Flashback
Dua hari sebelum keberangkatannya menuju Thailand, Jennie dipanggil CEO Yang untuk menanda tangani kontrak dengan beberapa brand. Memang popularitas wanita capricorn ini sedang berada di puncak akhir-akhir ini. Terbukti dengan berbagai pencapaian. Tidak terganggu sedikitpun dengan berita kencannya.
CEO Yang belum ada diruangannya. Sehingga Jennie harus menunggu atasannya itu dulu. Ia hanya duduk di sofa sembari sesekali mengirim pesan kepada Jisoo.
Tiba-tiba ketika dirinya tengah menunggu balasan dari sang kekasih, matanya tefokus dengan beberapa berkas. Diatas tumpukan berkas itu tertulis 'tidak terpakai'. Awalnya Jennie hanya melihat sekilas, namun matanya kembali menangkap hal yang tak asing. Nama sang kekasih 'Kim Jisoo' tertera disalah satu berkas.
Dengan rasa penasarannya ia langsung meraih berkas tersebut. Membuka satu persatu lembaran."Kontrak kerja sama dengan brand xxx." Jennie membaca inti dari berkas tersebut.
Makin penasaran, ia kembali melihat berkas-berkas tadi. Hampir setengah dari tumpukan itu tertera nama Kim Jisoo.
"Casting drama Arthdal Cronicles."
"Kontrak Brand Ambassador Louis Vuitton."
....
....
....Pikirannya semakin kalut. Ia berpikir kenapa semua ditumpuk menjadi satu dengan tulisan tidak terpakai. Kenapa atasannya tidak membiarkan Jisoo memiliki schedule individu?
"Jennie-ya apa yang kau lakukan?" Suara CEO Yang.
Jennie yang tersentak kaget segera menaruh semua berkasnya lagi.
"Ah ani. Aku hanya penasaran." Jawabnya lalu berjalan lebih dekat ke arah atasannya itu.
CEO Yang hanya mengangguk lalu duduk di kursinya. Begitupun dengan Jennie yang duduk disebrangnya. Yang Sajang segera menyodorkan Jennie beberapa berkas kontrak dengan berbagai brand. Kontrak baru maupun perpanjangan kontrak. Jennie lalu mendatanganinya satu persatu.
"Tadi aku lihat ditumpukan berkas itu banyak sekali kontrak kerja untuk Jisoo unni. Tapi kenapa tandanya tidak terpakai?" Tanya Jennie.
"Jennie-ya, unni mu sedang menjalani hukumannya." Jawab CEO Yang.
"Hukuman? Apakah dia berbuat salah?"
CEO Yang mengangguk lalu meneguk sebentar kopi hitamnya.
"Seharusnya kau juga, tapi dia bilang biar dia sendiri yang menanggung hukumannya."
"Aku juga? Memang apa yang ku lakukan?"
CEO Yang membuka brankasnya lalu memberikan Jennie sebuah map cokelat.
"Coba kau buka."
Jennie dengan perasaan khawatir membuka map tersebut dengan hati-hati. Sebuah foto, ya Jennie melihat beberapa lembar foto. Foto dirinya dan Jisoo. Tengah memeluk tubuh satu sama lain dengan keadaan tubuh naked.
Ia tentu terkejut. Tidak percaya dengan apa yang dirinya lihat.
"Jisoo juga sudah melihat semuanya."
Suara sajangnim menyadarkan Jennie dari segala pikirannya yang campur aduk.
"Sebagai konsekuensi tadinya saya tidak akan memberikan kalian berdua schedule individu, namun Jisoo menolak. Dia bilang biar dia yang menanggung semuanya dan membiarkan dirimu bersinar."