Mobil berwarna hitam itu berhenti di cafe dekat dome. Jisoo dengan segera keluar dan menghampiri Jennie. Tanpa menunggu, dipeluknya tubuh sang kekasih yang masih menangis sesegukkan.
"Kita kembali ke dorm." Ucap Jisoo lalu membawa Jennie masuk ke dalam mobil milik Seulgi. Diikuti Chaeng.
Selama diperjalanan Jennie terus menangis dipelukan Jisoo. Sedangkan Jisoo masih terus mencoba menenangkan kekasihnya. Dibelainya dengan lembut pipi Jennie yang kemerahan.
Seulgi dan Yeri yang memang tidak tahu apa-apa hanya diam. Mereka bingung dengan apa yang terjadi saat ini. Jisoo yang tiba-tiba minta diantar ke Gocheok dan sekarang mereka melihat Jennie yang menangis. Ditambah lagi pipi Jennie yang terlihat merah.
"Kau memberitahu dia jika kau sedang disana?" Tanya Jisoo kepada Jennie.
Jennie menggelengkan kepalanya.
"Sepertinya dia melihat post-an kami unni." Balas Chaeng.
"Lalu kenapa kalian bertengkar?"
"Tadi kami keluar venue bersama Mino dan Hoon oppa. Lalu dia tiba-tiba muncul dan menarik Jennie unni." Jelas Chaeng.
"Lalu dia menamparmu?" Jennie mengangguk.
Jangan ditanya bagaimana kesalnya Jisoo sekarang. Ia mengepal tangannya kencang dan jendela kaca mobil Seulgi menjadi sasarannya.
"Jis mobilku belum lunas." Protes Seulgi.
"Ah mian. Aku mau nomor lelaki itu." Pinta Jisoo kepada Jennie.
Jennie menggelengkan kepalanya lagi. Ia tidak mau jika Jisoo akan baku hantam dengan lelaki itu. Walaupun ia tahu Jisoo pemegang sabuk taekwondo, tapi tetap saja ia tidak mau kekasihnya terluka lagi karena dirinya.
"Wae? dia sudah menyakitimu. Aku tidak suka melihat mu disakiti seperti ini Jen."
"Aku lebih tidak mau melihatmu terluka lagi." Ucap Jennie lirih.
Jisoo kembali membawa Jennie kedalam pelukannya. "Mianhae." Ucapnya lalu mengecup pucuk kepala Jennie.
***
"Sayang bangun.." Suara Jisoo membangunkan Jennie yang masih tertidur pulas.
"Aku membuatkanmu bubur."
Jennie membuka matanya dan tersenyum saat mendapati Jisoo didepannya. Ia lalu mengecup singkat pipi Jisoo.
Jennie menggulung rambutnya keatas dan mulai memakan bubur buatan Jisoo. Sesekali ia menyuapi kekasihnya itu.
"Apa pipi mu masih sakit?" Tanya Jisoo sembari membelai lembut pipi Jennie.
"Sedikit."
Ia lalu menaruh nampan bekasnya sarapan diatas nakas lalu meminum air mineral.
"Itu namanya karma Jennie Kim." Ledek Jisoo sebari mencubit pipi Jennie.
"Ish dasar."
"Dia cemburu karena kau keluar bersama Mino oppa?"
Jennie mengangguk.
"Ne. Dia bilang aku murahan. Dia memaki ku. Bahkan dia tidak memberiku kesempatan berbicara."
"Dia cemburu hanya karena melihatmu berjalan bersama Mino oppa, apalagi dia jadi aku yang melihatmu hampir berciuman. Bisa-bisa kepala mungil mu itu ditebas."