Can't

5.1K 651 83
                                    

Mereka baru saja tiba di Manila untuk melanjutkan tur. Di bandara tentu banyak fans mereka yang menunggu kedatangan keempat gadis cantik tersebut. Bahkan terkesan ricuh saat itu.

"JENLISA! JENLISA! JENLISA!"

Suara teriakan dari fans mereka tentu dapat didengar oleh mereka. Bahkan entah kenapa hal itu dapat mengubah mood Jisoo begitu cepat. Jennie yang sadar akan perubahan kekasihnya itu pun langsung meraih wajah Jisoo dan membelainya.

"Wae?"

Jisoo hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Hampir setengah jam berada di bandara, akhirnya mereka pun pergi menuju hotel. Namun, Jennie dan Jisoo menyempatkan diri untuk menikmati makan malam terlebih dahulu. Hanya mereka berdua.

Dari awal Jennie terus menyuapi kekasihnya itu. Sedangkan Jisoo hanya memainkan ponselnya dan sesekali merekam Jennie yang tengah asik makan.

"Yah! berhenti merekamku."

"Wae? Kau sangat lucu."

"Pipiku terlihat seperti mandu Ji."

Jisoo lalu menghentikan kegiatannya dan membelai pipi gembil kekasihnya.

"Kenapa memang? Aku menyukainya."

"Orang lain tidak." Jawab Jennie dengan meraih tangan Jisoo dipipinya.

Mereka lalu melanjutkan kegiatan makan malamnya sebelum kembali ke hotel untuk istirahat.

~

Sesampainya di hotel, mereka masuk ke kamar masing-masing terlebih dahulu.

"Setelah ini aku akan menghampirimu." Ucap Jennie setelah mengecup pipi Jisoo.

"Ah ne, jangan lama-lama."

Jennie lalu masuk kedalam kamarnya yang hanya berbeda satu pintu dari kamar Jisoo.

Selesai menghapus make up dan mengganti bajunya Jennie langsung menghampiri Jisoo. Dilihatnya Jisoo dengan piyamanya tengah bermain nintendo. Tanpa menunggu lagi ia langsung menghampiri Jisoo dan memeluknya.

"Mianhae." Ucap Jennie.

"Untuk apa?"

"Kejadian tadi."

"Itu bahkan bukan salahmu." Balas Jisoo masih fokus dengan game yang ia mainkan.

Mendengar jawaban Jisoo, ia kemudian mengeratkan pelukannya di tubuh Jisoo.

"Yahh Kim Jisoo... apa tanganmu hanya bisa kau gunakan untuk bermain game?" Omel Jennie dengan aegyonya.

"Wae?" Tanya Jisoo kebingungan.

"Hug me baby!"

Mendengar permintaan kekasihnya, Jisoo langsung menaruh nintendo miliknya diatas nakas lalu membalas pelukan Jennie. Membiarkan Jennie menenggelamkan wajah di ceruk leher miliknya. Tangannya pun tidak dibiarkan begitu saja. Jisoo sibuk memainkan pipi gembil kesukaannya.
"Kau sudah meminum obatmu?"

Jennie menggelengkan kepalanya.

"Dimana obatmu biar ku siapkan."

Saat Jisoo hendak bangkit, ia malah mempererat pelukannya. Tidak membiarkan kekasihnya itu pergi.

"Nanti saja." Pinta Jennie.

Semenjak itu, keadaan hening. Keduanya hanya diam menikmat keheningan yang tecipta. Tanpa ada niat melepas pelukan satu sama lain.

"Mendengar banyak blink yang menganggap kalian serasi kadang membuatku cemburu."

Jennie seketika mengangkat wajahnya agar bisa menatap wajah Jisoo. Merasa diperhatikan, Jisoo pun menatap balik Jennie. Sehingga membuat keduanya saling menatap.

Saat ini adalah keadaan yang sangat Jennie benci. Keadaan dimana Jisoo mulai merasa terganggu dengan kedekatannya dengan sang maknae. Ketakutan yang sebelumnya ia rasakan pun kembali menghampiri.

"Kau tahukan jika hatiku hanya untukmu?" Tanyanya dengan khawatir.

"Aku tahu tentang itu Jen. Bahkan sangat mengetahuinya."

Jennie kali ini mulai meletakkan kedua telapak tangannya di pipi Jisoo. Semakin menatap dalam mata hitam kekasihnya.

"Apa yang membuatmu cemburu jika kau tahu soal itu Ji?"

Jisoo lalu melepaskan tangan Jennie dari wajahnya. Menggenggam lengan Jennie dengan kencang.

"Melihatmu bermesraan didepan ku." Ucapnya lalu mengalihkan pandangannya dari Jennie.

"Look at me!"

"Kim Jisoo lihat aku."

Jisoo lalu kembali menatap mata Jennie.

"Apa yang harus aku lakukan Ji? Apa yang kau mau?"

Jisoo menarik nafasnya dalam sebelum menjawab pertanyaan bertubi-tubi dari Jennie.

"Jauhi Lisa."

***

Seakan tidak terjadi apa-apa, setelah menyelesaikan konser mereka bahkan melakukan siaran langsung disaat kedua maknaenya tengah asik berenang dibawah. Bahkan ketika konser tadi, entah mendapat keberanian darimana Jisoo mengecup pipi Jennie.

Menjadikan Jennie sebagai wanita pertama yang ia kecup diatas panggung.

"Tumben sekali berani mengecupku."


"Apa hanya Lisa yang boleh mengecupmu?"

"Aniyo. Kau bahkan bisa mengecupku kapan saja dan dimana saja."

"Walaupun setelah itu kau kembali mengecup Lisa." Ledek Jisoo yang mendapat gebukan dari Jennie.

"Yah appo!" Gerutu Jisoo dengan mengerucutkan bibirnya.

"Bibirmu seperti bebek." Ledek Jennie dengan mencubit bibir Jisoo.

Jisoo tiba-tiba saja membawa Jennie kedekapannya. Membuat Jennie tersentak kaget karena perlakuan tiba-tiba kekasihnya.

chu~

Jisoo mengecup bibir Jennie yang memiliki warna sama dengan bibirnya. Membuat Jennie tersenyum dan kembali menyatukan bibir keduanya. Melumat lembut bibir berbentuk hati seakan tidak peduli bahwa dirinya tengah sakit dan bisa saja menyalurkan virus bagi kekasihnya.

Jisoo pun nampaknya tidak peduli dengan keadaan Jennie. Ia terlanjur menikmati setiap decakan yang keluar dari pergerakan bibir mereka.

Namun Jisoo tiba-tiba saja menghentikan gerakan bibirnya. melepaskan tautan antar keduanya membuat Jennie kebingungan dengan apa yang terjadi saat ini.

"Kau belum menjawab keinginanku."

Mendengar ucapan Jisoo, ia kemudian kembali menyatukan bibirnya dengan milik Jisoo. Melumatnya lagi seperti sebelumnya.

"I can't."





[END] Sugarplum ElegyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang