Jennie POV
Akhir-akhir ini entah kenapa Kekasihku, Kim Jisoo menjadi sangat berubah. Lebih tepatnya setelah kepulangan kami dari Manila. Saat itu ia meminta manajer oppa untuk mengantarnya ke rumah keluarganya.
Bukan hanya itu. Ia juga sengaja tidak mengangkat dan membalas pesanku selama dirinya menginap disana. Namun, saat Lisa ataupun Chaeng yang mengirim pesan ia tetap meresponnya. Hal itu juga yang membuatku lebih sering meminjam ponsel mereka. Hanya untuk berbalas pesan dengan Jisoo.
Sesekali aku menanyakan tentang kabarnya dan kapan akan kembali, ya walaupun dengan gaya tulisan yang kusamakan dengan Lisa atau Chaeng.
Pernah sekali aku bertanya kepadanya,
"Unni, apa kau tidak merindukan kekasihmu?"
Aku tentu berharap ia akan menjawabnya dengan jujur karena aku menggunakan kontak Lisa. Namun, jawabannya cukup membuatku kecewa.
Jisoo hanya menjawab,
""Bukankah kalian bahagia karena tidak ada aku disana?"
Yah! Pabo! Kim Jisoo bodoh!
Kenapa bisa dia berpikiran seperti itu? Padahal setelah konser berakhir aku selalu kembali ke pelukannya. Bahkan dengan bebas memberi ciuman satu sama lain.
Lalu yang paling menyedihkan adalah ketika aku bertanya kepada Soojin tentang sifat Jisoo yang berubah drastis. Aku bahkan menyempatkan waktuku untuk bertemu empat mata dengannya.
Saat itu Soojin unni berkata,
"Kadang Jisoo masih merasa terganggu dengan hubunganmu masa lalumu dengan Kai. Apalagi setelah dispatch mengatakan kalian berpegangan tangan dan mengambil foto bersama. Belum lagi ketika ia mendengar dari Seulgi, bahwa kau menyuapkan Kai sesuap kue."
Pertemuan kita waktu itu diakhiri dengan kalimat akhir dari Soojin.
"Jisoo pernah berkata jika ia tidak ingin kau mengulang hal manis yang pernah kau lakukan dengan Kai kepadanya."
Jisoo-ya mianhae. Aku tidak pernah menyangka jika didalam hatinya ia menyimpan banyak penderitaan karenaku.
Bahkan sekarang aku sudah menjadi orang paling egois di dalam hubungan ini.
Jennie POV end
Malam ini udara Seoul cukup dingin. Bintang bahkan enggan menampakkan dirinya dihadapan wanita bermata kucing yang tengah menunggu kedatangan sang kekasih. Hampir satu jam Jennie menunggu Jisoo kembali setelah kepergiannya selama empat hari. Ia sudah rindu dekapan serta kecupan si empunya bibir berbentuk hati.
"Annyeong!"
Jennie tersenyum mendengar suara yang sudah tidak asing lagi ditelinganya itu, ya suara Jisoo. Ia yang sebelumnya tengah menatap nanar langit malam dengan segera menghampiri Jisoo. Masih dengan senyum yang merekah.
"I miss you." Jennie memeluk tubuh Jisoo.
Tidak lama, karena Jisoo dengan cepat melepas pelukan kekasihnya.
"Eomma membawakanmu, Lisa, dan Chaeng sandwich isi daging." Ia Kemudian menaruh kotak makanannya diatas meja.
Tanpa menunggu Jennie kembali memeluk tubuh Jisoo. Ia masih sangat merindukan wangi tubuh tanpa parfum milik Jisoo. Tetapi lagi-lagi dengan cepat Jisoo melepasnya.
"Hmm..." Sejenak berpikir.
"Aku mengantuk. Kita lanjut besok saja ya? Daah.."
Ia berlalu begitu saja meninggalkan Jennie yang berdiri mematung. Tidak lupa, ia juga mengunci pintu kamarnya. Takut Jennie akan menghampirinya.
Melihat Jisoo yang pergi begitu saja tentu membuat Jennie semakin resah. Rasanya ia ingin menemui Eomma Kim dan menceritakan semuanya lagi seperti sebelumnya. Perubahan sifat Jisoo mampu membuat dirinya tak karuan.
"Eomma, i need you."
08.00 KST
Jisoo duduk diatas sofa dengan satu mangkuk sereal diatas tangannya. Animasi yang ditayangkan di layar TV juga menemani kegiatan sarapannya pagi ini. Pagi yang indah.
"Setelah pergi hampir satu minggu dan sekarang kau asik memakan sereal milikku unni?" Oceh Lisa yang baru saja bangun.
"Yah! sisir dulu rambut singamu itu."
Lisa lalu duduk disamping Jisoo dan memeluk tubuh mungil unni tertuanya.
"Aish, nanti serealnya jatuh."
"Tidak apa, nanti juga Chaeng akan membersihkannya."
"SHIRREO!" Teriak Chaeng dari depan pintu kamarnya.
Ia lalu menghampiri keduanya dan tanpa menunggu ikut memeluk tubuh Jisoo.
"Unni, i miss you."
"Miss you too, Chaeng-ah."
Jisoo lalu menyuapi Chaeng satu sendok sereal yang membuat adiknya itu mengeluarkan senyum.
"Me too!" Rengek Lisa dengan aegyonya.
"Wae? kenapa kau sangat menakutkan ketika bertingkah lucu seperti itu?" Ledek Jisoo sembari menyuapi Lisa.
Ketiganya lalu asik menonton animasi pagi bersama. Sesekali Jisoo menyuapi kedua adiknya secara bergantian. Sampai akhirnya sereal habis dan hanya menyisahkan mangkuk.
"Kalian berdua kenapa sering sekali mengirimku pesan?" Tanya Jisoo setelah menaruh bekas sarapannya ke dapur.
"Kita rindu denganmu unni." Ucap Chaeng alibi.
"Itu sih Jen- yahh! Park Chaeyoung kenapa kau menutup mulutku?" Protes Lisa saat Chaeng menghentikan perkataannya.
"Mulutmu bau, nanti Jisoo unni bisa pingsan. Kau tahu?" Ucap Chaeng yang dibalas gerutuan oleh Lisa.
Tepat setelah itu, Lisa dan Chaeng menyenderkan kepalanya dipundak Jisoo. Tertawa bersama karena adegan lucu yang ditayangkan TV. Melupakan satu orang yang masih berada didalam kamarnya.
Hampir setengah jam mereka diposisi seperti itu. Bahkan sekarang TV yang sebelumnya menayangkan animasi pagi sudah berganti menjadi acara musik. Menayangkan beberapa grup yang sedang melakukan promosi.
Namun bukan itu yang menjadi fokus Jisoo. Melainkan Jennie yang sudah berada dihadapannya dengan mata sembab.
"Kita harus bicara."