*19*

1.9K 144 20
                                    

***

Seorang gadis cantik berumur 22 tahun dengan hijab menutupi hingga dadanya,tengah menatap sebuah rumah bergaya minimalis dari jauh, gadis itu hanya diam menatap perih rumah tersebut,tak lupa dengan tas yang ia genggam.

Gadis itu menghembuskan nafasnya, kemudian menunduk dan mengeratkan genggamannya pada tali tas.

"Apakah keputusanku untuk pulang ini baik?...tapi aku merindukan mereka!" gumamnya.

Gadis itu kembali menatap lurus kedepan,matanya berkaca-kaca saat detik kemudian seorang gadis cantik keluar dai rumah itu beserta pria baruh baya yang memeluknya hangat.

Gadis yang melihatnya terguncang,ia mengandai...

Andai yang di peluk itu adalah dirinya.

"Bi...kapan nay dipeluk kayak naura?" lirihnya .

Dia nayra,baru sampai dari perjalanan jauhnya, beberapa saat lalu ia berharap bahwa kedatangannya bisa disambut hangat oleh keluarganya, tapi ia merasa itu hanya harapan semu yang tak akan pernah terjadi sama-sekali.

Nayra membalikkan tubuhnya, ini belum saatnya ia pulang,mungkin dia harus pergi dulu kesuatu tempat untuk menghilangkan perasaan nya saat ini.

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju taman terdekat di komplek perumahannya.

Duduk di bangku Panjang yang ada disana,menyenderkan punggungnya di senderan kursi.

"Haruskah aku pulang sekarang?..tapi... Apakah mereka senang jika aku pulang?..."gadis itu menunduk.

" apakah selama 5 tahun ini mereka merindukanku?....atau mereka senang karena aku tak ada?...yaa allah,beri aku petunjuk!"ujar nayra.

Nayra merasakan panas di ulu hatinya, lelah terasa begitu kuat,jika orang lain,mungkin saja tidak akan pernah bisa bertahan begitu lama seperti nayra.

Ia ingin semuanya cepat berakhir.

Nayra terdiam dengan bibir meringis,gadis itu merasakan dentaman kuat dikepalanya, tangannya menekan kepala kuat.

Pengelihatannya mulai memburam,ia berusaha agar ia tetap terjaga,karena jika sudah seperti ini nayra selalu jatuh pingsan,penyakitnya masih belum ia ketahui.

Tangan yang tadinya memegang kepala,tiba-tiba terkulai lemas,nayra merasakan kebas di sebelah tangannya,tangan yang sebelahnya nayra gunakan untuk memijat lengan sampai jarinya yang sudah tak terasa,tak lupa dengan rintihan karena kepalanya yang masih berdenyut.

Nayra tak mau menyusahkan orang lain lagi,dulu saat di pesantren pun ,jika kejadian seperti ini nayra selalu memilih gudang untuk menenangkan diri,sekali pun ia pingsan di dalam sana tak ada yang tahu seorang pun,hanya saja saat ia sadarkan diri dan keluar dari gudang,hari sudah menjelang sore.

Tapi sekarang,dimana ia akan bersembunyi untuk menjauh dari tatapan kasihan banyak orang terhadap dirinya.

...

Di tempat lain ada seorang gadis cantik berkerudung tengah memperhatikan nayra dari jauh,menatap nayra seolah tak percaya.

Gadis itu berjalan mendekat ke arah nayra dengan tergesa,ia mengkerutkan dahinya melihat nayra yang terus menerus meringis dan merintih,tak lupa tanganya yang sedari tadi terlihat mengurut-ngurut tangan yang lainnya.

Gadis itu memberanikan diri mendekati nayra,ingin memastikan bahwa itu adalah sahabatnya.

Gadis itu sudah berdiri dihadapan Nayra, sedang gadis yang sedang duduk dibangku yang tak lain adalah nayra,mendongakkan kepalanya melihat siapa yang ada dihadapannya.

Di Penghujung Waktu (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang