Konser hari pertama selesai. Jennie cemburu? tidak. Ia terlihat biasa saja dan Jisoo merasa senang karena menang taruhan dengan Lisa. Jisoo sudah tahu dari awal jika hal itu tidak akan mempan dengan Jennie. Kekasihnya itu hanya akan cemburu jika melihatnya dengan wanita lain.
"Beri aku kesempatan satu hari lagi." Pinta Lisa sembari mengejar Jisoo yang sudah pergi lebih dulu.
"Tidak ada. Kau sudah kalah."
"YAK UNNI TUNGGU AKU."
Jisoo akhirnya menghentikan langkahnya. Menunggu Lisa yang masih dibelakang.
"Bagaimana jika sekarang taruhannya kau tidak usah membelikan kameranya. Cukup membayar setengah dari harga kameranya."
"Goal! Lakukanlah. Selamat memikirkan soal rencanamu Lalisa."
Jisoo kembali berjalan masuk kedalam kamarnya meninggalkan Lisa yang berada diluar. Rasanya ia ingin segera mandi dan tidur malam ini. Jennie masih berada dikamarnya dan bilang jika ia akan menghampiri Jisoo nanti.
Selesai mandi Jisoo memesan beberapa makanan untuk dimakannya sembari mengeringkan rambut.
Knock knock knock
"Ah itu pasti makananku."
Jisoo lalu membuka pintu kamarnya. Ternyata yang sekarang dihadapannya adalah Jennie. Ia membiarkan kekasihnya itu masuk lalu kembali menutup pintunya.
"Aku kira pelayan hotel."
"Aish. Kau hanya menggunakan bathrobe unni. Untung aku tamunya."
Jisoo langsung memeluk tubuh Jennie dari belakang setelah pintu tertutup. Rasanya ia sangat rindu wangi tubuh kekasih chubbynya. Jennie tentu tidak menolak. Ia malah merasa senang dengan tingkah manis Jisoo kali ini.
"Tidur dikamarku ne malam ini?" Tanya Jisoo dengan mengecup leher jenjang Jennie.
Jennie hanya mengangguk lalu membalikkan tubuhnya. Membiarkan Jisoo melumat bibirnya.
Saat ini keduanya sudah berada diatas sofa. Jennie yang menindih tubuh Jisoo dengan bibir yang masih terpaut. Serta Jisoo dengan tangannya yang tidak berhenti meremas bukit kembar Jennie.
Erangan serta desahan dari bibir seksi Jennie memenuhi ruangan yang semula hening. Suara kepuasan yang dihasilkan dari kegiatan keduanya benar-benar indah penuh hasrat. Ditambah lagi tangan Jennie yang sudah siapa melepas ikatan bathrobe Jisoo.
Jisoo menahan gerakan tangan Jennie lalu membalikkan posisi mereka.
"I hate you."
Mendengar ucapan kekasihnya, Jisoo hanya memberikan smirk lalu melanjutkan kegiatannya. Jisoo dengan segera mengangkat kaos kebesaran Jennie sehingga memperlihatkan bra berwarna hitam yang Jennie kenakan.
"Ngggghhhh..ahhh.."
"Mmppphhh..sshhiitt..."
Suara desahan Jennie ketika kepala Jisoo sudah berada diantara pahanya. Ia terus mengacak rambut Jisoo asal untuk menyalurkan hasratnya. Rasa nikmatnya yang ia dapatkan dari wanita pemilik bibir berbentuk hati.
Semakin lama, Jisoo lebih dalam menekan bagian sensitif Jennie dengan lidahnya. Memainkannya diantara klitoris dan sesekali menelusup kedalam. Jennie tentu tidak protes, ia sangat menikmati setiap momen yang Jisoo berikan untuknya.
"Aahhhhh... fasterrr Ji.. sshhit.."
"Jisoo ya..aahhhh.."
