Jisoo dengan segala perasaan yang kalut mengadu kepada Soojoo. Ia tidak tahu harus kepada siapa lagi mencurahkan segala pikirannya. Jisoo menangis dipelukan Soojoo.
"Soo yaa, kau tidak bersalah. Semua itu keputusan kalian bersama. Jangan salahkan dirimu."
Soojoo masih menepuk-nepuk pelan punggung Jisoo, berharap bisa sedikit menenangkan adiknya itu.
"Aku egois unni. Aku membiarkan dia melakukan apa yang seharusnya tidak dia lakukan." Ucapnya sesegukkan.
"Andai saja aku membiarkan dia memutusi lelaki itu lebih awal, semua tidak akan kacau seperti sekarang."
Soojoo dengan sabar mendengarkan apa yang Jisoo luapkan. Ia tahu Jisoo sangat mencintai Jennie. Sejak masa training sampai sekarang. Sepengetahuannya, hanya Jennie yang bisa membuat adiknya ini menangis seperti sekarang dan hanya Jennie juga yang membuat Jisoo melepaskan kesempatan untuk bergabung bersama SM. Padahal Jisoo sangat mendambakan SM.
"Aku tidak pantas unni untuknya. Aku pengecut, aku tidak berguna, aku hanyalah sam-"
"Sstt.. kau sangat berharga untuk Jennie."
"Tapi ini terlalu menyiksa." Ucap Jisoo lemah.
Ia melepaskan pelukannya lalu beralih memeluk kedua sikut kakinya. Tangisnya masih sesegukkan.
knock knock
"Itu pasti Soojin. Hapuslah air matamu, kau belum mau mereka mengetahuinya kan?"
Jisoo mengangguk lalu meraih tisu untuk menghapus air matanya.
"Ingat, kalian saling menyayangi."
Soojoo lalu keluar dari kamar dan menghampiri Soojin.
"Mana Soo yaa?" Tanyanya sembari melepas sepatu.
"Dikamarku, sedang tidur."
"Aish tumben sekali. Soojoo ah, kau tahu tadi aku bertemu Jennie."
"Jinjja? Dimana?"
"Ditaman bersama lelaki. Sepertinya sesama idol."
Jisoo belum tidur. Ia mendengar setiap perkataan sahabatnya. Dia tahu jika Jennie memang hari ini akan pergi bersama Kai.
"Tapi sepertinya Jennie tidak benar-benar mencintai lelaki itu. Aku melihat dia menolak saat tangannya akan digenggam." Ucap Soojin dengan senyum miringnya.
Saat Jisoo ingin mencoba memejamkan matanya, tiba-tiba saja ponselnya berdering.
Dimsum❤
"Unni kau akan kembali jam berapa? Aku menunggumu."
Hampir setiap malam selama seminggu ini Jennie mengirimkan pesan yang sama untuk Jisoo. Jisoo sadar apa yang dilakukannya salah, tapi inilah satu-satunya cara untuk memperbaiki segalanya.
***
"Annyeong!"
Jisoo memasuki dorm bersama Dalgom. Ia melangkah menuju kamarnya. Belum juga lima langkah, seseorang keluar dari kamarnya.
"Kau akhirnya pulang unni. Aku merindukanmu."
Ucap Jennie lalu memeluk Jisoo. Jisoo belum membalas pelukan Jennie. Ia biarkan kekasihnya itu yang memeluknya.
"Jennie ya, Dalgom tidak bisa bernafas karena pelukanmu."
Mendengar ucapan Jisoo, Jennie kemudian melepas pelukannya dan Jisoo melepaskan Dalgom.