanjut via ,berpamitan dan menyalami umi aminah.
"Terimakasih vi...!" ucap nayra
Via mengangguk kemudian pergi.
"Ayo sayang,kamu harus istirahat ,pasti capek-an ber perjalanan jauh?" ajak beliau menggandeng tangan nayra.
Nayra senang karena uminya masih saja sayang kepadanya,meski beliau tahu kalau nayra bukanlah puteri kandungnya,melainkan puteri dari sahabatnya.
Nayra diantar sampai kamar yang sudah hampir 5 tahun tak ia tinggali,nayra menatap kamarnya masih sama saat ia tinggalkan dulu,tak ada yang berubah dari posisi.
"Kamu bersih-bersih dulu,sebentar lagi makan malam,nanti umi panggil kalau sudah siap ya!" ujar umi pada nayra yang kini sedang duduk di tepi ranjangnya.
Nayra menatap uminya yang sekarang mengelus puncak kepalanya, umi baru saja akan pergi,tapi nayra menghentikan langkah umi dengan menahan tangannya"ma-makasih umi...!"ujar nayra terbata.
KAMU SEDANG MEMBACA
Di Penghujung Waktu (End)
Spiritual.. " kenapa hidup ini seakan tak pernah adil?...kenapa harus seperti ini?...bahkan aku dipaksa untuk bisa menjadi orang lain?..aku tak bisa,aku tetaplah aku,jangan paksa aku untuk jadi orang lain!"-(NAYRA) ***** Jangan lupa vote,coment,sama follow...