Jari tengah Jisoo bergerak dengan tempo cepat sehingga membuat Jennie kesulitan mengatur nafas. Namun, Jennie sangat suka permainan yang Jisoo berikan untuknya malam ini. Tidak pernah sekalipun merasakan lelah.
"Ngghhhh.. Aaahhh.."
"I love you."
"I know."
Ucap keduanya dengan nafas yang masih tersenggal-senggal. Jisoo menyenderkan kepalanya diatas dada Jennie. Sedangkan tangan Jennie sibuk menepikan rambut Jisoo yang menutupi wajah cantik kekasihnya itu. Tangan kiri Jisoo? tentu ia menggunakannya untuk memainkan nipple Jennie.
Knock knock knock
"Sayang, buka dulu pintunya."
Jisoo berdiri lalu memakai lagi bathrobe miliknya. Berjalan kearah pintu dan meraih makanan yang sebelumnya sudah ia pesan.
"Makan dulu." Ucap Jisoo kepada Jennie yang tengah memakai kembali pakaian.
Jisoo segera menyalakan TV dan duduk disamping Jennie. Melihat kekasihnya sudah duduk disamping dirinya, ia segera membaringkan tubuhnya. Menjadikan paha Jisoo sebagai bantalan.
"Suapi aku."
Pinta Jennie kepada Jisoo yang asik memakan kentang goreng. Mendengar pinta Jennie, Ia langsung menyuapi Jennie.
"Eoh... Soo Jung menelfonku."
Ucap Jisoo saat ponselnya berdering dan tertera nama Soo Jung di layar.
"Biar aku yang angkat."
Jennie meraih ponsel Jisoo dan langsung menggeser layarnya. Sedangkan Jisoo yang melihat kekasihnya tidak memakai bra dan hanya menggunakan kaos putih kebesaran dengan jahil memainkan payudara sekel kekasihnya.
"Yah! Aku ingin berbicara." Protes Jennie saat Jisoo mulai menekan payudaranya.
"Halo Jisoo ya!"
"Hmm..mian, tapi Jisoo sedang diluar."
"Ah, benarkah? Kalau begitu biar nanti aku telfon lagi saat dia sudah kembali ke hotel."
"Nghh..Yah Kim Jisoo!"
Desah Jennie yang tidak sengaja keluar. Ia berharap Krystal tidak mendengarnya."Ne. Kau bisa menghubunginya lagi nanti. Annyeong."
.....
"
Bukankah suara dia sangat seksi?" Tanya Jennie.
"Suara desahanmu yang paling seksi di dunia."
Jisoo kemudian mengeluarkan tangannya dari kaos Jennie. Sekarang pipi Jennie yang menjadi mainan Jisoo. Tangannya bergerak memainkan wajah Jennie, sedangkan pandangannya fokus dengan tontonan di televisi.
Begitupun dengan Jennie. Tangannya memainkan bibir hati Jisoo. Tatapannya juga fokus ke wajah cantik sang kekasih.
"Kau jadi ikut nanti saat aku bertemu Krystal?" Tanya Jisoo.
"Aku belum tahu. Memang boleh?"
"Kenapa tidak? Kau kekasihku Jennie Kim."
Jennie seketika mengeluarkan senyum gummy miliknya setelah mendengar jawaban Jisoo. Ia langsung mengeratkan pelukannya ditubuh Jisoo. Menenggelamkan wajahnya di perut kekasihnya.
"Jen, pindah ke kamar."
"Angkat aku."
Jennie lalu mendudukan tubuhnya. Menunggu Jisoo mengangkat tubuhnya.
"Kajja naik dipunggungku."
Jennie kembali tersenyum lalu menaiki punggung Jisoo. Setelah itu, Jisoo kemudian berjalan cepat memasuki kamarnya.
"Aish kau sangat berat."
"Ish.. body shaming."
Jisoo hanya terkekeh lalu menidurkan tubuh Jennie diatas kasur.
"Beratmu dua kali berat Soo Jung." Ucap Jisoo lalu berlari masuk ke kamar mandi.
"YAH KIM JISOO!"